HUBUNGAN UPAH DAN INSENTIF DALAM MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA AFDELING VII KEBUN BARU PTP. NUSANTARA-I
S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
Guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase
O l e h
L E G I M A N
NPM : 94.10311
JURUSAN : MANAjEMEN
PROGRAM STUDI : STRATA SATU (S1)
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN
(STIM) PASE LANGSA
2006
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah
memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis telah dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul : “Hubungan Upah dan Insentif Dalam Meningkatkan Hasil
Produksi Kelapa Sawit Pada Afdeling VII Kebun Baru PTP. Nusantara – I”, guna
memenuhi sebahagian syarat-syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase Langsa.
Penulis telah berusaha dan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu
dengan kerendahan hati penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tulisan ini dimasa mendatang.
Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan,
petunjuk, pengarahan serta fasilitas yang telah diberikan sebelum dan sesudah
penyelesaian skripsi ini dilaksanakan. Ucapan terima kasih ditujukan kepada
yang terhormat :
1.
Bapak Drs. H Said Yunus, MM selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase Langsa, dan sekaligus sebagai Pembimbing-I
yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak Saifuddin Puteh, SE, MM, selaku Pembantu
Ketua Bidang Akademik yang telah meluangkan waktu, memberi bimbingan dan saran
hingga penulisan ini dapat diselesaikan.
3.
Ibu Nazarina, SE, MM selaku pembimbing II, yang
telah banyak memberikan petunjuk dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
4.
Bapak dan Ibu Staf Pengajar pada Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen (STIM) Pase Langsa yang telah membekali penulis dengan
pengetahuan, selama penulis masih menuntut ilmu dibangku kuliah.
5.
Pimpinan Kantor Direksi PTP. Nusantara – I yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6.
Pimpinan, Pegawai dan karyawan PTP. Nusantara – I
yang telah membantu dan memberikan berbagai fasilitas selama melakukan
penelitian.
7.
Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda serta istri
dan anak-anakku yang tercinta tak lupa saudara-saudaraku, reken-rekan beserta
kaum kerabat yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis dalam
menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah.
Semoga
segala bantuan dan bimbingan serta dorongan yang diberikan kepada penulis
mendapat imbalan yang layak dari Allah Swt, dan mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukannya. Amin.
Langsa, 2006
Penulis
LEGIMAN
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
DAFTAR TABEL............................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... iv
ABSTRASI..................................................................................... v
Bab I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang Permasalahan......................................... 1
B.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................... 4
C.
Hipotesis...................................................................... 5
D. Metode Penelitian.......................................................... 5
E.
Metode Analisis Data...................................................... 6
F.
Peralatan Analisis.......................................................... 7
G.
Sistematika Penulisan..................................................... 9
Bab
II STUDI KEPUSTAKAAN.......................................................... 11
A.
Pengertian Upah dan Insentif.......................................... 11
B.
Teori Upah................................................................... 13
C.
Jenis-jenis Insentif......................................................... 14
D.
Pengertian
Produksi ...................................................... 15
Bab III HASIL PENELITIAN............................................................. 17
A.
Keadaan Perusahaan...................................................... 17
B.
Kriteria Dalam
Melakukan Pemanenan ............................. 20
C.
Kebijakan
Pemberian Upah............................................. 23
D.
Kebijakan
Pemberian Insentif.......................................... 25
E.
Hasil Produksi
Kelapa Sawit............................................ 29
Bab IV PEMBAHASAN..................................................................... 32
A.
Analisis Pemberian
Upah dan Insentif.............................. 32
B.
Analisis Hubungan
Upah dan Insentif Terhadap Hasil
Produksi Kelapa Sawit.................................................... 33
Bab
V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN......................................... 36
A.
Kesimpulan................................................................... 36
B.
Saran – Saran............................................................... 37
DAFTAR
KEPUSTAKAAN................................................................. 38
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................... 39
ABSTRAKSI
HUBUNGAN UPAH DAN INSENTIF DALAM MENINGKATKAN
HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA AFDELING VII
KEBUN BARU PTP. NUSANTARA - I
NAMA : LEGIMAN
NPM : 94.10311
PEMBIMBING I :
Drs. H. Said Yunus, MM
PEMBIMBING II :
Nazarina, SE, MM
Afdeling VII Kebun Baru sebagai salah satu unit dari PTPN – I Kebun Baru dalam kegiatan
operasionalnya diharapkan dapat memberikan keuntungan sebagaimana yang
diharapkan guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan, dengan upaya
meningkatkan hasil produksi kelapa sawit dengan memperhatikan penghasilan
karyawan antara lain pemberian upah dan
insentif yang dapat membangkitkan semangat kerja karyawan sehingga target
produksi tercapai.
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui dan menganalisis seberapa besar hubungan upah dan insentif yang
diberikan terhadap hasil produksi kelapa sawit dan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor apakah yang menghambatnya.
Sedangkan untuk mengolah data digunakan metode kuantitatif dan kualitatif.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa selama lima
tahun terakhir pemberian upah dan insentif karyawan terus meningkat sedangkan
hasil produksi terus menurun.
Setelah
pembahasan dilakukan dengan bantuan peralatan analisis diperoleh hasil koefisien
korelasi parsial untuk variabel upah (X1)
dengan produksi kelapa sawit yaitu r sebesar -0,3933 dan nilai variabel
insentif (X2) dengan produksi kelapa sawit yaitu r sebesar 0,9807
sedangkan nilai hubungan upah (X1)
dengan insentif (X2) diperoleh r sebesar 0,3215. Sehingga dengan
pembuktian tersebut hipotesa yang telah diajukan semula adalah dapat diterima.
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
III-1
LUAS AREAL TANAM PTPN – I KEBUN BARU TAHUN 2006.. 18
III-2 JUMLAH KARYAWAN AFDELING VII PTPN – I
KEBUN BARU
TAHUN 2000 - 2004........................................................... 19
III-3 UPAH KARYAWAN AFDELING VII PTPN – I KEBUN
BARU
TAHUN 2000 - 2004........................................................... 23
III-4 PEMBERIAN
INSENTIF AFDELING VII PTPN – I KEBUN
BARU TAHUN 2000 - 2004.................................................. 29
III-5 HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT AFDELING VII
PTPN – I KEBUN BARU TAHUN 2000 –
2004........................ 30
IV-1
PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI PARSIAL VARIABEL
UPAH, INSENTIF, DAN HASIL PRODUKSI
KELAPA SAWIT
AFDELING VII PTPN – I KEBUN BARU................................... 39
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
I... PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI PARSIAL
VARIABEL
UPAH, INSENTIF, DAN HASIL
PRODUKSI KELAPA SAWIT
AFDELING VII PTPN –
I KEBUN BARU………………………………….. 39
II PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI PARSIAL
HUBUNGAN
UPAH DAN INSENTIF DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI
KELAPA SAWIT PADA AFDELING
VII PTPN – I KEBUN
BARU TAHUN 2000 – 2004.................................................. 40
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Permasalahan
Perkebunan merupakan sub sektor pertanian yang saat ini
sedang dikembangkan ditanah air. Jenis tanaman perkebunan yang sedang
dikembangkan adalah seperti karet, kelapa sawit, tebu, dan coklat. hasil
perkebunan tersebut adalah komoditi non migas yang merupakan salah satu
alternatif untuk menghadapi globalisasi saat ini.
Kelapa sawit adalah jenis tanaman yang sedang
dibudidayakan secara besar-besaran antara lain jenis tanera, dan dura yang di
kembangkan oleh pemerintah melalui Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) maupun
oleh pihak swasta melalui investor dalam negeri.
Dalam usaha untuk membangun sektor perkebunan diharapkan
dapat meningkatkan produksi dan memperluas lapangan pekerjaan dan akhirnya
dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri.
Setiap organisasi atau perusahaan, apapun tujuannya,
harus mampu memelihara keseimbangan yang tepat dalam ”kuantitas” maupun
”kualitas” Sumber Daya Manusianya dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.
Oleh karena itu mutlak bagi seorang manajer dalam suatu organisasi
menggerakkan, memotivasi, mengarahkan dan mengefektifkan secara tepat, baik dan
benar dalam mencapai sasaran tugas pokoknya masing-masing.
Tercapai tidaknya tujuan perusahaan, sangat ditentukan oleh
karyawan didalam melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya. Oleh karena itu
masalah pemanfaatan karyawan harus mendapat suatu perhatian khusus, terutama
yang berkaitan dengan masalah pendapatan yang berupa upah bagi kelancaran
kerja.
Upah
karyawan adalah suatu bentuk pemberian kompensasi yang bersifat
”Finansial” dan merupakan yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi yang ada,
bagi karyawan. Sebab, upah tersebut bagi setiap karyawan yang menerimanya
berfungsi sebagai jaminan bagi kelangsungan kehidupannya. Sedangkan bagi
perusahaan, upah yang teratur dan layak diberikan kepada para karyawan,
berfungsi pula sebagai jaminan kelangsungan produksi dari perusahaan. Sebab,
adanya produksi, karena adanya sumber daya manusia yang berhasil menanganii
proses produksi tersebut. Dengan demikian amat penting artinya bagaimana
menentukan besarnya upah sedemikian rupa, sehingga karyawan puas, tetapi
perusahaan pun tidak rugi atau dirugikan.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas
sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang Agribisnis
Pembudidayaan Perkebunan Kelapa Sawit yaitu PT.Perkebunan Nusantara –I
(Persero) unit kerja Kebun Baru atau PTPN – I Unit Kebun Baru, adalah unit perusahaan yang bergerak dibidang
perkebunan yang padat karya, dimana dalam kegiatan operasionalnya banyak
menggunakan tenaga kerja manusia.
Afdeling VII Kebun Baru sebagai salah
satu unit dari PT. Perkebunan Nusantara
– I Langsa (PTPN – I) dalam kegiatan operasionalnya diharapkan dapat serta
memberikan kontribusi laba atau keuntungan sebagaimana yang diharapkan guna
menunjang kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang, dengan upaya
meningkatkan hasil produksi Tandan Buah Segar (TBS) melebihi dari Afdeling
lainnya.
Apabila pendapatan karyawan benar-benar
diperhatikan oleh perusahaan maka semangat kerja karyawan akan bertambah,
dengan bertambahnya semangat kerja karyawan maka akan tercapai kinerja yang
tinggi pula, sehingga misi daripada perusahaan yaitu tercapainya target
produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit relatif lebih mudah dicapai.
Sebaliknya apabila perusahaan kurang memperhatikan penghasilan karyawan antara
lain pemberian upah dan insentif yang
tidak sesuai dengan pengorbanan karyawan itu sendiri, maka semangat kerja akan turun
dan pada gilirannya target produksi yang diharapkan tidak tercapai yang
akhirnya semakin besar resiko kerugian pada perusahaan, oleh karena itu semakin
besar pengorbanan yang diberikan oleh karyawan kepada perusahaan, maka
perusahaan juga memberikan balas jasa yg sesuai kepada karyawan sehingga
terjadi keseimbangan hak dan kewajiban antara pihak perusahaan dan karyawan.
Dalam penentuan upah bagi suatu jabatan
diperlukan adanya evaluasi jabatan. Adapun pengupahan insentif dimaksudkan
untuk memberikan upah yang berbeda, tetapi bukan didasarkan pada evaluasi
jabatan, namun ditentukan karena perbedaan prestasi kerja. Perbedaan upah
tersebut merupakan tambahan upah karena ada kelebihan prestasi yang membedakan
dengan yang lain. Inilah yang disebut dengan insentif yang dimaksudkan untuk
dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan mempertahankan karyawan yang
berprestasi, untuk tetap berada dalam perusahaan.
Sejalan dengan permasalahan tersebut
diatas, penulis tertarik untuk menganalisis hubungan antara upah dan insentif
terhadap hasil produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit, yang penulis
tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “Hubungan Upah Dan Insentif Dalam
Meningkatkan Panen Kelapa Sawit Pada Afdeling VII Kebun Baru PTP. Nusantara-I”.
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.
Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar hubungan
upah dan insentif yang diberikan terhadap hasil produksi kelapa sawit pada Unit
Kerja Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru.
b.
Untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor apakah yang menghambat produksi Kelapa Sawit
pada Unit kerja Afdeling VII PTPN - I Kebun Baru.
2. Kegunaan Penelitian
a.
Sebagai upaya untuk memperoleh gambaran tentang teori-teori
yang penulis peroleh, baik pada saat pendidikan maupun dari buku-buku dengan
realita yang sebenarnya terjadi di Unit kerja Afdeling VII PTPN - I
Kebun Baru.
b.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen
perusahaan PTPN - I Kebun Baru dalam pengambilan keputusan.
c.
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) PASE Langsa.
C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang penulis
kemukakan diatas, maka penulis dapat mengambil suatu hipotesis atau dugaan
sementara sebagai berikut : bahwa upah dan insentif yang diterapkan oleh
Afdeling VII PTPN - I Kebun Baru mempengaruhi
hasil produksi Kelapa Sawit.
D.
Metode Penelitian
Dalam usaha
untuk mendapatkan data serta berbagai informasi yang diperlukan dalam penulisan
ini, maka penulis mengadakan penelitian dengan cara :
1. Penelitian
Lapangan ( Field Research )
Untuk mendapatkan
data dan informasi primer yang diperlukan didalam penulisan ini dengan cara :
a.
Wawancara.
Yaitu merupakan
kegiatan data dan informasi primer yang diperlukan dalam penulisan ini
dilakukan wawancara dengan pimpinan dan karyawan.
b.
Observasi.
Yaitu merupakan
kegiatan pengumpulan data yang penting dilakukan dengan cara mengamati langsung
pada Afdeling VII PTPN - I Kebun Baru dan
kemudian menganalisisnya secara ilmiah.
2. Penelitian
perpustakaan (Field Research)
Untuk memperoleh
atau mendapatkan data skunder yang merupakan pendukung data primer, maka
penulis melakukan dengan cara mengutip pendapat-pendapat atau teori-teori dan
pemahaman yang mempunyai kaitannya dengan penulisan ini dengan cara membaca dan
menyalin literatur-literatur pada perpustakaan STIM PASE Langsa.
E.
Metode Analisis
Data
Dalam upaya menganalisis data yang diperoleh dari hasil
penelitian dan literatur-literatur yang ada, penulis menggunakan cara
menganalisis data sebagai berikut :
1. Metode
Kualitatif.
Dengan menggunakan metode ini, penulis
mencoba menganalisis data yang diperoleh dari lapangan dan membuatnya dalam
bentuk tabulasi kemudian membandingkan dengan pendapat para ahli dari teori
yang ada sebagai landasan teoritis.
2. Metode
Kuantitaf.
Dengan
metode ini penulis menganalisis data yang diperoleh dari hasil
penelitian untuk melihat makna hubungan
antara Variabel.
F.
Peralatan Analisis
Untuk mengetahui dan menguji hipotesis tentang Hubungan Upah Dan Insentif
Dalam Meningkatkan Hasil Produksi Kelapa Sawit Pada Afdeling VII PTPN – I Kebun
Baru, digunakan analisis Supranto (2000 : 193-195) Koefisien Korelasi Parsial
antara X1, dan Y, X2 dan Y, serta X1 dan X2
yaitu:
1
![]() |
∑x1iyi = ∑X1iYi - ∑x1i∑yi
n
1
![]() |
∑x2iyi = ∑X2iYi - ∑X2i∑Yi
n
1
![]() |
∑yi2 = ∑Yi2 - (∑Yi)2
n
1
![]() |
∑x21i = ∑X1i2 - (∑X1i)2
n
1
![]() |
∑x22i = ∑X2i2 - (∑X2i)2
n
1
![]() |
∑x1ix2i = ∑X1iX2i - ∑X1i∑X2i
n
![]() |
![]() |
![]() |
∑x2iyi
![]() |
r2y =


r1y – r2yr12



(Koefisien korelasi parsial X1 dan Y, kalau X2
konstan)
r2y – r1yr12



(Koefisien korelasi parsial X2 dan Y, kalau X1
konstan)
r12 – r1yr2y



(Koefisien
korelasi parsial X1 dan X2, kalau Y konstan)
dimana :
r1y2 = Koefisien korelasi parsial antara upah
dan produksi, kalau insentif konstan.
Jadi pengaruh insentif terhadap hasil produksi tidak diperhitungkan.
r2y1 = Koefisien korelasi
parsial antara insentif dan produksi, kalau upah konstan. Jadi pengaruh upah
terhadap hasil produksi tidak diperhitungkan.
r12.y =
Koefisien korelasi parsial antara upah dan insentif, kalau hasil
produksi konstan. Jadi pengaruh hasil produksi terhadap upah dan insentif tidak
diperhitungkan.
x1 = Upah
x2 = Insentif
Y = Produksi TBS Kelapa
Sawit.
n = Tahun sampel
G.
Sistematika
Penulisan
Penulisan skripsi ini ditulis secara sistematis didalam
lima bab, dan masing-masing bab mempunyai sub bab dengan rincian adalah:
Bab I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang Latar
Belakang Permasalahan, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Hipotesis, Metode
Penelitian, Metode Analisis Data, Peralatan Analisis dan Sistematika Penulisan.
Bab II STUDI KEPUSTAKAAN
Menjelaskan
pengertian Upah, Teori Upah, Pengertian Insentif, Jenis-jenis Insentif,
Pengertian Produksi.
Bab
III HASIL PENELITIAN
Mengenai Keadaaan Perusahaan, Hasil
Produksi Kelapa Sawit, Kriteria Dalam Melakukan Pemanenan, Kebijakan Pemberian
Upah dan Kebijakan Pemberian Insentif.
Bab IV PEMBAHASAN
Menjelaskan
tentang Analisis Pemberian Upah dan Insentif, Analisis Hubungan Upah dan
Insentif terhadap Hasil Produksi Kelapa Sawit.
Bab V KESIMPULAN
DAN SARAN-SARAN
Bab ini berisikan Kesimpulan dan
Saran-saran yang ditarik penulis dari bab-bab sebelumnya.
BAB
II
STUDI KEPUSTAKAAN
A.
Pengertian Upah dan Insentif
Upah merupakan salah satu alat untuk
memotivasi seorang individu untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Dengan pemberian upah yang sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan
seorang karyawan akan merasa dihargai dan memiliki loyalitas untuk menjaga dan
memajukan perusahaan tempatnya bekerja.
Untuk lebih lanjut dapat dilihat pengertian
mengenai Upah dari pendapat beberapa para ahli yang antara lain sebagai berikut
:
Selanjutnya Sumarsono (2003:141) Upah adalah sesuatu
penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan
atau jasa yang telah atau dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk
uang yang ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau peraturan
perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara
pengusaha dengan karyawan termasuk tunjangan, baik untuk karyawan itu sendiri
maupun untuk keluarganya.
Menurut Martoyo (2000:130) Upah
dan/atau gaji karyawan adalah suatu bentuk pemberian kompensasi yang bersifat
”finansial” dan merupakan yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi yang ada
bagi karyawan.
Sedangkan menurut Alma (2002:203) upah
(wages) is pay based on the number of hours employee has work.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.3 (1992:21)
upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja
untuk sesuatu pekerjaan yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai
dalam bentuk uang ditetapkan menurut suatu perjanjian, atau peraturan
perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara
pengusaha dengan tenaga kerja, termasuk tunjangan, baik untuk tenaga kerja
sendiri maupun keluarganya.
Selanjutnya menurut Undang-undang Republik Indonesia No.3
(2003:2) upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Jadi upah merupakan faktor penting yang
mempengaruhi dan bagaimana serta mengapa orang-orang bekerja pada suatu
organisasi.
Untuk mempertahankan prestasi kerja yang diinginkan oleh
perusahaan dan sesuai dengan standar kerja, selain upah yang telah ditetapkan,
perusahaan juga memberikan insentif agar karyawan dapat meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
Menurut
Sinungan (2003:67) Insentif (perangsang) merupakan hal yang paling penting,
program peningkatan produktivitas yang berhasil itu ditandai dengan adanya
andil yang luas dari keuangan dan tunjangan-tunjangan lain diseluruh
organisasi. Setiap pembayaran kepada perorangan harus ditentukan oleh andilnya
bagi produktivitas, sedangkan kenaikan pembayaran harus dianugerahkan terutama
berdasarkan hasil produktivitasnya.
Menurut Alma (2002:204) insentif yaitu pembayaran untuk
karyawan yang bekerja lebih giat, dan hasil kerjanya diatas rata-rata normal
Adapun pemberian insentif tersebut dimaksudkan untuk
memberikan upah yang berbeda, tetapi bukan didasarkan pada evaluasi kerja.
Sehingga karyawan terdorong untuk bekerja giat dan berperilaku positif pada
perusahaan atau organisasi tersebut.
B.
Teori Upah
Sistem pengupahan
disuatu negara didasarkan kepada falsafah atau sistem perekonomian negrra
tersebut. Teori yang mendasari sistem pengupahan pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua buah teori.
Menurut Sumarsono
(2003:137) yaitu sebagai berikut:
1.
Teori upah menurut
nilai dan pertentangan kelas
Ajaran karl max menyatakan bahwa hanya
buruh yang merupakan sumber nilai ekonomi. Nilai suatu barang tergantung nilai
dari jasa buruh atau jumlah waktu kerja yang dipergunakan untuk memproduksi
barang tersebut. Implikasi dari pandangan ini adalah:
a.
Harga barang
berbeda menurut jumlah jasa buruh yang dialokasikan untuk seluruh proses
produksi barang tersebut
b.
Jumlah jam kerja
yang dikorbankan untuk memproduksi suatu jenis barang adalah hampir sama. Oleh
sebab itu harganya dibeberapa tempat menjadi hampir sama.
c.
Seluruh pendapatan
nasional diciptakan oleh buruh, jadi dengan demikian hanya buruh (pekerja) yang
berhak memperoleh seluruh pendapatan nasional tersebut.
2.
Teori upah menurut
pertambahan produk marginal
Teori neo klasik mengemukakan bahwa dalam rangka
memaksimumkan keuntungan tiap-tiap pengusaha menggunakan faktor-faktor produksi
sedemikaian rupa sehingga tiap faktor produksi yang dipergunakan menerima atau
diberi imbalan sebesar nilai pertambahan hasil marginal dari faktor produksi
tersebut. Pengusaha mempekerjakan sejumlah karyawan sedemikian rupa sehingga
nilai pertambahan hasil marginal seorang sama dengan upah yang diterima orang
tersebut.
Sedangkan menurut Alma (2002:205) ada 2
teori tentang upah yaitu:
1.
Teori tawar
menawar menyatakan bahwa tingkat upah ditentukan oleh tawar menawar di pasaran
tenaga kerja. Pembeli ialah pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja dan
penjualnya ialah calon karyawan, mungkin juga melalui organisasi tenaga kerja
sebagai perwakilan mereka.
2.
Teori standar
hidup didasarkan atas keyakinan bahwa buruh harus dibaya secara layak agar dapat memenuhi
kebutuhan standar hidupnya. Standar hidup ini diartikan cukup untuk membiayai
keperluan hidup seperti makanan, pakaian, perumahan, rekreasi, pendidikan, dan
perlindungan asuransi. Ini adalah suatu aspek tanggung jawas sosial dari
dunia bisnis terhadap masyarakat.
Teori upah
merupakan landasan bagi pengusaha dalam memberlakukan sistem pengupahan kepada
buruh atau pekerjanya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan upah
kepada karyawannya.
C.
Jenis-jenis
Insentif
Guna lebih mendorong produktivitas kerja yang lebih
tinggi berbagai perusahaan memberikan sistem insentif sebagai sistem dari
imbalan yang diberikannya kepada karyawan. Menurut Sinungan (2003:68)
Jenis-jenis pemberian insentif yang utama bagi peningkatan produktivitas
adalah:
Tingkat upah tetap per Hari
Upah tetap harian
ditentukan menurut jam-jam kerja biasa perhari untuk setiap tugas dengan
menggunakan teknik evaluasi kerja.
Rencana Pembayaran Premi
Ini sering digunakan
sebagai sarana memacu pekerjaan dalam mencapai standar pelaksanaan yang
diinginkan.
Pemberian Sistem Merit
Serangkaian
faktor-faktor diseleksi untuk mencakup tingkah laku yang diinginkan dari
sekelompok pekerja.
Rencana Andil Produktivitas
Prinsip utama
tencana ini adalah porsi penghasilan tertentu seperti nilai tambah dapatlah
diaplikasikan sebagai suatu hak untuk upah dan gaji.
Pembayaran berdasarkan Hasil
Disini suatu
pembayaran khusus dibuat bagi setiap unit hasil (output) atau penampilan dari
kegiatan yang ada.
Insentif Kelompok
Kadang-kadang
tidaklah mungkin memberikan hadiah kepada pekerja melalui pola bonus, sedangkan
lainnya berdasarkan basis kelompok: “bonus” kelompok X dan dibagi menurut porsi
pendapatan dasar. Keuntungan pendekatan ini menekankan kelompok agar meyakini
distribusi usaha yang adil.
Selanjutnya
menurut Martoyo (2000:137) jenis insentif bermacam-macam seperti: Premi (Bonus
Payment), stock option (hak untuk membeli/mendapatkan saham pada harga
tertentu, Phantom stock plan (dicatat sebagai pemegang saham) dan sebagainya.
Beragam jenis
insentif yang diberikan perusahaan kepada karyawan disesuaikan dengan status
dan kinerja masing-masing elemen dalam perusahaan dengan maksud meningkatkan
gairah kerja karyawan.
D.
Pengertian Produksi
Suatu organisasi yang didirikan
pastilah menciptakan atau memproduksikan satu atau beberapa macam produk, baik
berupa barang ataupun jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.
Produksi tersebut haruslah tepat sasaran maksudnya sesuai dengan permintaan
pasar terhadap produk yang ditawarkannya.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan produksi dapat diketahui dari definisinya sebagai berikut:
Menurut Wirajaya (1999:304) produksi
berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan) dipergunakan untuk
menghasilkan produk-produk perusahaan (keluaran).
Menurut Adiningsih (1999:3) produksi
adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang
tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang digunakan
dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari
suatu proses produksi.
Menurut Wirajaya (1999:304) Istilah
produksi merujuk pada lebih dari sekedar transformasi fisik dari sumber daya.
Produksi melibatkan semua kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan barang dan
jasa. Jadi pemakaian pekerja (dari tenaga kerja yang tidak berketerampilan
sampai manajemen puncak), pelatihan personalia dan struktur organisasi yang
dipergunakan untuk memaksimumkan produktivitas semuanya merupakan bagian dari
proses produksi.
Jadi produksi tidak hanya berarti
proses mengubah barang yang berujud menjadi barang lain, seperti halnya dalam
suatu pabrik. Jasa pengangkutan atau pengiriman dan penyimpanan barang juga
merupakan suatu contoh dari proses produksi karena keduanya menambah nilai.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A.
Keadaan Perusahaan
Kebun Baru adalah salah satu cikal
bakal berkembangnya PTP. Nusantara – 1 (Persero) yang pada masa penjajahan
Belanda bernama NV. Rubber Matchapay Vico dengan komoditi karet, setelah
Indonesia merdeka Kebun Baru dikembalikan kepada Pemerintahan Indonesia. Pada
masa itu terjadi 4 kali reorganisasi dalam meningkatkan kinerja dan pada tahun 1973 dengan Instruksi Menteri
Pertanian No. 13/Inst/UM/8/1973 atas bantuan PNP lain, Kebun Baru melakukan
konversi dari komoditi karet menjadi komoditi kelapa sawit yang pertama kali
berlokasi di Afdeling I Alur Gading sampai akhirnya menjadi monokultur seperti
sekarang ini.
Kebun baru terbagi atas 9 Afdeling yang
hamparan arealnya di Kawasan Langsa Timur sampai Langsa Barat dengan ketinggian
10-60 m diatas permukaan laut. Jenis tanah pada umumnya padsolik dengan tekstur
lempung liat berpasir, memiliki drainase yang cukup baik, pH tanah berkisar 5,4
– 5,9.
Kondisi areal tanam Kebun Baru terbagi
5 kelas Topografi, yaitu:
-
Datar (0 – 3%
kemiringan) = 45%
-
Berombak (3 – 8%
kemiringan) = 8%
-
Gelombang (8 –
15%) = 15%
-
Berbukit (15 –
30%) = 29%
-
Berbukit agak
bergunung (> 30%) = 3%
![]() |
Komposisi areal Kebun Baru relatif ideal dimana areal konsesi seluas 4.885 Ha, dengan areal tanaman seluas 4.817 Ha.
Wilayah kerja Kebun Baru terdiri atas
unit-unit usaha, yaitu sebagai berikut:
I. Wilayah A
1. Afdeling-I (Desa
Alur Gading)
2. Afdeling-II (Desa
Alur Gading)
3. Afdeling-III (Desa
Paya Tampa)
4. Afdeling-IV (Desa
Paya Tampa)
5. Afdeling-V (Desa
Paya Rambung)
II. Wilayah B
6. Afdeling-VI (Desa
Pondok Kelapa)
7. Afdeling-VII (Desa
Pondok Kelapa)
8. Afdeling-VIII (Desa
Pondok Kelapa)
9. Afdeling-IX (Desa
Pondok Kemuning)
Dalam penelitian ini untuk lebih
mengkhususkan penulisan maka penelitian hanya dilakukan pada Afdeling VII.
Sumber daya manusia (SDM) sebagai
faktor terpenting dan strategis dalam pengembangan usaha dan merupakan dukungan
terhadap Kebijakan Pemerintah dalam pengendalian Lapangan kerja terutama
dilingkungan Afdeling VII Kebun Baru dan PTPN-I pada umumnya.
![]() |
Komposisi tenaga kerja pada Afdeling VII PTPN-I Kebun Baru adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel III-2 tersebut diatas
dapat dilihat komposisi karyawan yang mendukung operasional Unit Kerja Afdeling
VII PTPN-I Kebun Baru. Yang termasuk dalam karyawan mobil adalah seperti
karyawan pembersihan parit, pembersihan pelepah pohon sawit, pemupukan,
chenical weding, dan karyawan langsir TBS kelapa sawit. Sedangkan karyawan
fungsional adalah seperti asisten afdeling, mandor, petugas telling buah, juru usaha, krani
produksi, dan keamanan. Sedangkan karyawan panen adalah karyawan yang bertugas
memilih kelapa sawit.
B.
Kriteria Dalam Melakukan Pemanenan
Kelapa sawit sebagai komoditi utama Afdeling VII PTPN–I
Kebun Baru, diharapkan mampu memberikan hasil produksi yang maksimal bagi
perusahaan. Hasil produksi yang diharapkan adalah jumlah yang dihasilkan oleh
karyawan pemanen pada setiap Tanaman Menghasilkan (TM).
Seperti yang telah disebutkan dalam Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB) antara PTPN - I (Persero) dengan Serikat Pekerja Perkebunan PT.
Perkebunan Nusantara - I (SP – BUN PTPN – I), menyebutkan bahwa jumlah hasil
panen Kelapa Sawit ini, ditentukan dengan berdasarkan potensi Tanaman
Menghasilkan (TM) menurut tahun tanam Kelapa Sawit tersebut, kemudian manajemen
perusahaan memutuskan kerapatan panen dari setiap Tanaman Menghasilkan
perbulan. Selanjutnya manajemen perusahaan menetapkan besarnya basis borong
(target) dan merencanakan besarnya jumlah hasil panen kelapa sawit yang harus
dicapai oleh karyawan pemanen.
Selanjutnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
jumlah hasil panen kelapa sawit PTPN - I sebagai berikut :
1. Pemeliharaan dan
Perawatan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit.
a. Pemberantasan
Gulma/Hama.
Pemeliharaan
dan perawatan terhadap Tanaman Menghasilkan (TM) kelapa sawit menjadi prioritas
utama di dalam kegiatan lapangan di areal perkebunan. Pemberantasan Gulma/Hama
ini dilakukan berdasarkan hasil survei terhadap areal tanaman menghasilkan
kelapa sawit guna tercapai hasil panen yang maksimal. Pemberantasn Gulma/Hama
ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
-
Pembasmian hama melalui
penyemprotan racun terhadap pohon kelapa sawit yang terserang hama
seperti hama
Ulat Api.
-
Pembersihan terhadap tumbuhan liar disekitar pohon kelapa
sawit melalui pemotongan/pembabatan dan penyemprotan herbisida.
b. Pemupukan.
Pemberian
pupuk terhadap tanaman menghasilkan kelapa sawit merupakan salah satu langkah
perusahaan didalam peningkatan volume hasil panen kelapa sawit, dimana
pemberian pupuk ini dilakukan dua kali didalam setahun, yaitu pada bulan
Januari dan bulan Juni atau pada awal musim kemarau dan diawal musim hujan.
Pemupukan ini dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan zat makanan dan nutrisi
yang diperlukan oleh tanaman menghasilkan kelapa sawit yaitu berupa Pupuk Urea,
Pupuk Super Dolomik dan Pupuk C.1.R.P ( Pupuk Buah ).
c. Penunasan
Penunasan
merupakan kegiatan perawatan terhadap tanaman menghasilkan kelapa sawit melalui
pemotongan pelepah kelapa sawit yang berlebihan dan menurunkannya serta
menyusun pelepah diantara pepohonan kelapa sawit dengan rapi. Sebab pelepah
kelapa sawit yang terlalu berlebihan akan menyebabkan berkurangnya tandan buah
segar kelapa sawit dan menyulitkan bagi karyawan pemanen untuk melaksanakan
kegiatan pemanenan kelapa sawit.
2. Tahun Tanam Kelapa
Sawit.
Jumlah
hasil panen kelapa sawit juga tergantung pada tahun tanam–tanaman menghasilkan
kelapa sawit, sebab semakin tua usia tamanan menghasilkan maka tandan buah
segar yang dihasilkan akan semakin berkurang. Misalkan : Tahun tanam 1991 akan
lebih banyak menghasilkan tandan buah segar kelapa sawit dibandikangkan tahun
tanam 1982 walaupun kelapa sawit yang dihasilkan lebih besar dibandingkan
dengan kelapa sawit tahun 1991.
3. Pemanen Kelapa Sawit.
Kegiatan
pemanen kelapa sawit merupakan kegiatan bagi karyawan pemanen yang pekerjaannya
meliputi pengutipan hasil panen kelapa sawit yang sudah mencapai kriteria untuk
dipanen sesuai membawa dan meletakkan yang sudah di panen ketempat pemungutan
hasil (TPH) yang selanjutnya akan dibawa ke pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
(PKS) oleh karyawan transportasi kelapa sawit.
C.
Kebijakan
Pemberian Upah
Karyawan berdasarkan peranannya adalah sebagai pendorong dari segala
aktivitas pada Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru, sesuai dengan keahliannya dan
tingkat pengetahuan sebanding dengan pemberian upah yang dapat meningkatkan
produktivitas kerja, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Upah merupakan salah satu alat
motivasi yang paling kuat mempengaruhi seseorang selaku pekerja untuk
senantiasa giat bekerja. Upah merupakan komponen dasar dalam peningkatan
kesejahteraan karyawan yang amat dibutuhkan. Dengan upah yang cukup dan
memadai, tentunya akan mempengaruhi kinerja kompetitif dan produktif
perusahaan.
![]() |
Untuk dapat melihat jumlah pemberian upah yang ada di dalam lokasi Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru dapat dilihat pada Tabel III-3 berikut ini.
Berdasarkan Tabel III-3 tersebut dapat diketahui pemberian upah untuk
karyawan Mobil dan Fungsional pada tahun 2000 adalah sebesar Rp265.299.436,-
dan karyawan pemanen sebesar Rp110.541.432,-. Dengan total pemberian upah yang
dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp375.840.868,-.
Sedangkan pada tahun 2001 pemberian upah untuk karyawan Mobil dan
Fungsional adalah sebesar Rp278.564.408,- dan karyawan pemanen sebesar
Rp89.403.321,-. Dan total pengeluaran biaya upah perusahaan sebesar
Rp367.967.729,-.
Selanjutnya pada tahun 2002 karyawan Mobil dan Fungsional mendapat sejumlah
upah yaitu Rp298.749.021,- sedangkan karyawan pemanen sebesar Rp117.265.971,-.
Dengan total pemberian upah untuk semua karyawan adalah sebesar
Rp416.014.992,-.
Dapat diketahui pula pembayaran upah karyawan mobil dan fungsional pada
tahun 2003 adalah sebesar Rp317.668.875,- sedangkan yang dibayarkan untuk
karyawan pemanen adalah sebesar Rp122.871.923,- dengan jumlah total pengeluaran
biaya upah oleh perusahaan sebesar Rp440.540.798,-
Demikian juga dengan pemberian upah pada tahun 2004 untuk karyawan mobil
dan fungsional mendapat sebesar Rp365.319.206,- dan karyawan pemanen sebesar
Rp166.280.929,- dengan jumlah pengeluaran pemberian upah oleh Perusahaan PTPN –
I Kebun Baru Unit Afdeling VII adalah sebesar Rp531.600.135,-.
Jadi selama lima periode tersebut (tahun 2000 – 2004) dapat diketahui
pengeluaran biaya upah yang dibayarkan perusahaan kepada para karyawannya
Rp1.525.600.946,- untuk karyawan mobil dan fungsional dan sebesar
Rp606.363.576,- pembayaran untuk karyawan pemanen sehingga total keseluruhan
jumlah pemberian upah tersebut senilai Rp2.131.964.522,-.
D.
Kebijaksanaan
Pemberian Insentif
Perusahaan PTPN – I Kebun Baru Unit Afdeling VII selain memberikan upah
tetap setiap bulan kepada karyawan, juga memberikan upah lembur atas jam kerja
yang melebihi jam normal serta insentif lain yang berhubungan dengan tenaga
kerja di perusahaan.
Dengan berdasarkan jam kerja dan hari kerja tersebut pihak manajemen dapat
menentukan berapa hari seorang karyawan itu bekerja, yang pada nantinya akan
berpengaruh pada besar kecilnya
pemberian upah. Selain upah pokok pihak manajemen perusahaan juga memberikan
berbagai insentif guna merangsang semangat kerja karyawan untuk bekerja lebih
giat.
Diantara insentif yang diberikan kepada para karyawannya
adalah premi lembur dan premi panen. Premi lembur diberikan apabila seorang
karyawan pelaksana bekerja melebihi jam kerja standar yang telah ditetapkan
sedangkan premi panen diberikan apabila seorang karyawan pemanen mampu memanen
kelapa sawit melebihi target yang telah ditetapkan di dalam satu basis borong,
kemudian dijumlahkan dalam bentuk kumulatif (1 bulan).
Pembayaran premi lembur dan premi panen ini diberikan
setiap akhir bulan, dengan menambahkan pada upah pokok setiap karyawan. Untuk
itu, seorang karyawan pemanen dituntut agar bekerja sesuai dengan jam kerja dan
hari kerja yang telah ditetapkan supaya pencapaian target produksi perusahaan
dapat terealisasi.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada PTPN – I
Afdeling VII Kebun Baru para karyawan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap
perusahaan, yaitu mau dan mampu bekerja pada setiap hari dinas. Bahkan mereka
mau bekerja pada hari minggu dan hari-hari libur nasional, dikarenakan
perhitungan upah pada hari libur ini lebih besar dari pada perhitungan upah
pada hari dinas.
Kemampuan karyawan bekerja pada hari dinas dan hari
libur, terdorong oleh motivasi yang diberikan oleh pimpinan perusahaan yaitu
dengan memberikan bentuk insentif tersebut kepada setiap karyawan yang
mempunyai loyalitas tinggi terhadap perusahaan.
Insentif diberikan bertujuan agar karyawan dapat bekerja lebih giat
memiliki dedikasi dan tanggung jawab kepada perusahaan yang pada akhirnya
kinerja perusahaan dapat menjadi optimal. Selain daripada itu target perusahaan
yang telah direncanakan sebelumnya dapat terealisasi dengan baik sebagai akibat
dari dukungan kerja yang diberikan oleh para karyawan perusahaan.
Selain yang telah tersebut diatas ada berbagai bentuk insentif yang
diberikan perusahaan sebagai rangsangan kerja kepada karyawan antara lain
adalah berupa:
a.
Bonus Perusahaan
Sebagai balas jasa dari hasil jerih payah karyawan dalam
bekerja perusahaan memberikan bonus kepada karyawan berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan. Bonus biasanya diberikan satu kali dalam satu tahun.
b.
Uang lembur
Guna mendorong semangat kerja karyawan, perusahaan
memberikan kesempatan karyawannya untuk menambah penghasilan dengan bekerja di
luar jam kerja yang disebut lembur.
c.
Penilaian Karyawan
Sistim
penerapan penilaian prestasi kerja
merupakan sarana untuk meningkatkan kinerja para karyawan. Penilaian prestasi
keja karyawan dilakukan meliputi kedisiplinan, loyalitas, kejujuran, kecakapan,
dan etos kerja.
e.
Tunjangan Hari Raya
Pada setiap
Hari Raya, khususnya Hari Raya Idul Fitri
perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) yang besarnya sesuai
kebijaksanaan perusahaan
f.
Tunjangan Kesehatan
Karyawan mendapat fasilitas pengobatan dan dapat rawat inap
pada Rumah Sakit Cut Meutia PTP. N – I Kebun Baru Langsa, termasuk anak dan
istri apabila sakit.
g. Tunjangan
Cuti
Motivasi lain
yang diwujudkan perusahaan sebagai bentuk kepedulian sosial karyawannya adalah
tunjangan cuti, yang terdiri atas Cuti Hamil/Bersalin, Cuti Kawin, Cuti
Kematian, Cuti Biasa yaitu dalam satu tahun perusahaan memberikan kepada
karyawannya cuti selama 12 hari sebagai relaksasi yang penerapan jadwalnya
tidaklah sama bagi karyawan.
h.
Teguran dan Sanksi
Dalam upaya
memotivasi karyawan, perusahaan menerapkan bentuk kedisiplinan kerja yaitu
teguran dan sanksi bagi setiap pelanggaran yang dilakukan karyawan. Adapun
teguran dan sanksi yang diberikan berupa skorsing bagi karyawan yang tidak
masuk kerja selama lima hari berturut-turut tanpa pemberitahuan dan alasan yang
dapat diterima, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi karyawan yang melakukan
pelanggaran sangat berat seperti korupsi, atau memberikan teguran, baik lisan
maupun tulisan bagi karyawan yang tidak disiplin dan etika kerja yang buruk
dengan menurunkan konduite kerja karyawan yang bersangkutan.
Untuk lebih jelasnya realisasi
pembayaran dari berbagai bentuk Insentif yang telah dikeluarkan oleh perusahaan
Unit Kerja Afdeling VII PTPN-I Kebun Baru selama lima tahun terakhir yaitu dari
tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel III-4 berikut ini.
![]() |
Dapat dilihat pada Tabel III-4 tersebut besaran pembayaran
insentif yang dilakukan oleh perusahaan PTPN – I untuk unit Kerja Afdeling VII
Kebun Baru mulai tahun 2000 sampai dengan 2004 adalah Rp121.367.120,-,
Rp172.435.950,-, Rp154.345.040, Rp150.776.010,- dan Rp130.984.640,-.
Pemberian Insentif selain memang
pemberian cuma-cuma dari perusahaan juga disesuaikan dengan kerajinan dan
kemampuan para karyawannya di dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang
didukung oleh dedikasi yang tinggi serta loyalitas karyawan terhadap
perusahaan, hal ini merupakan upaya perusahaan dalam meningkatkan taraf hidup
atau kesejahteraan karyawannya.
E. Hasil Produksi Kelapa Sawit
Jumlah produksi Kelapa Sawit ini, ditentukan dengan
berdasarkan potensi tanaman menghasilkan menurut tahun tanam kelapa sawit
tersebut. Kemudian manajemen perusahaan menentukan kerapatan panen dari setiap
tanaman menghasilkan per bulan. Selanjutnya manajemen perusahaan menetapkan
besarnya basis borong harian dan merencanakan besarnya jumlah produksi kelapa
sawit yang harus dicapai oleh karyawan pemanen.
![]() |
Untuk itu karyawan pemanen diharapkan dapat bekerja sebaik mungkin, guna menghasilkan jumlah produksi Kelapa Sawit melebihi rencana yang telah ditentukan oleh perusahaan. Jumlah produksi yang melebihi target atau rencana disebut dengan kelebihan basis borong sedangkan basis borong itu sendiri adalah istilah dalam perusahaan untuk target atau rencana produksi kelapa sawit. Sebagai gambaran mengenai jumlah produksi Kelapa Sawit, dapat dilihat pada Tabel III-5 berikut ini :
Berdasarkan Tabel III-5 tersebut dapat dijelaskan bahwa
hasil produksi Kelapa Sawit pada Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru selama tahun
2000 sampai dengan 2004 berfluktuasi (naik/turun) yaitu pada tahun 2000
produksi sebesar 7.112.140kg, tahun 2001 produksi sebesar 8.823.990kg, tahun
2002 produksi sebesar 8.202.760, tahun 2003 produksi sebesar 7.789.470kg
dan tahun 2004 produksi sebesar
7.358.840kg.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
fluktuasi tersebut diakibatkan karena adanya beberapa faktor yang menghambat
produksi Kelapa Sawit pada Unit kerja Afdeling VII PTPN - I
Kebun Baru, yaitu sebagai berikut:
1.
Umur pohon kelapa sawit yang sudah tua dan kurang produktif.
2.
Masih adanya sejumlah pohon kelapa sawit yang terserang hama Ulat Api.
3.
Pelepah kelapa sawit yang berlebihan sehingga menyebabkan
berkurangnya tandan buah segar kelapa sawit dan menyulitkan bagi karyawan
pemanen untuk melaksanakan kegiatan pemanenan kelapa sawit.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Pemberian Upah dan Insentif
Upah adalah suatu bentuk pemberian kompensasi yang bersifat
financial dan yang merupakan yang utama dari bentuk-bentuk kompensasi yang ada,
bagi karyawan. Sebab upah tersebut bagi setiap karyawan yang menerimanya
merupakan faktor atau berfungsi sebagai jaminan kelangsungan bagi kehidupannya.
Sedangkan bagi perusahaan, upah yang teratur dan layak diberikan kepada para karyawan
berfungsi pula sebagai jaminan kelangsungan produksi dari perusahaan. Sebab,
adanya produksi karena adanya sumber daya manusia yang berhasil menangani
proses produksi tersebut. Disinilah amat penting artinya bagaimana menentukan
besarnya upah sedemikian rupa sehingga karyawan puas, tetapi perusahaan pun
tidak rugi atau dirugikan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama dalam
perjalanan beroperasinya Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru dalam memberikan upah bagi para karyawannya terus meningkat dari tahun ke tahun
(Tabel III-3) dan telah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR).
Dalam memotivasi gairah kerja karyawannya dan demi
meningkatkan produksi kelapa sawit, Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Unit
Kerja Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru juga memberikan berbagai insentif yaitu
terdiri dari dua bentuk berupa bentuk finansial (seperti premi, bonus, uang
lembur dll) maupun non financial (seperti tunjangan kesehatan, tunjangan cuti,
teguran dan sanksi dll) diharapkan agar karyawan tersebut dapat diarahkan untuk
mengerjakan dan memperlancar pelaksanaan tugas sebaik mungkin atau dengan kata
lain dapat meningkatkan hasil produksi Kelapa Sawit sehingga keuntungan yang
diharapkan pun dapat tercapai.
B. Analisis Hubungan Upah dan Insentif Terhadap Hasil Produksi Kelapa Sawit
Sesuai dengan tujuan penelitian bahwa untuk mengetahui dan
menganalisis seberapa besar hubungan upah dan insentif yang diberikan terhadap
hasil produksi Kelapa Sawit pada unit kerja Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru
maka hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran II dengan bahasan sebagai
berikut:
Mengenai jumlah besaran hubungan upah dengan
hasil produksi berupa koefisien korelasi parsial diperoleh r sebesar -0,3933
yang mana nilai tersebut mendekati negatif satu. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi
atau hubungan yang terjadi antara pemberian upah dengan
hasil produksi adalah kuat dan negatif dimana setiap kenaikan pemberian upah (X1) memberikan penurunan terhadap hasil produksi
(Y) bagi perusahaan. Apabila pemberian upah meningkat
maka hasil produksi kelapa sawit akan menurun atau sebaliknya. Dengan demikian upah mempunyai pengaruh yang kuat untuk menurunkan produksi Kelapa
Sawit pada Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru.
Hal ini disebabkan karena kenaikan upah (lihat
Tabel III-3) selama lima
tahun tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan produksi Kelapa Sawit (lihat
Tabel III-5). Produksi Kelapa Sawit pada tahun 2000 menuju 2001 meningkat tetapi
dari tahun 2001 sampai dengan 2004 terus menurun. Dan dari hasil penelitian juga
diketahui bahwa produksi menurun diakibatkan karena umur pohon kelapa sawit sudah
tua dan tidak produktif lagi sementara kenaikan UMR/UMP yang merupakan kebijaksanaan
pemerintah mutlak harus dilaksanakan oleh perusahaan.
Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pihak
manajemen khususnya penetapan kebijaksaan pemberian upah agar
masalah pengupahan karyawan tidak membuat perusahaan kesulitan dibidang finansialnya.
Sedangkan dari hasil perhitungan hubungan insentif dengan
hasil produksi berupa koefisien korelasi parsial diperoleh r sebesar 0,9807
yang mana nilai tersebut mendekati positif satu. Hal ini menunjukkan bahwa
korelasi atau hubungan yang terjadi antara pemberian insentif dengan hasil
produksi adalah sangat kuat dan positif dimana setiap kenaikan pemberian
insentif (X2) memberikan kenaikan pada hasil Produksi Kelapa Sawit
(Y) yang signifikan bagi perusahaan. Apabila pemberian insentif meningkat maka
hasil produksi Kelapa Sawit akan meningkat pula. Dengan demikian insentif
mempunyai pengaruh yang kuat untuk meningkatkan hasil produksi Kelapa Sawit
pada Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru.
Demikian juga dengan hasil perhitungan hubungan upah dengan insentif yang menggunakan koefisien korelasi parsial
diperoleh r sebesar 0,3215 yang mana nilai tersebut mendekati positif satu. Hal
ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan yang terjadi antara pemberian upah dengan insentif adalah kuat dan positif dimana setiap
kenaikan pemberian insentif (X2) memberikan kenaikan pada pendapatan
upah karyawan (X1) yang signifikan bagi perusahaan.
Apabila pemberian insentif meningkat maka pendapatan upah karyawan
juga akan meningkat. Dengan demikian insentif mempunyai pengaruh yang kuat
untuk meningkatkan pendapatan upah karyawan pada
Perusahaan Perkebunan Sawit Unit kerja Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru.
Bab V
Kesimpulan dan saran-SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada objek
penelitian, serta analisis data yang dilakukan pada bab pembahasan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan pemberian balas jasa perusahaan melalui pemberian upah
dan insentif telah bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu pihak karyawan yang
telah diberikan haknya dan pihak perusahaan yang mana sampai sekarang ini masih
tetap beroperasi.
2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upah dan
insentif terus ditingkatkan oleh perusahaan namun hasil produksi terus menurun
selama tahun 2000 sampai dengan 2004.
3. Mengenai
hasil perhitungan koefisien korelasi parsial diperoleh nilai dari variabel upah (X1) dengan produksi kelapa sawit yaitu r sebesar
-0,3933 dan nilai variabel insentif (X2) dengan produksi kelapa
sawit yaitu r sebesar 0,9807 sedangkan nilai hubungan upah (X1)
dengan insentif (X2) diperoleh r sebesar 0,3215. Sehingga dengan
pembuktian tersebut hipotesa yang telah diajukan semula adalah dapat diterima.
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat
dikemukakan atas masalah yang dihadapi antara lain :
1.
Agar perusahaan
dalam menentukan besarnya upah normal dengan standar kerja per jam hendaknya
cukup merangsang karyawan agar dapat bekerja lebih giat lagi karena terbukti
bahwa pemberian insentif telah dapat meningkatkan produksi kelapa sawit.
2.
Perlu adanya
penelitian lebih lanjut tentang hubungan pemberian upah dan insentif terhadap
hasil produksi perusahaan dengan pembahasan yang lebih luas karena kenaikan upah
tidak mempengaruhi produksi secara positif.
3.
Untuk
mengantisipasi hal tersebut sebaiknya perusahaan segera melakukan pendataan dan
peremajaan pohon-pohon kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi, atau
dengan cara down sizing (perampingan karyawan) terlebih dahulu melakukan analisis
pengadaan tenaga kerja.
4.
Diharapkan adanya
hubungan yang baik antara pihak manajemen Afdeling VII PTPN – I Kebun Baru
dengan para karyawan sehingga fungsi integrasi manajer dapat dijalankan sesuai
dengan keinginan para karyawan dan perusahaan yaitu kesejahteraan dan
kemakmuran bersama.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Adiningsih, Sri, Dr,
MSC, (1999), Ekonomi Mikro, Edisi
Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Alma, Bukhari, (2002),
Pengantar Bisnis, Alfabeta, IKAPI,
Bandung.
Martoyo, Susilo,
SE, (2000), Manajemen Sumber Daya
Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Sinungan, Muchdarsyah,
Drs, (2003), Produktivitas, Aksara,
Jakarta.
Supranto, J,
(2000), Statistik, Teori dan Aplikasi,
Jilid I Edisi Keenam, Erlangga.
Sumarsono, Sonny,
(2003), Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Manusia dan Ketenagakerjaan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Undang-undang
Republik Indonesia No.3, (2003), Ketenagakerjaan,
Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan Sumatera, Medan.
Undang-undang
Republik Indonesia No.3 (1992), Jamsostek,
PT. Astek Persero, Jakarta.
Wirajaya, Daniel,
Drs, (1999), Ekonomi Manajerial,
Binarupa Aksara, Jakarta.