PENGAWASAN MUTU PRODUK DALAM
PROSES PEMBEKUAN UDANG PADA
PT. UJUNG TIMUR LANGSA
S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
Guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase
O l e h
F I T R I
NPM : 02.1.1396
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN
(STIM) PASE LANGSA
2004
PROSES PEMBEKUAN UDANG PADA
PT. UJUNG TIMUR LANGSA
S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
Guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase
O l e h
F I T R I
NPM : 02.1.1396
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN
(STIM) PASE LANGSA
2004
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmad dan
karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan ini dengan judul “
PENGAWASAN MUTU PRODUK DALAM PROSES PEMBEKUAN UDANG PADA PT. UJUNG TIMUR
LANGSA”. Selawat serta salam penulis sanjung sajikan
kejunjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw, yang telah membawa ummatnya dari alam
jahiliah ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Alhamdulillah,
dengan rahmat Allah SWT, dalam kesempatan ini penulis telah berhasil menyusun
sebuah karya yang sederhana. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karenanya Penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya penulisan
ini.
Rasa hormat dan terima kasih Penulis sampaikan kepada :
1.
Pimpinan, Staf, serta
karyawan/ti, pada PT. Ujung Timur Langsa yang telah memberikan data-data dalam
proses penyelesaian penulisan ini
2.
Ayahanda, Ibunda beserta
abang, kakak dan adik-adikku dan terkhusus buat suami dan anakku tersayang yang
telah memberikan dorongan dan perhatian yang begitu besar kepada penulis
didalam menyelesaikan penulisan ini.
Atas segala bimbingan, bantuan serta dorongan yang telah diberikan,
Penulis mengucapkan ribuan terima kasih dan kepada Allah SWT jua balasan yang
melimpah.
Langsa, April 2005 Penulis,
(F I T R I )
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iv
Bab I
Pendahuluan.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Permasalahan..................................................... 1
B.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................... 3
C.
Hipotesa........................................................................................ 3
D.
Metode Pengumpulan Data........................................................ 4
E.
Metode Analisa Data................................................................... 4
Bab II Studi Kepustakaan................................................................................ 5
A.
Pengertian Pengawasan Mutu Produk....................................... 5
B.
Tujuan Pengawasan Mutu........................................................... 5
C.
Standar Pengawasan Mutu.......................................................... 7
Bab III Hasil Penelitian.................................................................................... 8
A.
Produk yang dihasilkan.............................................................. 8
B.
Pengawasan Proses dan Mutu
Produksi......................................... 9
Bab IV Pemecahan Masalah............................................................................ 11
A.
Analisa Realisasi Pengawasan Mutu Produk........................... 11
B.
Analisa Standarisasi Mutu Produk Dalam Proses
Pembekuan Udang......................................................................... 12
Bab V Penutup................................................................................................... 14
A.
Kesimpulan................................................................................... 14
B.
Saran – Saran................................................................................ 15
DAFTAR KEPUSTAKAAN............................................................................. 16
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
III-1 PRODUKSI UDANG BEKU PADA PT. UJUNG TIMUR
LANGSA TAHUN 1999-2003........................................................ 8
III-2 REALISASI PENGAWASAN MUTU PRODUK
UDANG
BEKU
PADA PT. UJUNG TIMUR LANGSA TAHUN
1999-2003........................................................................................... 10
IV-1 PENGAWASAN
MUTU PRODUK UDANG BEKU PADA
PT. UJUNG TIMUR LANGSA TAHUN
1999-2003..................... 11
ABSTRAKSI
PENGAWASAN MUTU PRODUK DALAM PROSES PEMBEKUAN UDANG PADA
PT.
UJUNG TIMUR LANGSA
NAMA : F I T R I
NPM :
02.1.1396
PEMBIMBING I : Drs. H. Said Yunus, MM
PEMBIMBING II : Syahrial, SE. Ak.
PT. Ujung Timur
Langsa adalah lembaga perusahaan swasta yang bergerak di dalam pengolahan udang
beku meliputi jenis udang beku FB HO, FB HL, PUD Pink, PUD TO, PUD Fresh,
P&D, dan PDTO.
Tujuan dari
penyusuan Skripsi ini untuk mengetahui pengawasan mutu produk yang diterapkan
oleh Ujung Timur Langsa serta apakah produk yang diterapkan sesuai dengan
standar mutu. Dan untuk menganalisa data yang diperoleh langsung dari
perusahaan tersebut maka digunakan peralatan analisis menurut T. Hani Handoko (1997:446) mengemukakan Bagan
Pengawasan untuk sifat-sifat produk yang ditolak atau diterima dilakukan dengan
menghitung standar error proporsi penolakan atau apkiran dari sampel tersebut
diatas, yaitu :
![]() |
P ( 1- P )


n
Dari hasil
perhitungan dengan menggunakan peralatan analisa tersebut maka diperoleh sampel
selama tahun 1999 - 2003 sebanyak 2.994.93 kg,
di dapat standar error proporsi sebesar 0.00398 atau dibulatkan menjadi
0.40% maka dihasilkan batasan pengawasan terhadap produk yang akan diterima
yaitu dengan limit/batasan antara 6,19% dan 3.81% yang berarti bahwa proses
normal dalam memproduksi udang beku dengan penolakan 5% dapat diterima oleh
perusahaan maka berbagai sampel di masa yang akan datang dengan penolakan
antara 6.19% dan 3.81% akan dapat diterima seperti yang terjadi pada proses
normal.
Dengan dukungan
seluruh karyawan dan wewenang yang diberikan pada Devisi Quality Control untuk
mengawasi operasional produk udang beku pada PT. Ujung Timur Langsa mendapatkan
hasil yang sudah sesuai dengan sistem standarisasi pengawasan mutu produk, yang
dibuktikan dengan perhitungan rasio produk baik terhadap produk cacat dari
tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 (0.55%, 0.41%, 0.27%, 0.20%, 0.15%) berada
dibawah 5% yang merupakan ketetapan mutu produk. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa PT. Ujung Timur Langsa telah mampu meningkatkan kualitas
hasil produksinya
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
I PENGUJIAN MUTU PRODUK UDANG BEKU
PT. UJUNG TIMUR (1999-2003)…………………… 46
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kota Langsa mempunyai peran penting sebagai
Ibukota daerah Langsa, yang menjadi pusat perdagangan, juga sebagai pusat
daerah konsentrasi penduduk dengan berbagai latar belakang ekonomi, sosial dan
budaya yang berbeda-beda di Langsa. Kota Langsa menjanjikan kehidupan aman, dan
nyaman serta sejahtera bagi semua orang. Ketertarikan orang datang ke Kota Langsa,
selain menjadi tempat tinggal juga bekerja mencari nafkah, dengan harapan mendapat
kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Hal inilah yang menjadi
daya tarik Kota Langsa.
Fenomena yang terjadi pada kegiatan ekonomi
masyarakat kecil di perkotaan adalah sering diakibatkan karena ketidakmatangan
perencanaan dan juga pengawasan pembangunan di seluruh bagian Kota. Hal ini
menimbulkan permasalahan di masyarakat, seperti adanya prokontra mengenai pedagang
kaki lima yang
melaksanakan jual beli di sembarang tempat dan jalan. Tanpa tertata dengan rapi.
Para pedangan kaki lima
tersebut mempunyai pendidikan yang tidak merata. Padahal peran pedagang kaki lima termasuk penting di
suatu daerah, karena dapat menghasilkan sisi yang positif pada sektor usaha
informal. Perlu diketahui bahwa proses pembangunan akan semakin cepat dengan menitikberatkan
pada laju pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pemerataan pendapatan, sehingga
masyarakat mendapatkan kesejahteraan di bidang ekonomi.
Dewasa ini, kondisi perekonomian Indonesia
terasa berat bagi rakyat khususnya masyarakat menengah ke bawah. Di mana harga
bahan pokok yang terus meningkat, dan lapangan kerja susah, sehingga banyak
terjadi pengangguran dan kemiskinan semakin bertambah. Tentunya masyarakat tidak
ingin berada dalam kondisi yang serba tidak menentu tersebut, sehingga hal ini mendorong
masyarakat untuk mencari dan membuka lapangan pekerjaan sendiri yaitu dengan vara
memilih pekerjaan pada berbagai sektor informal. Salah satunya adalah menjadi seorang
pedagang kaki lima.
Para pedagang tersebut hadir satu persatu dan
terus menerus bertambah setelah adanya sambutan pasar yang positif. Kemudian
tanpa disadari keberadaan para pedagang kaki lima tersebut semakin bertambah jumlahnya,
dan pada akhirnya menciptakan pasar yang ramai dengan berbagai jenis dagangan
(pasar kaget). Keadaan seperti ini telah menjadi suatu tren dalam kehidupan
masyarakat saat ini.
Pilihan masyarakat untuk menjadi pedagang kaki
lima hanya memerlukan modal yang kecil dan tanpa keterampilan yang profesional.
Pedagang kaki lima
ini ada yang menjadikan pekerjaan utama ada pula menjadikannya pekerjaan
sampingan sebagai penambah penghasilan keluarga. Hal ini membuktikan bahwa pedagang
kaki lima adalah
salah satu pilihan pekerjaan yang dapat mengatasi pengangguran yang ada di Kota
Langsa. Kurangnya perhatian Pemerintah terhadap perkembangan lapangan pekerjaan
di sektor informal, membuat pedagang kaki lima
semakin menjamur. Tempat yang sering dipilih pedagang kaki lima
untuk menjajakan dagangannya biasanya di tempat strategis yaitu pada pusat
kegiatan umum seperti pertokoan, pasar, gedung sekolah, perkantoran, lapangan,
alun-alun kota,
dan tempat-tempat kegiatan lainnya. Tujuan pemilihan tempat tersebut agar dagangannya
cepat habis terjual. Untuk itu jenis ruang usaha yang mereka gunakan biasanya
pusat-pusat daerah berpenduduk padat, ataupun derah-daerah pertemuan di sekitar
jalur lalu lintas yang padat. Pedagang kaki lima berjualan dengan menggunakan sarana berupa
kios, ada juga yang menggunakan tenda, maupun berjualan secara lesehan yaitu dengan
cara menggelar barang dagangan di atas tikar.
Adanya kesempatan ekonomi yang lebih besar di
daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan, maka pedagang kaki lima
lebih sering memilih berlokasi di sekitar kawasan-kawasan fungsional perkotaan.
Tujuannya adalah untuk memperoleh omzet pendapatan yang tinggi. Adapun kawasan-kawasan
tersebut dianggap sangat strategis dikarenakan merupakan daerah perdagangan,
perkantoran, daerah wisata, pemukiman dan berbagai fasilitas umum lainnya.
Masyarakat Kota Langsa tidak hanya berbeda dari
segi budaya, tetapi juga berbeda sebagai pembeli khususnya sebagai pihak
konsumen, tentu saja masyarakat memiliki perbedaan secara umum seperti umur dan
jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, status perkawinan dan pengaturan
hidup, kegiatan dan minat mereka, serta mengenai pendapat mereka tentang rasa makanan
yang mereka makan, dan berbagai produk yang mereka beli khususnya dari pedagang
kaki lima di sekitar kawasan alun-alun di lapangan merdeka Kota Langsa.
Pemerintah Kota Langsa sedang maraknya
membangun alun-alun Kota Langsa dengan menyediakan sarana dan prasarana dalam
upaya membentuk citra Kota Langsa yang sekaligus memberikan fasilitas rekreasi aktif
pada masyarakat. Di sekitar alun-alun dibuat sejenis taman Kota untuk rekreasi
aktif, yang didalamnya dibangun suatu kegiatan pemakai taman, sehingga pemakai
taman (masyarakat) secara aktif menggunakan fasilitas didalamnya, tentunya sekaligus
memperoleh kesenangan, kesegaran, dan kebugaran, misalnya taman olah raga, gym, taman bermain anak, taman pramuka,
taman jalur jalan, lampu-lampu warna warni dengan berbagai bentuk, dan
sebagainya. Taman alun-alun Kota Langsa ini merupakan salah satu area ruang
terbuka hijau publik yang ditempatkan di pusat Kota sebagai ikon Kota Langsa.
Pembangunan alun-alun Kota Langsa yang
semakin indah dan menarik masyarakat untuk berekreasi gratis maka para pedagang
kaki lima pun semakin banyak mendekati daerah tersebut untuk menjajakan
dagangnya. Pemerintah Kota Langsa telah memindahkan para pedagang kaki lima yang berjualan
sekitar lapangan merdeka dan menggeser lapak jualan mereka ke lokasi tertentu
untuk tempat pedangang tersebut yang tidak begitu jauh dari alun-alun lapangan
merdeka.
Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik
untuk meneliti sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi berjudul: “PENGARUH
PEMBANGUNAN ALUN-ALUN KOTA LANGSA TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA DI
KAWASAN LAPANGAN MERDEKA LANGSA”
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pembangunan alun-alun Kota Langsa?
2. Bagaimanakah pendapatan pedagang kaki lima di
kawasan lapangan merdeka Langsa?
3. Bagaimanakah pengaruh pembangunan alun-alun Kota
Langsa terhadap pendapatan pedagang kaki lima di kawasan lapangan merdeka
Langsa?
C.
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka
tujuan yang dikehendaki dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pembangunan alun-alun Kota
Langsa
2. Untuk mengetahui pendapatan pendapatan pedagang
kaki lima di kawasan
lapangan merdeka di Langsa
3. Untuk mengetahui pengaruh pembangunan
alun-alun Kota Langsa terhadap pendapatan pedagang kaki lima di kawasan lapangan merdeka di Langsa?
D.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penulisan ini bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan menganalisa dan mengevaluasi mengenai pembangunan alun-alun
Kota Langsa terhadap pendapatan pedagang kaki lima di kawasan lapangan merdeka di Langsa
2. Bagi institusi, penelitian ini dapat menjadi
bahan referensi dan bahan perbandingan bagi penelitian yang sejenis
3. Bagi pedagang kaki lima, diharapkan menghasilkan informasi yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan operasionalnya
sehari-hari.
4. Bagi Pemerintah Kota Langsa, menjadi bahan
masukan dalam menentukan kebijakan mengenai tata ruang Kota.
E.
Hipotesis
Berdasarkan
kerangka teoritis maka hipotesa dalam penelitian ini diduga “ada pengaruh
pembangunan alun-alun Kota Langsa terhadap pendapatan pedagang kaki lima di
kawasan lapangan merdeka Langsa”.
F.
Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut
1. Pendapatan (variabel
bebas/X) jumlah penghasilan yang diterima oleh para pedagang kaki lima yang
berjualan di sekitar alun-alun Kota Langsa untuk jangka waktu tertentu.
2. Pembangunan Alun-alun Kota Langsa (Variabel
terikat/Y) adalah pembangunan yang dilakukan pemerintah Kota Langsa di tanah
lapang yang luas di muka tempat kediaman resmi walikota Langsa.
BAB
III
HASIL PENELITIAN
A. Produk Yang Dihasilkan
TABEL III-1
JENIS PRODUK
UDANG BEKU PADA
PADA
PT. UJUNG TIMUR LANGSA
TAHUN
1999 – 2003
NO.
Jenis Produk Udang
Istilah
1
2
3
4
5
6
7
Frozen Block Head
On
Frozen Block
Headless
Peeled Un Devained
Fresh
Peeled Un Devained
Tail On
Peeled and
Devained
Peeled and
Devained Tail On
Peeled Un Devained
Pink
FB HO
FB HL
PUD Fresh
PUD TO
P&D
PDTO
PUD Pink
Sumber : PT. Ujung Timur Langsa, 2004
Untuk lebih
mengkhususkan dalam hal ini penulis mengambil penelitian sebanyak 5 jenis udang
saja, yaitu berupa FB HO, PUD TO, PUD Fresh, P&D, dan PDTO.
Tabel III-2
menjelaskan kelima jenis produksi udang beku yang dihasilkan selama periode
tahun 1999 – 2003 pada perusahaan Cold Storeage PT. Ujung Timur Langsa.
TABEL III-2
PRODUKSI UDANG
BEKU PADA
PT.
UJUNG TIMUR LANGSA
TAHUN
1999 – 2003
No.
Jenis Produk
Tahun (Kg)
Jumlah
1999
2000
2001
2002
2003
(Kg)
1
FB HO
311.339,00
338.734,50
438.032,85
502.718,00
534.476,15
2.125.300,50
2
PUD TO
20.698,00
27.583,50
29.387,50
35.837,30
39.793,70
153.300,00
3
PUD Fresh
247.877,00
387.896,00
272.853,25
304.278,50
322.302,75
1.535.207,50
4
P&D
58.808,25
69.085,00
79.200,80
101.573,00
226.864,95
535.532,00
5
PDTO
16.800,30
19.575,20
21.486,25
29.693,75
47.894,50
135.450,00
Sumber : PT. Ujung Timur
Langsa, 2004.
Tabel
III-2 diatas menjelaskan tentang produksi udang beku pada PT. Ujung Timur
Langsa pada tahun 1999 sampai tahun 2002 untuk jenis udang beku FB HO adalah
sebesar 2.125.300,50Kg, jenis udang beku PUD TO adalah sebesar 153.300,00Kg,
untuk jenis udang beku PUD Fresh adalah sebesar 1.535.207,50Kg, untuk jenis
udang beku P&D adalah sebesar 535.532,00Kg dan untuk jenis udang beku PDTO
adalah sebesar 135.450,00Kg
B. Realisasi Standar Produk
Didalam
usaha meningkatkan mutu pengawasan produk PT. Ujung Timur Langsa menerapkan
realiasai standar produk dengan berpedoman pada Sistem HACCP (Hazard Analisis
Critical Control Point) yaitu Bahagian yang
merupakan titik kritis. Adapun syarat-syarat yang harus dilakukan adalah
merupakan Konsep Keseimbangan Lingkungan yang
dalam meningkatkan mutu pengawasan udang beku pihak PT. Ujung Timur Langsa menerapkan
keseimbangan lingkungan yaitu meliputi tiga
lingkungan diantaranya Lingkungan Fisika dan Kimia, Lingkungan Mikrobiologi,
Lingkungan Kondisi kesehatan Udang dan Pencegahan Penyakit virus.
1. Untuk
lingkungan fisika dan kimia PT. Ujung Timur Langsa menerapkan kriteria sbb:
a.
Mengusahakan kondisi kualitas air tambak tidak goncang di dalam menjaga air
tidak keluar
b. Menjaga keseimbangan ketinggian air agar
tidak susut
c. Menggunakan reservoir yang cukup dengan
filter biologis yang
memadai
d. Menjaga
air agar tetap optimal 25-40 cm
e. Menggunakan
aerator yang sesuai dengan ukuran tambak di dalam penyebaran oksigen
2.
Untuk Lingkungan Mikrobiologi
diperhatikan hal-hal sbb:
a. Pihak
PT. Ujung Timur Langsa melakukan pemantauan kepadatan bakteri pathogen terutama
vibrio dengan cara uji TCBS secara periodik
b. Menekan
populasi vibrio tersebut dengan menggunakan probiotik/bakteri non pathogen
seperti bacillus
c.
Menggunakan probiotik dalam jumlah yang sesuai anjuran untuk menjaga kestabilan
kualitas air dan menekan bakteri yang merugikan
d. Untuk
menghindari jenis-jenis plankton yang beracun maka pihak PT. Ujung Timur Langsa
menggunakan bakteri pengguna netrat seperti Bacillus Licheniformis dan
photosynthetic bacteria
3. Untuk lingkungan kondisi kesehatan udang
pihak PT. Ujung Timur menerapkan hal-hal sbb:
a. Agar
kondisi udang tetap sehat maka harus diberikan pakan yang berkualitas cukup
jumlahnya dan tidak berlebihan
b.
Disamping itu pemberian probiotik melalui pakan akan memberikan tambahan
nutrisi dan juga dapat membantu sistem pencernaan pada udang serta menekan
bakteri pathogen dalam pencernaan
c. Hindari
pengguanaan antibiotik sedapat mungkin karena bertentangan dengan sistem
aplikasi bila menggunakan probiotik penggunaan antibiotik adalah pilihan
terakhir bila dari uji lab dinyatakan positif terinfeksi oleh bakteri.
4. Pencegahan penyakit virus dan vibriosis
Pihak PT.
Ujung Timur Langsa melakukan tindakan pencegahan penyakit adalah melakukan
tindakan secara tepat dan cepat dengan melakukan pencegahan penyakit dan
penyebarannya dengan tehnik monitoring secara teliti baik di lapangan maupun
laboratorium yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendeteksi baktei
baik dari air maupun dari BBU.
C. Pengawasan Proses Produksi
PT. Ujung
Timur Langsa menerima bahan baku udang dari pemasok (suplier/agen) baik
langsung membeli ke tambak-tambak udang maupun diterima di pabrik dikarenakan
perusahaan belum mempunyai tambak sendiri. Oleh karena itu pengawasan terhadap
barang dan proses produksi udang beku yang dilaksanakan haruslah lebih ketat
baik pada saat penerimaan barang sampai proses akhir.
Adapun
pengawasan proses produksi pembekuan udang tersebut adalah sebagai berikut:
Udang segar
yang tiba di pabrik di dalam bak fiber atau blong plastik yang diberi es
kemudian dibongkar dibagian penerimaan. Udang tersebut kemudian dipisahkan dari
sisa-sisa es dan disemprot dengan air bersih. Setelah itu udang dimasukkan
kedalam ruang proses untuk di proses sesuai dengan pesanan masing-masing
pembeli (buyer)
1. Bagian
Pengadaan Bahan Baku Udang (BBU)
a.
Mengadakan pencucian BBU setelah
barang diterima dari supplier
dengan menggunakan air dingin
yang mengandung larutan chlour, untuk meminimalkan berkembangnya bakteri yang
terkandung dalam udang maupun benda asing.
b. Menjaga
suhu udang supaya tetap stabil dengan penanganan yang baik/benar sehingga kualitas barang menjadi baik
c. Harus
dilakukan pencatatan secara kontinu pada setiap bagian yang merupakan titik
rawan berikut dengan tindakan perbaikannya apabila terjadi penyimpangan
d.
Peralatan dan lingkungan tempat kerja harus dalam keadaan bersih.
2. Bagian
Proses Produksi
a. Setelah
penimbangan BBU dilakukan pencucian dengan air chlour dingin berkonsentrasi 10
ppm dan seleksi kualitas BBU menjadi 3 jenis (kualitas A, B, C)
b. Sebelum
penimbunan barang harus dalam keadaan bersih agar tidak mengalami kerusakan
yang disababkan bakteri/benda asing dan pemakaian es/air dingin sesuai dengan
standar supaya dapat mempertahankan kualitas.
c. Dibagian
potong kepala setelah potong kepala langsung pencucian selanjutnya perendaman
agar tidak terkontaminasi kotoran.
d. Sistem
sizing harus benar terutama dalam pemisahan size dan kualitas mengingat
bahagian sizing yang paling rawan
e. Dalam
resizing diutamakan mutu, kerataan size dan pemisahan warna berdasarkan
kondisinya
f. Bahagian
timbang final harus memperhatikan kerataan size, pcs/block, mutu, weight, dan
keseragamam warna, sebagai tindakan pencegahan kemungkinan adanya penyimpangan.
g.
Pencucian final harus diutamakan kebersihan airnya dan batas pemberian chlour
tidak melebihi dari ketentuan standar agar tidak mengakibatkan menurunnya mutu udang.
h. Bagian
penyusunan memperhatikan benda-benda asing, usus, genjer, size, warna mutu,
pcs/block serta pemberian es
i.
Persiapan masak dan pembekuan sebelum dibekukan supaya dilakukan pengecekan
suhu dan air pada setiap pannya
j. Glazing
memperhatikan keratan lapisan es
k. Bagian
pengepakan/packing ketepatan pengepakan baik size, mutu, dan jenis produknya
mengingat disini merupakan akhir dari proses produksi dan barang siap diekspor.
D.
Pengawasan Mutu Produk
Pengawasan
mutu produk udang beku pada PT. Ujung Timur Langsa diawali dari penerimaan
bahan baku yang sanitasi dan hygiene.
Kebersihan udang yang merupakan bahan baku pangan adalah sangat penting
artinya bagi bahan olahan yang telah jadi/pembekuan udang, yang pada prinsipnya hanya mencegah kerusakan
lebih lanjut dan dapat mempertahankan mutu, bukan mengurangi kerusakan produk
yang akan dibekukan. Jadi sanitasi dan hygiene dari udang yang akan dibekukan
perlu mendapat perhatian dan pertimbangan sebaik mungkin.
Selanjutnya
dapat dilihat proses pengawasan mutu produk udang beku PT. Ujung Timur Langsa
periode tahun 1999 – 2003
TABEL III-3
REALISASI
PENGAWASAN MUTU PRODUK UDANG BEKU
PADA
PT. UJUNG TIMUR LANGSA
TAHUN
1999 – 2003
Tahun
Jenis Produk (Kg)
FB HO
PUD TO
PUD Fresh
P&D
PDTO
Realisasi
Cacat
Realisasi
Cacat
Realisasi
Cacat
Realisasi
Cacat
Realisasi
Cacat
1999
308.315,00
3.024,00
20.675,00
23,00
247.521,00
356,00
58.657,25
151,00
16.785,00
15,30
2000
335.778,50
2.956,00
27.562,00
21,50
387.561,00
335,00
68.950,00
135,00
19.562,00
13,20
2001
436.217,85
1.815,00
29.371,30
16,20
272.560,25
293,00
79.105,00
95,80
21.475,00
11,25
2002
501.006,00
1.712,00
35.826,30
11,00
304.099,50
179,00
101.528,00
45,00
29.684,00
9,75
2003
532.811,15
1.665,00
39.785,00
8,70
322.204,75
98,00
226.838,45
26,50
47.888,25
6,25
Total
2.114.128,50
11.172,00
153.219,60
80,40
1.533.946,50
1.261,00
535.078,70
453,30
135.394,25
55,75
Sumber : PT. Ujung Timur
Langsa, 2004.
Berdasarkan
tabel III-3 diatas dapat dilihat realisasi proses mutu produk udang beku selama periode yaitu tahun
1999-2003 untuk jenis udang beku FB HO, PUD TO, PUD Fresh, P&D, dan PDTO.
Dan tabel
III-3 tersebut juga menjelaskan bahwa dari hasil perlakuan pengawasan terhadap
mutu yang diterapkan oleh PT. Ujung Timur Langsa didapat beberapa kerusakan
produk (produk cacat) untuk jenis produk FB HO, PUD TO, PUD Fresh, P&D, dan
PDTO.
Produk yang
baik, berasal dari bahan baku yang bermutu tinggi, untuk mendapatkan bahan baku
yang bermutu tinggi, perlu mengetahui syarat-syarat tentang bahan baku yang
baik, selain dari ciri-ciri bahan baku segar. Adapun syarat-syarat bahan baku
menurut departemen kesehatan adalah:
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Analisa Realisasi Pengawasan Mutu Produk
PT. Ujung
Timur Langsa yang bergerak dibidang pengolahan udang beku dapat memproduksi
udang beku yang bermutu sesuai dengan kontrak atau perjanjian yang
ditandatangani bersama buyer/pembeli di pasar dunia. Hal ini terlaksana karena
kegiatan proses produksi udang beku didukung oleh keahlian para karyawannya
juga dengan bantuan tehnologi modern berupa mesin-mesin.
Adapun
hal-hal yang diterapkan untuk menjaga/mengawasi mutu produk udang beku oleh pada
PT. Ujung Timur dengan pelaksanaannya melibatkan seluruh karyawan dan
memberikan wewenang kepada Devisi Quality Control sebagai petugas pengawas
perjalanan proses produksi udang beku dengan mengawasi :
-
Penerimaan bahan baku udang
-
Proses produksi udang beku
-
Kebersihan seluruh peralatan
produksi udang beku
-
Kebersihan karyawan (kelengkapan
pakaian proses atau penyakit yang diderita karyawan) yang berhubungan langsung
dengan proses produksi udang beku
-
Produk udang beku yang siap di
eksport ke berbagai negara tujuan
Selain
pengawasan tersebut pada PT. Ujung Timur Langsa juga menjaga mutu produknya
yaitu dengan cara antara lain:
1.
Proses produksi udang beku
mengalami proses produksi terputus putus demi menjaga kesegaran dan mutu maka
produk yang dihasilkan harus dapat diselesaikan dalam waktu minimum.
2.
Tersedianya jumlah pekerja berupa
padat karya yang banyak dan berpotensial serta sesuai dengan
keahlian/skill dibidang tugas masing-masing.
3.
Kombinasi kerja yang dilakukan
antara peralatan teknologi canggih yang disediakan oleh perusahaan dan sumber
daya manusia yang ahli maka dapat menjamin proses produksi yang bermutu
sehingga dapat memacu meningkatkan kualitas produk sehingga buyer tertarik
untuk membeli udang beku yang ditawarkan oleh PT. Ujung Timur Langsa dengan
pendayagunaan persyaratan dari produsen negara global.
Pihak PT. Ujung Timur Langsa menerapkan berbagai pengawasan mutu produk
yaitu:
a.
Penetapan berbagai sumber gagasan
bagi pengembangan aplikasi-aplikasi inovatif yang berdasarkan kebutuhan dan
keinginan konsumen
b.
Design by Imitation berupa
pembaharuan-pembaharuan yang diarahkan kepada program pengembangan produk
dengan penerapan standarisasi kualitas produk Internasional.
Berikut
dapat dilihat tabel mengenai pengawasan mutu
produk pada PT. Ujung Timur
Langsa.
TABEL
IV-1
PENGAWASAN MUTU
PRODUK UDANG
BEKU
PADA PT. UJUNG TIMUR LANGSA
TAHUN
1999 – 2003
No
Jenis
Produk
Persentase
Produk Cacat
(%)
Produk
Normal
Cacat/Rusak
1
FB HO
2.114.128,50
11.172,00
0,55
2
PUD
TO
153.219,60
80,40
0,41
3
PUD
Fresh
1.533.946,50
1.261,00
0,27
4
P&D
535.078,70
453,30
0,20
5
PDTO
135.394,25
55,75
0,15
Jumlah
4.471.767,55
13.022,45
Sumber :
Tabel III-3 (diolah)
Pada tabel
IV-1 tersebut dapat dilihat pada tahun 1999 untuk udang beku jenis FB HO produk
normal adalah sebanyak 2.114.128.50Kg,
dan produk cacat/rusak sebanyak 11.172.00Kg, dengan prosentase produk cacat
adalah sebesar 0.55%, pada tahun 2000 untuk udang beku jenis PUD TO produk
normal adalah sebanyak 153.219.60Kg, dan
produk cacat/rusak sebanyak 80.40Kg, dengan prosentase produk cacat adalah sebesar
0.41%, pada tahun 2001 untuk udang beku
jenis PUD Fresh produk normal adalah
sebanyak 1.533.946.50Kg, dan produk cacat/rusak sebanyak 1.261.00Kg,
dengan prosentase produk cacat adalah sebesar 0.27%, pada tahun 2002 untuk
udang beku jenis P&D produk normal adalah
sebanyak 535.078.70Kg, dan produk cacat/rusak sebanyak 453.30Kg, dengan
prosentase produk cacat adalah sebesar 0.20%, dan pada tahun 2003 untuk udang
beku jenis PDTO produk normal adalah
sebanyak 135.394.25Kg, dan produk cacat/rusak sebanyak 55.75Kg dengan
prosentase produk cacat adalah sebesar 0.15%.
Mengenai
pengawasan mutu produk yang dilakukan sehingga didapat produk cacat/rusak
diakibatkan oleh:
1.
Penanganan bahan baku udang yang
kurang baik, hal ini dikarenakan kekurangan es sehingga udang menjadi lembek
tidak fresh/segar lagi
2. Tidak masuk size (multing) sehingga tidak sesuai dengan permintaan
buyer/pembeli
3. Terkontaminasi dengan virus atau bakteri
4. Penanganan udang yang salah oleh pekerja/karyawan selama proses produksi
berlangsung (terpijak, patah dll)
Hal
tersebut diatas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun PT. Ujung Timur Langsa
senantiasa melakukan perbaikan terhadap mutu produk dengan menghindari resiko
sebesar 5% yang berarti bahwa pengawasan yang diterapkan PT. Ujung Timur Langsa
sudah sesuai dengan sistem standarisasi pengawasan mutu produk, yang dibuktikan
dengan perhitungan rasio produk baik terhadap produk cacat dari tahun 1999
sampai dengan tahun 2003 (0.55%, 0.41%, 0.27%, 0.20%, 0.15%) berada dibawah 5%
yang merupakan ketetapan mutu produk.
Sehingga
dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa PT. Ujung Timur Langsa telah
mampu meningkatkan kualitas hasil produksinya karena dapat menghindari resiko
sebesar 5%.
Selanjutnya
pada lampiran II dapat dilihat bahwa di dalam pengawasan mutu produk udang beku
pada PT. Ujung Timur Langsa tahun 1999 – 2003 yaitu dengan bantuan peralatan
analisa didapat sampel sebanyak 2.994.93 kg,
dengan standar error proporsi sebesar 0.00398 atau dibulatkan menjadi
0.40% maka dihasilkan batasan pengawasan terhadap produk yang akan diterima yaitu
dengan limit/batasan antara 6,19% dan 3.81%.
Artinya
adalah proses normal yang memproduksi udang beku dengan penolakan 5% dapat
diterima oleh perusahaan maka berbagai sampel di masa yang akan datang dengan
penolakan antara 6.19% dan 3.81% akan dapat diterima seperti yang terjadi pada
proses normal.
B.
Analisa Penerapan Pengawasan Mutu Produk
1.
Penerapan Shrimph Culture Health
Management (SCHM) adalah merupakan sistem budidaya ramah lingkungan dengan
meminimalkan buangan limbah organik, mencegah menjalarnya penyebaran pathogen,
menetralkan bahan kimia dan obat-obatan, sedangkan penerapan tehnologi dengan
prinsip berwawasan lingkungan berupa sistem tertutup dan terbuka sebagai salah
satu bentuk perbaikan tehnologi
2.
Pembinaan kepada
pemasok/suplier/agen akan pentingnya pengadaan benur sehat dengan memilih jenis
udang yang unggul yang tahan terhadap penyakit sehingga mutunya dapat
dipertahankan
3.
Pengawasan udang beku dengan
penggunaan laboratorium PCR dan tehnologi agar dapat mempertahankan mutu produk
udang beku
4.
Pelatihan operator laboratorium PCR
merupakan hal yang diterapkan oleh PT. Ujung Timur Langsa di dalam meningkatkan
produktivitas kerja
5.
Penyediaan Sistem Informasi dan
Jaringan (networking) merupakan sarana informasi yang cepat di dalam mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi oleh pihak PT. Ujung Timur Langsa atau pihak
produsen udang beku di seluruh Indonesia meliputi sistem informasi melalui
media cetak (pedoman tehnis, leaflet, brosur, poster dsb), media elektronik
meliputi HP, Telephone, Faximili, E-mail, Website/Internet yang dikembangkan
semaksimal mungkin.
6.
Penanggulangan kasus antibiotik
merupakan antisipasi pihak PT. Ujung Timur Langsa dengan menjaga
batasan-batasan pemberian Antibiotik pada jenis udang beku yang akan menurunan
kualitas mutu udang beku tersebut.
C.
Analisa Standarisasi Mutu Produk
Dalam Proses Pembekuan Udang
Komitmen
Mutu Standar Internasional yang diterapkan oleh PT. Ujung Timur Langsa adalah
merupakan salah satu cara agar produknya dapat menembus pasar Internasional.
Dalam menawarkan produk udang bekunya
perusahaan ini merancang secara
tepat sistem pengawasan mutu dengan tujuan dan arahnya adalah keinginan para
konsumen dunia. Untuk mendukung hal tersebut diatas maka PT. Ujung Timur Langsa melakukan
kegiatan-kegiatan penelitian yang diarahkan sebagai berikut:
1.
Mencari hubungan-hubungan
pengembangan standarisasi produk yang berkualitas
2.
Memperbaiki produk-produk yang kurang bermutu dengan peningkatan
barang yang berkualitas
3.
Menemukan penggunaan-penggunaan
mutu produk yang berkualitas
4.
Mengembangkan berbagai produk dan
jasa produk baru
5.
Menganalisa produk baru didalam
mengantisipasi pesaing yang ada
Usaha-usaha
yang dilakukan untuk meningkatkan keunggulan produk di dalam perolehan peluang
pasar internasional, maka PT. Ujung Timur Langsa menerapkan proses standarisasi
produk serta pengawasan mutu produknya dengan mengacu kepada:
1.
Sistem HACCP (Hazard Analisis
Critical Control Point) yaitu Bahagian yang
merupakan titik kritis
2.
ISO 9000 yang merupakan suatu seri
dari standar-standar internasional untuk sistem kualitas, yang
menspesifikasikan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
penilaian dari suatu sistem manajemen dengan tujuan untuk menjamin bahwa
perusahaan akan menyerahkan barang dan/atau jasa yang memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
PT. Ujung Timur Langsa yang
bergerak dibidang pengolahan udang beku yang mana proses produksinya sangat
memerlukan keahlian yang khusus karena didukung oleh penggunaan mesin dan
keahlian karyawan, telah dapat memproduksi udang beku yang bermutu sesuai
dengan kontrak atau perjanjian yang ditandatangani bersama buyer/pembeli di
pasar dunia.
2.
PT. Ujung Timur Langsa telah
menggunakan penerapan sistem pengawasan mutu udang beku dan sudah sesuai dengan
sistem standarisasi pengawasan mutu produk, dengan pelaksanaannya melibatkan
seluruh karyawan dan memberikan wewenang kepada Devisi Quality Control sebagai
petugas pengawas perjalanan mulai dari penerimaan bahan baku udang sampai
proses produksi berlangsung hingga produk udang beku siap untuk di ekspor ke
berbagai negara tujuan. Dibuktikan dengan perhitungan rasio produk baik
terhadap produk cacat dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 (0.55%, 0.41%,
0.27%, 0.20%, 0.15%) berada dibawah 5% yang merupakan ketetapan mutu produk.
3.
Dari peralatan analisa yang
digunakan diketahui sampel produk udang beku tahun 1999 – 2003 yaitu sebanyak
2.994.93 kg, didapat standar error
proporsi sebesar 0.00398 atau dibulatkan menjadi 0.40% maka dihasilkan batasan
pengawasan terhadap produk yang akan diterima yaitu dengan limit/batasan antara
6,19% dan 3.81% yang berarti bahwa proses normal dalam memproduksi udang beku
dengan penolakan 5% dapat diterima oleh perusahaan maka berbagai sampel di masa
yang akan datang dengan penolakan antara 6.19% dan 3.81% akan dapat diterima
seperti yang terjadi pada proses normal.
4.
Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa PT. Ujung Timur Langsa telah mampu meningkatkan kualitas
hasil produksinya
5.
Dan PT. Ujung Timur Langsa telah
menerapkan proses standarisasi produk serta pengawasan mutu produknya dengan
mengacu kepada Sistem HACCP dan Standar Mutu Internasional yaitu ISO 9000.
B. Saran-Saran
1.
Dari perhitungan yang dilakukan
masih banyak terdapat produk cacat/rusak yang mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan, disarankan agar PT. Ujung Timur dapat menciptakan produk baru yang
bahan bakunya berasal dari produk cacat/rusak tersebut (misalnya seperti bakso,
nugets dsb) sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan dan menambah
varietas/jenis produk.
2.
Agar PT. Ujung Timur Langsa membuka
tambak udang sendiri sehingga dapat menjaga kualitas/mutu udang sesuai dengan
permintaan internasional yang berupa keseragaman warna, kerataan size, bebas dari antibiotik
dan bakteri sehingga kontrak yang disepakati bersama buyer dapat terlaksana
sesuai permintaan.
3.
Dalam proses produksi udang beku
sebaiknya PT. Ujung Timur Langsa terus berupaya menambah peralatan laboratorium
yang aplikasi tehnologi yang tinggi sehingga resiko produksi udang beku akan
semakin kecil.
4.
PT. Ujung Timur Langsa dalam menerapkan pengawasan mutu
produk udang bekunya, diharapkan agar terus menerus menjaga kebersihan atau
sanitasi dan higiene pada peralatan dan lingkungan proses serta karyawan.
NO.
|
Jenis Produk Udang
|
Istilah
|
1
2
3
4
5
6
7
|
Frozen Block Head
On
Frozen Block
Headless
Peeled Un Devained
Fresh
Peeled Un Devained
Tail On
Peeled and
Devained
Peeled and
Devained Tail On
Peeled Un Devained
Pink
|
FB HO
FB HL
PUD Fresh
PUD TO
P&D
PDTO
PUD Pink
|
No.
|
Jenis Produk
|
Tahun (Kg)
|
Jumlah
|
||||
1999
|
2000
|
2001
|
2002
|
2003
|
(Kg)
|
||
1
|
FB HO
|
311.339,00
|
338.734,50
|
438.032,85
|
502.718,00
|
534.476,15
|
2.125.300,50
|
2
|
PUD TO
|
20.698,00
|
27.583,50
|
29.387,50
|
35.837,30
|
39.793,70
|
153.300,00
|
3
|
PUD Fresh
|
247.877,00
|
387.896,00
|
272.853,25
|
304.278,50
|
322.302,75
|
1.535.207,50
|
4
|
P&D
|
58.808,25
|
69.085,00
|
79.200,80
|
101.573,00
|
226.864,95
|
535.532,00
|
5
|
PDTO
|
16.800,30
|
19.575,20
|
21.486,25
|
29.693,75
|
47.894,50
|
135.450,00
|
Tahun
|
Jenis Produk (Kg)
|
|||||||||
FB HO
|
PUD TO
|
PUD Fresh
|
P&D
|
PDTO
|
||||||
Realisasi
|
Cacat
|
Realisasi
|
Cacat
|
Realisasi
|
Cacat
|
Realisasi
|
Cacat
|
Realisasi
|
Cacat
|
|
1999
|
308.315,00
|
3.024,00
|
20.675,00
|
23,00
|
247.521,00
|
356,00
|
58.657,25
|
151,00
|
16.785,00
|
15,30
|
2000
|
335.778,50
|
2.956,00
|
27.562,00
|
21,50
|
387.561,00
|
335,00
|
68.950,00
|
135,00
|
19.562,00
|
13,20
|
2001
|
436.217,85
|
1.815,00
|
29.371,30
|
16,20
|
272.560,25
|
293,00
|
79.105,00
|
95,80
|
21.475,00
|
11,25
|
2002
|
501.006,00
|
1.712,00
|
35.826,30
|
11,00
|
304.099,50
|
179,00
|
101.528,00
|
45,00
|
29.684,00
|
9,75
|
2003
|
532.811,15
|
1.665,00
|
39.785,00
|
8,70
|
322.204,75
|
98,00
|
226.838,45
|
26,50
|
47.888,25
|
6,25
|
Total
|
2.114.128,50
|
11.172,00
|
153.219,60
|
80,40
|
1.533.946,50
|
1.261,00
|
535.078,70
|
453,30
|
135.394,25
|
55,75
|
No
|
Jenis
|
Produk
|
Persentase
Produk Cacat
(%)
|
|
Produk
|
Normal
|
Cacat/Rusak
|
||
1
|
FB HO
|
2.114.128,50
|
11.172,00
|
0,55
|
2
|
PUD
TO
|
153.219,60
|
80,40
|
0,41
|
3
|
PUD
Fresh
|
1.533.946,50
|
1.261,00
|
0,27
|
4
|
P&D
|
535.078,70
|
453,30
|
0,20
|
5
|
PDTO
|
135.394,25
|
55,75
|
0,15
|
Jumlah
|
4.471.767,55
|
13.022,45
|