PENGARUH KELOMPOK ACUAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN REMAJA DALAM PEMBELIAN PAKAIAN
DI KOTA LANGSA
S K R I P S I
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat
Guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase
O l e h
KHAIRIL ANWAR
N P m: 01.1.1076
JURUSAN : MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN
(STIM) PASE LANGSA
2005
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH KELOMPOK ACUAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN REMAJA DALAM
PEMBELIAN PAKAIAN DI KOTA LANGSA“,
guna memenuhi persyaratan menempuh gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen (STIM) Pase Langsa. Serta tak lupa pula kita sanjung sajikan
selawat dan salam keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah
membawa umatnya dari jalan kebodohan menuju
jalan yang berilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu ke arah penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada:
1. Keluarga
yaitu orang tua, abang, kakak dan adik tercinta yang telah banyak memberikan
dukungan dan doa serta memotivasi penulis untuk mengikuti pendidikan ini hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
2. Bapak
Drs. H. Said Yunus, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase
Langsa dan sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan petunjuk sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
3.
Bapak Saifuddin Puteh, SE, MM, selaku Pembantu Ketua
Bidang Akademik STIM Pase Langsa yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
hingga terselesainya penulisan skripsi ini
4. Ibu Cut
Nandalisa, SE, sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
memberikan arahan sehingga terselesainya skripsi ini
5. Bapak/Ibu
Dosen pada STIM Pase Langsa, yang telah banyak membekali penulis dalam berbagai
disiplin ilmu.
5. Rekan-rekan
seperjuangan yang telah menyumbangkan pikiran dan saran-saran ke arah
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kekeliruan baik
dalam susunan kata maupun isinya. Oleh sebab itu penulis dengan segala senang
hati menerima sumbangan pikiran dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Atas segala jerih payah dan bantuan
yang diberikan itu, penulis tidak dapat membalasnya, semua ini penulis serahkan
kepada Allah SWT semoga kita tetap berada dalam lindungan-Nya. Amiin ya rabbal
‘alamiin.
Langsa, 2005
Penulis,
KHAIRIL ANWAR
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
ABSTRAKSI.................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. vii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang
Permasalahan................................................................ 1
B. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian............................................................ 3
C. Hipotesis................................................................................................. 3
D. Metode Penelitian.................................................................................. 4
E. Metode Analisis Data............................................................................. 4
F.
Peralatan Analisis.................................................................................. 5
G.
Sistematika Penulisan........................................................................... 6
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN............................................................................ 8
A. Pengertian Perilaku
Konsumen............................................................. 8
B. Jenis-jenis Perilaku Pembelian............................................................. 9
C.
Pengertian Kelompok Acuan............................................................... 10
D. Pengaruh Kelompok Acuan.................................................................. 12
E. Tahap-tahap Proses
Pembelian............................................................. 13
F. Perilaku Pascapembelian .................................................................... 13
G. Pengertian Pasar Sasaran...................................................................... 14
H. Rentang Usia Remaja............................................................................ 15
BAB III
HASIL PENELITIAN.................................................................................. 16
A. Karakteristik Responden....................................................................... 16
B. Identifikasi Perilaku
Konsumen Remaja.............................................. 18
C. Identifikasi Kelompok Acuan............................................................... 22
BAB IV
PEMBAHASAN........................................................................................... 30
A Analisa
Pengaruh Kelompok Acuan
Terhadap
Perilaku Konsumen Remaja
Dalam Pembelian Pakaian
Di Kota Langsa........................................................................................ 30
B. Analisa Regresi Linier
Berganda dari Kelompok Acuan
Terhadap
Perilaku Konsumen Remaja
Dalam Pembelian
Pakaian Di Kota Langsa......................................................................... 32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN...................................................... 34
A. Kesimpulan................................................................................................. 34
B. Saran-Saran................................................................................................. 35
DAFTAR KEPUSTAKAAN........................................................................................ 36
LAMPIRAN-LAMPIRAN………….......................................................................... 37
ABSTRAKSI
PENGARUH KELOMPOK ACUAN TERHADAP
PERILAKU KONSUMEN REMAJA DALAM
PEMBELIAN PAKAIAN
DI KOTA
LANGSA
Nama : Khairil Anwar
Nim : 01.1.1076
Pembimbing I : Drs. H. Said Yunus, MM
Pembimbing II : Cut Nandalisa, SE
Kelompok acuan primer (keluarga) bertindak sebagai
agen sosialisasi utama, membantu anggotanya memperoleh keahlian, pengetahuan,
norma, dan sikap untuk bertindak sebagai konsumen di pasar. Akibatnya keluarga
memberi pengaruh yang besar pada sikap anggota-anggotanya yang lebih muda
terhadap berbagai produk, merek dan toko.
Anggota keluarga yang mudah
dipengaruhi terutama anggota keluarga muda, seperti anggota yang berada pada
usia remaja diantaranya adalah anggota keluarga yang masih duduk di bangku
Sekolah Menengah Umum (SMU), dimana mereka berada pada masa transisi dari
anak-anak menuju dewasa yang merupakan masa perkembangan identitas
Tujuan penelitian ini
dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana minat konsumen remaja membeli
pakaian.dan untuk mengetahui pengaruh kelompok acuan terhadap perilaku konsumen
remaja dalam pembelian pakaian di Kota Langsa.
Untuk menganalisa data dalam
hal ini penulis menggunakan metode Kualitatif yang menyangkut data yang berasal
dari lapangan kemudian dikumpulkan dan membuatnya dalam bentuk tabulasi
kemudian membandingkan dengan pendapat para ahli dan teori yang ada sebagai
landasan teoritis.dan metode Kuantitatif dengan menganalisa data yang diperoleh
dari hasil penelitian untuk yang dituangkan dalam bentuk angka dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer melalui program aplikasi statistik dalam
pengolahan data yang berhubungan dengan data-data sosial yaitu menggunakan
program SPSS (Statistical Package for Social Science).
Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa kelompok acuan merupakan sebagian dari faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen remaja dalam pembelian pakaian di Kota Langsa, ini dibuktikan
dengan signifikan uji F dan uji t sebesar yang lebih kecil dari ketetapan
signifikan a = 0.05 atau 5%, dengan nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0.277 atau sebesar 27.7%. Sehingga hipotesa
diterima.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
I Kuisioner
.............................................................................. 37
II Regression........................................................................... 38
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
III-1 JUMLAH
KUNJUNGAN RATA-RATA SISWA
SMU KE
TOKO PAKAIAN DI KOTA LANGSA..................................................... 16
III-2 KARAKTERISTIK RESPONDEN........................................................... 17
III-3 PERILAKU KONSUMEN REMAJA DALAM PEMBELIAN
PAKAIAN TAHUN 2005.......................................................................... 19
III-4 IDENTIFIKASI PENGARUH INFORMASI DALAM
PEMBELIAN PAKAIAN PADA REMAJA KOTA LANGSA
TAHUN 2005.............................................................................................. 23
III-5 IDENTIFIKASI PENGARUH INFORMASI DALAM
PEMBELIAN PAKAIAN PADA REMAJA KOTA LANGSA
TAHUN 2005............................................................................................... 25
III-6 IDENTIFIKASI PENGARUH UTILITARIAN
(NORMATIF)
DALAM PEMBELIAN PAKAIAN PADA REMAJA
KOTA
LANGSA TAHUN 2005.............................................................................. 28
III-7 IDENTIFIKASI PENGARUH PASCA
PEMBELIAN
PAKAIAN PADA REMAJA KOTA LANGSA TAHUN 2005................. 29
IV-1 HASIL LINIER REGRESI BERGANDA................................................... 30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Konsumen
sebagai mahluk sosial tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Konsumen
selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, mulai dari tahap
produksi sampai pada tahap konsumsi.
Pada saat konsumen memutuskan membeli barang hampir
selalu dipengaruhi oleh orang lain, terutama pada pembelian barang-barang yang
tidak bersifat pribadi, seperti mobil dan pakaian. Karena barang-barang
tersebut menarik perhatian dan penilaian orang lain pada waktu pemakaiannya,
terlebih lagi bila dilihat oleh orang yang dihormati oleh konsumen.
Orang-orang yang mempengaruhi perilaku seseorang
disebut kelompok acuan (kelompok referensi). Kelompok referensi mencakup
kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah kelompok dimana
orang dapat berinteraksi bersemuka yang tak terbatas dan mereka memberi dampak
dan pengaruh yang paling besar khususnya di Dunia Timur, seperti keluarga.
Kelompok acuan primer (keluarga) bertindak sebagai
agen sosialisasi utama, membantu anggotanya memperoleh keahlian, pengetahuan,
norma, dan sikap untuk bertindak sebagai konsumen di pasar. Akibatnya keluarga
memberi pengaruh yang besar pada sikap anggota-anggotanya yang lebih muda
terhadap berbagai produk, merek dan toko.
Anggota keluarga yang mudah dipengaruhi terutama
anggota keluarga muda, seperti anggota yang berada pada usia remaja diantaranya
adalah anggota keluarga yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Umum (SMU),
dimana mereka berada pada masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang
merupakan masa perkembangan identitas.
Masa perkembangan identitas adalah masa dimana remaja
masih mempunyai ketergantungan yang tinggi pada
keluarga terutama menjadi sebagai titik referensi untuk pengakuan diri
dan pedoman bagi perilaku pembelian, misalnya dalam pembelian pakaian.
Dan biasanya yang menjadi standar referensi dan
pedoman bagi perilaku konsumen dalam pembelian pakaian adalah norma-norma dan
standar kelompok referensi (keluarga)
Dalam membeli pakaian biasanya para remaja atau
murid-murid SMU sering melihat-lihat terlebih dahulu pakaian yang bagaimana
yang akan mereka beli dengan cara mengunjungi toko-toko pakaian terutama yang
pada hari sabtu, baru dikemudian hari mereka membelinya.
Pada waktu pembelian pakaian, remaja (murid SMU)
mungkin dipengaruhi oleh orang lain yang menjadi kelompok acuannya. Terutama
dalam memenuhi standar norma dalam berpakaian yang sesuai dengan standar norma
yang ditetapkan oleh keluarga dan standar norma pakaian menurut Syariat Islam
yang ditetapkan di Nanggroe Aceh Darussalam.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik
membahas masalah tersebut yang akan disusun dalam bentuk Skripsi dengan judul “Pengaruh Kelompok Acuan Terhadap Perilaku
Konsumen Remaja Dalam Pembelian Pakaian di Kota Langsa”.
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan penelitian
a.
Untuk mengetahui sejauh mana minat
konsumen remaja membeli pakaian.
b.
Untuk mengetahui pengaruh kelompok
acuan terhadap perilaku konsumen remaja dalam pembelian pakaian di Kota Langsa.
2.
Kegunaan penelitian
a.
Memberikan informasi bagi para
pemasar pakaian yang memfokuskan penjualannya khusus bagi para remaja dalam
mengidentifikasikan kelompok acuan remaja.
b.
Sebagai bahan referensi bagi
penelitian yang sama dimasa mendatang.
c.
Guna memenuhi sebagian syarat
menyelesaikan studi untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen (STIM) Pase Langsa.
C. Hipotesis
Sebagai dugaan
sementara dari penulisan skripsi ini adalah kelompok acuan mempengaruhi
perilaku pembelian pakaian pada konsumen remaja.
D. Metode Penelitian
Penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
yang diperlukan untuk dapat mendukung penulisan skripsi yaitu:
1.
Penelitian Kepustakaan (Library
Research)
Melalui tehnik ini penulis memperoleh data
yang dibutuhkan dari berbagai literatur dari perpustakaan STIM Pase Langsa
maupun dari buku-buku yang penulis miliki serta dari sumber-sumber lain yang
penulis anggap mempunyai kaitan erat dengan penelitian yang dilakukan.
2.
Penelitian Lapangan (Field
Research)
Guna memperoleh
data yang akurat dan objektif, penulis mengadakan penelitian langsung ke objek
penelitian dengan cara :
a.
Observasi: merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dan informasi dengan cara pengamatan langsung dengan melihat
keadaan yang sesungguhnya pada objek yang diteliti.
b.
Interview : merupakan pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara wawancara dan tatap muka
langsung dengan responden.
c.
Kuesioner :
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang Penulis sebarkan hanya kepada para remaja
yang masih duduk di bangku SMU atau murid
SMU yang berdomisili di Kota
Langsa karena mereka dapat mewakili kelompok usia remaja serta untuk memudahkan
penelitian.
E. Metode Analisis Data
Untuk menganalisa data penulis menggunakan dua metode
yaitu:
1. Metode
Kualitatif
Data
ini menyangkut data yang berasal dari lapangan kemudian dikumpulkan dan
membuatnya dalam bentuk tabulasi kemudian membandingkan dengan pendapat para
ahli dan teori yang ada sebagai landasan teoritis.
2. Metode Kuantitatif
Metode
penganalisaan data yang diperoleh dari hasil penelitian untuk melihat makna
hubungan antar variabel yang dituangkan dalam bentuk angka dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer melalui program aplikasi statistik dalam
pengolahan data yang berhubungan dengan data sosial yaitu menggunakan program
SPSS (Statistical Package for Social Science). Untuk setiap jawaban responden
dari kuisioner digunakan skala Likert yaitu : 1 (Sangat Tidak Setuju/STS), 2
(Tidak Setuju/TS), 3 (Netral/N), 4 (Setuju/S), 5 (Sangat Setuju/SS).
F. Peralatan Analisis
Peralatan analisa yang digunakan untuk melihat
pengaruh merek (variable independent) terhadap keputusan pembelian (variable
dependent) digunakan peralatan analisa menurut J. Supranto (2000:210) yaitu
hubungan lebih dari dua variabel regresi linier berganda, yaitu:
Y = a + b1
X1 + b2 X2 + b3
X3 + b4 X4
Dimana :
Y = Frekuensi Pembelian
b1 = Koefisien informasi
b2 = Koefisien keluarga
b3 = Koefisien rekomendasi
b4 = Koefisien pasca pembelian
X1 = informasi
X2 = keluarga
X3 = utilitarian
X4 = pasca pembelian
b = Koefisien Regresi
a = Konstanta
Penulis membatasi penelitian dengan hanya mengambil
jumlah responden sebanyak 80.00% dari kunjungan rata-rata perhari pada toko
yang Penulis teliti. Dengan metode Cluster Sampling yaitu digunakan dalam
penyebaran kuisioner di wilayah tertentu yang memang respondennya heterogen,
juga karena adanya kebutuhan efisiensi ekonomis bagi peneliti, maka didapat
jumlah responden sebesar:
Aceh Makmur = ( 9 : 62 ) X 50 = 7 orang
Istana Collection = ( 15 : 62 ) X 50 = 12 orang
Mode Collection = ( 11 : 62 ) X 50 = 9 orang
Eka Plaza = ( 17 : 62 ) X 50 = 14
orang
Mutia = ( 6 : 62 ) X 50 = 5 orang
Bali = ( 4 : 62 ) X 50 = 4 orang
![]() |
Total Responden = 50 orang
G. Sistematika Penulisan
Untuk lebih terarahnya skripsi ini, penulis membaginya
dalam lima bab, dan masing-masing bab dibagi dalam beberapa sub bab, sehingga
penulisan ini akan menjadi :
Bab I PENDAHULUAN
Mengenai Latar Belakang Permasalahan, Tujuan dan Kegunaan
Penelitian, Hipotesis dan Metode Penelitian, Metode Analisis Data, Peralatan
Analisis dan Sistematika Penulisan.
Bab II STUDI
KEPUSTAKAAN
Mengenai Pengertian Perilaku Konsumen, Jenis-jenis Perilaku
Konsumen, Pengertian Kelompok Acuan, Pengaruh Kelompok Acuan, Tahap-tahap
Proses Pembelian, Perilaku Pascapembelian, dan Pengertian Pasar Sasaran serta Rentang
Usia Remaja.
Bab III HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden, Identifikasi Perilaku Konsumen
Remaja, dan Identifikasi Kelompok Acuan
Bab IV PEMBAHASAN
Berisikan mengenai Analisa Pengaruh Kelompok Acuan Terhadap
Perilaku Konsumen Remaja Dalam Pembelian Pakaian di Kota Langsa, dan Analisa
Regresi Linier Berganda dari Kelompok Acuan Terhadap Perilaku Konsumen Remaja
Dalam Pembelian Pakaian di Kota Langsa
Bab V KESIMPULAN
DAN SARAN-SARAN
Mengenai kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian
yang dilakukan.
BAB II
STUDI
KEPUSTAKAAN
A. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sesungguhnya merupakan bagian tidak
terpisahkan dari perilaku manusia secara umum, karena perilaku konsumen
merupakan suatu manifestasi dari perilaku manusia dengan segala macam
kebutuhan, keinginan dan keterbatasannya.
Menurut
Umar (2003:64), perilaku konsumen merupakan tindakan langsung dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Perilaku konsumen
terbagi ke dalam dua golongan, yang pertama adalah perilaku yang tampak.
Variabel-variabel yang termasuk di dalamnya adalah jumlah pembelian, waktu,
karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Yang
kedua adalah perilaku yang tak tampak. Variabel-variabelnya antara lain adalah
persepsi, ingatan terhadap informasi, dan perasaan kepemilikan oleh konsumen.
Menurut Irawan (2001:42) faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor kebudayaan, sosial, dan individu.
Menurut
Swastha (2000:10) perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan
sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya
proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut. Ada 2 elemen penting dari perilaku konsumen itu : (1) proses
pengambilan keputusan, dan (2) kegiatan fisik yang semua ini melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan
jasa-jasa ekonomis.
Dari definisi diatas, jelas bahwa pada dasarnya
perilaku konsumen itu lebih mengarah kepada proses yang mempengaruhi individu
dalam menganalisa dan kemudian melakukan pembelian yang dilatarbelakangi oleh
lingkungan, perbedaan individu dan faktor-faktor psikologis pribadi konsumen.
B. Jenis-jenis Perilaku Pembelian
Dapat disadari bahwa kekuatan yang mempengaruhi
tingkah laku konsumen sangat banyak dan pilihan konsumen dihasilkan dari
interaksi faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi yang kompleks.
Pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan konsumen berbeda-beda sesuai
dengan jenis tingkah laku keputusan pembelian.
Kotler (1997:169), membedakan empat jenis perilaku
pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat
diferensiasi merek, yaitu: periaku pembelian yang rumit, perilaku pembelian
pengurang disonansi, perilaku pembelian karena kebiasaan, dan perilaku
pembelian yang mencari variasi.
Ada 4
tipe perilaku keputusan membeli menurut Kotler dan Amstrong (2001:219) sebagai
berikut:
1.
Perilaku Membeli Yang Kompleks
Konsumen menjalankan perilaku
membeli yang kompleks (complex buying behaviour) ketika mereka benar-benar
terlibat dalam pembelian dan mempunyai pandangan yang berbeda antara merek yang
satu dengan yang lain.
2.
Perilaku Membeli Yang Mengurangi Ketidakcocokan
Perilaku membeli
yang mengurangi ketidakcocokan (dissonance-reducing buying behaviour) terjadi
ketika konsumen sangat terlibat dengan pembelian mahal, jarang, atau berisiko,
tetapi hanya melihat sedikit perbedaan di antara merek-merek yang ada.
3.
Perilaku Membeli Karena Kebiasaan
Perilaku membeli
karena kebiasaaan (habitual buying behaviour) terjadi dalam kondisi
keterlibatan konsumen yang rendah dan kecilnya perbedaan antar merek.
4.
Perilaku Membeli Yang Mencari Variasi
Pelanggan
menjalankan perilaku membeli yang mencari variasi (variety seeking buying
behaviour) dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen namun
perbedaan merek dianggap cukup berarti.
Pembelian merupakan suatu proses. Kegiatan pembelian
yang tampak hanyalah suatu tahap dari keseluruhan proses pembelian konsumen.
C. Pengertian Kelompok Acuan
Seorang konsumen tidak hidup di lingkungan yang
terisolasi dari dunia luar, oleh karena itu dalam memutuskan membeli suatu
barang, konsumen tidak selalu mengambil keputusan beli sendiri, tetapi sering
kali dipengaruhi oleh orang lain.
Kotler (2002:187), kelompok acuan adalah seseorang
terdiri dari semua kelompok yang
memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang
dinamakan kelompok keanggotaan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:203) kelompok acuan
(reference group) berfungsi sebagai titik banding/referensi langsung (tatap
muka) atau tidak langsung yang membentuk sikap maupun perilaku seseorang.
Kelompok acuan memberikan standar dan nilai yang
menjadi penentu bagaimana orang berfikir dan berperilaku. Standar perilaku ini
menjadi kerangka acuan seseorang.
Kotler (1997:157), kelompok acuan seseorang; terdiri
semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang.
Irawan (2001:43), sebuah kelompok referensi bagi
seseorang adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Pengaruh kelompok akan semakin besar
pada produk akan nampak pada orang-orang yang dihormati oleh pembeli.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan diatas maka
kelompok acuan adalah sekelompok orang yang mempengaruhi secara bermakna
perilaku, nilai, dan sikap individu baik langsung maupun tidak langsung. Konsep
kelompok acuan erat kaitannya dengan kelompok kecil dalam kebudayaan, kelompok
kecil ini misalnya keluarga.
Menurut Kotler (2002:188), Beberapa kelompok
keanggotaan adalah:
-
Kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga
dan rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal.
-
Kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan,
profesional, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan
membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.
Kelompok primer adalah
kelompok dimana orang dapat berinteraksi bersemuka (face to face) yang tak
terbatas. Kelompok primer memberikan dampak dan pengaruh paling besar khususnya
di dunia timur, seperti keluarga.
Kelompok sekunder adalah
kelompok dimana orang dapat berinteraksi bersemuka, tetapi lebih sporadis,
kurang komprehensif, dan kurang berpengaruh dalam pembentukan gagasan dan
prilaku.
Kotler (1997:157) beberapa kelompok keanggotaan
adalah: Kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja,
yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Kelompok
sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan,
yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.
Kemudian Kotler (1997:157) Orang juga dipengaruhi oleh
kelompok diluar kelompok mereka. Kelompok yang ingin dimasuki seseorang
dinamakan kelompok aspirasional, Kelompok disosiatif adalah kelompok dengan
nilai atau perilaku yang ditolak oleh seseorang.
D. Pengaruh Kelompok Acuan
Kotler
(1997:157), Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka
sekurang-kurangnya dalam tiga hal. Kelompok acuan menghadapkan seseorang pada
perilaku dan gaya hidup baru. Mereka juga mempengaruhi perilaku dan konsep
pribadi seseorang. Dan mereka menciptakan tekanan untuk mematuhi apa yang
mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang.
Menurut Irawan (2001:46),
pengaruh kelompok acuan/preferensi dari faktor-faktor sosial dalam membeli
sebuah produk adalah bersifat normatif artinya orang membeli produk karena
produk tersebut benar-benar baik, atau bersifat informatif artinya orang
membeli produk karena mendapat informasi dari orang lain.
Kotler dan Amstrong
(2001:203), Kelompok acuan mengarahkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup
baru, mempengaruhi sikap dan konsep diri orang tersebut, dan memberikan
dorongan untuk menyesuaikan diri
sehingga akan mempengaruhi pilihan produk dan merek orang itu.
Kotler
(1997:158), keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat, dan ia telah menjadi
objek penelitian yang ekstensif. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan
primer yang paling berpengaruh.Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan
saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas
agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta.
Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah
keluarga prokreasi, yaitu pasangan dan anak-anak seseorang
E. Tahap-tahap Proses Pembelian
Sebelum pengambilan keputusan pembelian dilakukan ada
beberapa tahap atau proses yang dilewati pembeli dilakukan ada beberapa tahap
atau proses yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli.
Menurut
Swastha (2000:70) Proses pembelian terdiri dari tahap-tahap yang dimulai dengan
pengenalan terhadap kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti setelah
pembelian dilakukan. Namun sebelumnya perlu dibahas lebih dulu tentang mode
yang dapat menjelaskan proses pembelian, struktur pembelian konsumen, dan
macam-macam situasi pembelian. Ini semua dalam satu rangkaian proses yang
dialami konsumen untuk mengambil keputusan membeli suatu produk
Kotler dan Amstrong (2001:222), Proses keputusan
pembeli terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku pasca pembelian.
Pembelian mungkin melewati tahap-tahap ini dengan
cepat atau lambat dan beberapa tahap
mungkin bahkan terbalik, biasanya pembeli melewati keseluruhan tahap ini pada
situasi yang komplek dan baru yang memerlukan pertimbangan, dapat dikatakan
sangat tergantung pada sifat pembeli, produk dan situasi membeli.
F. Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami
suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu dan akan terlibat dalam
perilaku pasca pembelian (postpurchase behaviour). Jika produk gagal memenuhi
harapan, konsumen kecewa, jika harapan terpenuhi, konsumen puas, jika harapan
terlampaui, konsumen amat puas.
Kotler (1997:175), kepuasan pembeli adalah fungsi
seberapa dekat harapan pembelian atas suatu produk dengan kinerja yang
dirasakan pembelian atau produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah
daripada harapan pembeli, pembeli akan kecewa, jika ia sesuai harapan, pembeli
akan puas. Jika ia melebihi harapan, pembeli akan sangat puas.
Jika konsumen merasa puas maka ia akan menunjukkan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk tersebut, selain itu
konsumen juga akan mengatakan hal yang baik tentang produk tersebut pada orang
lain.
G. Pengertian Pasar Sasaran
Kotler (1997:12) pasar sasaran adalah pasar yang
terdiri dari semua pelanggan aktual yang memiliki kebutuhan atau keinginan
tertentu serta mau dan mampu dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan.
Assauri (2002:151) pasar sasaran adalah suatu kelompok
konsumen yang agak homogen, kepada siapa perusahaan ingin melakukan pendekatan
guna dapat menariknya untuk membeli produk yang dipasarkan.
Sudarmo (2000:57) sasaran pasar merupakan kesempatan
pasar atau market opportunity. Kesempatan dari suatu perusahaan merupakan
sasaran yang dapat di jangkau oleh faktor atau sarana yang dimiliki, sasaran
yang tidak dikerjakan sarana produksinya bukanlah merupakan kesempatan yang
baik baginya.
H. Rentang Usia Remaja
Masa remaja merupakan masa peraliha dari masa
anak-anak menuju masa dewasa. Dalam istilah asing masa remaja sering disebut
antara lain pubertas, adolescentia, dan youth, sedangkan dalam bahasa
Indonesia, disebut pubertas atau remaja.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002, 99, 352)
mengartikan Adolescentia, adolescare – adultus = menjadi dewasa atau dalam
perkembangan menjadi dewasa.
Menurut Kotler (1997:135), sebuah populasi dapat dipecah
menjadi enam kelompok umur, prasekolah, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda
berumur 25 sampai 40 tahun, dewasa separuh baya berumur 40 sampai 65 tahun dan
manula berumur 65 tahun atau lebih.
Dari pembagian umur populasi yang dikemukakan oleh Kotler
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa usia remana pada umur 16 sampai 24 tahun. Ini
dilihat dari masa akhir usia sekolah (wajib belajar) di Indonesia pada umur 15
tahun, dan masa awal dewasa pada umur 25 tahun.
BAB
III
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
![]() |
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pemilik toko pakaian diperoleh gambaran jumlah murid SMU yang berkunjung ke toko pakaian setiap harinya, yaitu sebagai berikut.
Kuisioner yang disebarkan pada masyarakat remaja kota
Langsa yang berkunjung pada toko-toko tersebut berdasarkan sampling cluster
yaitu sebanyak 50 angket yang dijawab dan dikembalikan, kemudian diolah kembali
oleh penulis dapat dilihat karakteristik mereka pada Tabel III-2, yaitu :
![]() |
Pada tabel III-2 dapat dilihat
karakteristik responden diketahui 20 orang
(40%) berjenis kelamin pria dan 30orang berjenis kelamin wanita (60%).
Kelompok usia remaja 13 – 16 tahun (kelompok remaja awal) berjumlah 22 orang
(44%), dan kelompok usia 17 – 22 tahun (kelompok remaja akhir) berjumlah 28
orang (56%).
Uang saku responden per bulan, responden yang memiliki
uang saku <Rp50.000 berjumlah 10 orang (20%), responden yang memiliki uang
saku Rp50.000 – Rp99.999 berjumlah 27 orang (54%) yang merupakan jumlah
terbesar. Dan 6 orang (12%) responden yang memiliki uang saku Rp100.000 –
Rp150.000 perbulan, serta 7 orang (14%) memperoleh uang saku sebesar
>Rp150.000.
Responden pada umumnya tinggal dengan orang tua yang
berjumlah 33 orang (66%), responden yang bertempat tinggal bersama kakak atau
abang berjumlah 8 orang (16%), responden yang bertempat tinggal bersama nenek
sebanyak 4 orang (8%), responden yang tinggal bersama paman dan bibi berjumlah
3 orang (6%) dan responden yang kost adalah sebanyak 2 orang (4%).
B. Identifikasi Perilaku Konsumen
Remaja
Memahami konsumen salah satu kiat sukses pemasaran.
Para pemasar harus mengetahui apa yang dibutuhkan, diinginkan dan diminta oleh
konsumen. Memahami konsumen dapat dicapai dengan jalan mengamati dan mengetahui
perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian suatu produk.
Pakaian sebagai suatu kebutuhan pokok manusia harus
dipenuhi untuk melindungi manusia baik dari sengatan matahari, kedinginan dan
terutama untuk menutupi aurat.
![]() |
Berikut tabel mengenai perilaku konsumen remaja Kota Langsa dalam pembelian pakaian.
Pada Tabel III-3 tersebut diketahui bahwa :
1.
Pembelian pakaian responden remaja
setahun.
a. Frekuensi pembelian pakaian dalam setahun sebanyak
1-2 kali dilakukan oleh responden dengan jawaban sangat setuju adalah 26 orang
atau 52.0%, yang menjawab setuju adalah 10 orang atau 20.0%, yang menjawab
netral adalah 4 orang atau 8.0%, yang menjawab tidak setuju adalah 4 orang atau
8.0% dan yang menjawab sangat tidak setuju adalah 6 orang atau 12.0%.
b. Frekuensi pembelian pakaian dalam setahun sebanyak
3-4 kali dilakukan oleh responden dengan jawaban sangat setuju adalah 8 orang
atau 16.0%, yang menjawab setuju 14 orang atau 28.0%, yang menjawab netral
adalah 20 orang (40.0%), yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju
masing-masing 4 orang (8.0%).
c. Frekuensi pembelian pakaian dalam setahun sebanyak
5-6 kali dilakukan oleh responden dengan jawaban sangat setuju adalah 5 orang
atau 10.0%, yang menjawab setuju adalah 3 orang atau 6.0%, yang menjawab netral
adalah 6 orang atau 12.0%, yang menjawab tidak setuju adalah 25 orang atau
50.0% dan yang menjawab sangat tidak setuju adalah 11 orang atau 22.0%.
d. Frekuensi pembelian pakaian dalam setahun lebih
dari 6 kali dilakukan oleh responden dengan jawaban sangat setuju adalah 3
orang atau 6.0%, yang menjawab setuju dan netral masing-masing adalah 7 orang
atau 14.0%, yang menjawab tidak setuju 15 orang (30.0%) dan yang menjawab
sangat tidak setuju 1 orang (36.0%).
2.
Jumlah pembelian pakaian setiap
kali melakukan transaksi
a. Dalam setiap kali pembelian pakaian biasanya
responden membeli pakaian antara 1 – 2 potong pakaian, yakni yang menjawab
sangat setuju 28 orang atau 56.0%, setuju 9 orang atau 18%, netral adalah 5
orang atau 10.0%, tidak setuju adalah 6 orang atau 12.0%, dan sangat tidak
setuju adalah 2 orang atau 4.0%.
b. Dalam setiap kali pembelian pakaian biasanya
responden membeli pakaian antara 3 – 4 potong pakaian, yakni yang menjawab
sangat setuju adalah 10 orang atau 20.0%, setuju adalah 23 orang atau 46%,
netral adalah 8 orang atau 16.0%, tidak setuju adalah 2 orang atau 4.0%, dan
sangat tidak setuju adalah 7 orang atau 14.0%.
c. Dalam setiap kali pembelian pakaian biasanya
responden membeli pakaian lebih dari 4 potong pakaian, yakni yang menjawab
sangat setuju 2 orang atau 4.0%, netral 9 orang atau 18.0%, tidak setuju 23
orang atau 46.0%, dan sangat tidak setuju 16 orang atau 32.0%.
3.
Frekuensi pembelian pakaian yang
dilakukan oleh responden remaja
a. Frekuensi pembelian pakaian membeli pakaian sendiri
oleh responden dengan jawaban sangat setuju adalah 36 orang atau 72.0%, yang
menjawab setuju adalah 5 orang atau 10.0%, yang menjawab netral adalah 4 orang
atau 8.0%, yang menjawab tidak setuju adalah 3 orang atau 6.0% dan yang
menjawab sangat tidak setuju adalah 2 orang atau 4.0%.
b. Frekuensi pembelian pakaian bersama keluarga
responden dengan jawaban sangat setuju adalah 3 orang atau 6.0%, yang menjawab
setuju adalah 8 orang atau 16.0%, yang menjawab netral adalah 3 orang atau
6.0%, yang menjawab tidak setuju adalah 18 orang atau 36.0% dan sangat tidak
setuju adalah 2 orang atau 4.0%.
C. Identifikasi Kelompok Acuan
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kelompok acuan.
Dalam hal ini yang menjadi kelompok acuan adalah keluarga yang merupakan
kelompok acuan primer yang bersifat informasi. Kelompok acuan juga merupakan
bahagian dari faktor sosial yang mempengaruhi perilaku konsumen.
·
Pengaruh
Informasi
Informasi merupakan hal yang penting, konsumen kerap menerima
opini orang lain terutama opini disertai dengan bukti-bukti yang dapat
dipercaya terutama ketika mereka membuat suatu keputusan yang sulit untuk
menilai karekter produk yang dibeli. Kemudian mereka merasakan informasi dari
orang lain merupakan suatu hal yang diperlukan.
Pada Tabel III-4 menggambarkan pada umumnya:
1. Responden menganggap penting informasi dari
keluarga hal ini dapat diketahui dengan:
a.
Informasi diperoleh dari Ayah/Ibu
Besarnya responden yang menyatakan sangat setuju adalah 10 orang atau 20.0%, yang
menyatakan setuju adalah 27 orang atau 54.0%, yang menyatakan
netral adalah 8 orang atau 16.0% dan yang menyatakan tidak setuju adalah 5
orang atau 10.0%.

b. Informasi diperoleh dari Abang/kakak
Besarnya responden yang menyatakan sangat setuju adalah 7
orang atau 14.0%, yang menyatakan setuju adalah 20 orang atau 40.0%, yang
menyatakan netral adalah 10 orang atau 20.0% dan yang menyatakan tidak setuju
adalah 7 orang atau 14.0% serta yang menyatakan sangat tidak setuju adalah 6
orang (12.0%).
c. Informasi
diperoleh dari Paman dan bibi
Besarnya responden yang menyatakan sangat setuju adalah 1
orang atau 2.0%, yang menyatakan setuju adalah 11 orang atau 22.0%, yang
menyatakan netral adalah 10 orang atau 20.0% dan yang menyatakan tidak setuju
adalah 8 orang atau 16.0% dan yang menyatakan sangat tidak setuju adalah 20
orang (40.0%).
2. Informasi yang diperoleh dari keluaraga berupa:
a. Merek
Besarnya
responden yang menyatakan sangat setuju
adalah 9 orang atau
18.0%, yang menyatakan
setuju dan netral adalah masing-masing 14 orang atau 28.0%, yang
menyatakan tidak setuju adalah 11 orang atau 22.0% dan yang menyatakan sangat
tidak setuju adalah 2 orang (4.0%).
b. Model
Besarnya
responden yang menyatakan sangat setuju adalah
15 orang atau 30.0%,
yang menyatakan setuju adalah 23 orang atau 46.0%, netral
adalah 6 orang atau 12.0%, yang menyatakan tidak setuju 4 orang atau 8.0% dan
yang menyatakan sangat tidak setuju 2 orang (4.0%).
·
Pengaruh
Keluarga
Keluarga adalah bagian terkecil dari kelompok sosial
di mana seorang individu pertama kali belajar mengenal kehidupan atau dengan
kata lain tempat individu pertama kali mempertahankan dan memenuhi kebutuhan
hidupnya. Salah satu kehidupan manusia adalah sandang, dalam memenuhi kebutuhan
sandangnya keluarga juga merupakan tempat pertama sekali individu mengenal
sandang atau pakaian yang seharusnya dibeli atau dipakainya.
![]() |
Pada Tabel III-5 menunjukkan sumber uang untuk membeli
pakaian adalah:
1. Setiap kali membeli pakaian selalu
minta uang pada keluarga, responden yang sangat setuju menyatakan hal tersebut
adalah 18 orang atau 36.0%, yang menyatakan setuju 23 orang atau 46.0%, yang
menyatakan netral adalah 7 orang atau 14.0%, dan yang menyatakan tidak setuju
adalah 2 orang atau 4.0%.
2. Dalam membeli pakaian dengan
menggunakan uang saku sendiri, responden yang menyatakan sangat setuju adalah
10 orang atau 20.0%, yang menyatakan setuju adalah 26 orang atau 52.0%, yang
menyatakan netral adalah 11 orang atau 22.0%, yang menyatakan tidak setuju
hanya 1 orang atau 2.0% dan yang menyatakan sangat tidak setuju adalah 2 orang
atau 4.0%.
3. Bila meminta uang pada keluarga
a.
Responden yang minta pada ayah atau ibu, yang menyatakan sangat setuju adalah
25 orang atau 50.0%, yang menyatakan setuju adalah 22 orang atau 44.0%, yang
menyatakan netral adalah 3 orang atau 6.0%.
b.
Responden yang minta pada Abang atau kakak, yang menyatakan sangat setuju
adalah 2 orang atau 4.0%, yang menyatakan setuju adalah 8 orang atau 16.0%,
yang menyatakan netral adalah 17 orang atau 34.0%, yang menyatakan tidak setuju
adalah 11 orang atau 22.0% dan yang menyatakan sangat tidak setuju adalah 12
orang atau 24.0%.
c.
Responden yang minta pada Bibi atau paman, yang menyatakan setuju adalah 7 orang
atau 14.0%, yang menyatakan netral adalah 6 orang atau 12.0%, yang menyatakan
tidak setuju adalah 11 orang atau 22.0% dan yang menyatakan sangat tidak setuju
adalah 26 orang atau 52.0%..
4. Pertimbangan keluarga terhadap
pakaian yang akan dibeli dengan uang yang diberikan:
a. Yang
menyatakan sangat setuju dengan pembelian baju ketat adalah 2 orang atau 4.0%,
yang menyatakan setuju adalah 5 orang atau 10.0%, yang menyatakan netral adalah
23 orang atau 46.0%, yang menyatakan tidak setuju adalah 13 orang atau 26.0%
dan yang menyatakan sangat tidak setuju adalah 7 orang atau 14.0%.
b.
Yang menyatakan sangat setuju
dengan pembelian Celana Jeans adalah 3 orang atau 6.0%, yang menyatakan setuju
adalah 19 orang atau 38.0%, yang menyatakan netral adalah 9 orang atau 18.0%,
yang menyatakan tidak setuju adalah 13 orang atau 26.0% dan yang menyatakan
sangat tidak setuju adalah 6 orang atau 12.0%.
·
Utilitarian
(Normatif)
Pengaruh kelompok acuan dapat diekspresikan melalui
tekanan untuk tunduk pada norma kelompok. Sikap tunduk pada norma kelompok
dalam membeli dapat dilihat pada Tabel III-6 yang menunjukkan bahwa norma
kesopanan sangat diperhatikan oleh responden untuk dapat diterima oleh anggota
keluarga (acuannya) responden yang menyatakan sangat setuju pakaian sopan
menutup aurat sesuai dengan Syariat Islam adalah 29 orang atau 58.0%, yang
menyatakan setuju adalah 16 orang atau 32.0%, dan yang menyatakan
![]() |
netral adalah 5 orang atau 10.0%.
Responden yang menyatakan sangat setuju pakaian sopan
dan etis menurut keluarga tanpa harus memenuhi standar Syariat Islam adalah 6
orang atau 12.0%, yang menyatakan setuju adalah 11 orang atau 22.0%, dan yang
menyatakan netral adalah 24 orang atau 48.0%, yang menyatakan tidak setuju
adaah 6 orang atau 12.0%, dan yang menyatakan sangat tidak setuju adalah 3
orang atau 6.0%.
·
Pasca
Pembelian
Setelah membeli pakaian, responden memperoleh akibat
dari pembelian tersebut. Responden bisa senang dan bisa juga kecewa pada
pakaian yang telah dibelinya, salah satu penyebabnya adalah pujian dari anggota
keluarganya.
![]() |
Pada Tabel III-7 diketahui bahwa responden senang bila
pakaian yang dibeli mendapat pujian dari anggota keluarga. Ini dapat diketahui
sebagai berikut: yang menyatakan sangat setuju adalah 14 orang atau 28.0%, yang
menyatakan setuju adalah 23 orang atau 46.0% dan yang menyatakan netral adalah
13 orang atau 26.0%.
Responden yang merasa kecewa apabila pakaian yang
dibeli tidak disukai keluarga, yang menyatakan sangat setuju adalah 5 orang
atau 10.0%, yang menyatakan setuju adalah 24 orang atau 48.0%, yang menyatakan
netral adalah 9 orang atau 18.0%, yang menyatakan tidak setuju adalah 8 orang
atau 16.0% dan yang menyatakan sangat tidak setuju adalah 4 orang atau 8.0%.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisa Pengaruh Kelompok Acuan Terhadap Perilaku
Konsumen Remaja Dalam Pembelian Pakaian di Kota Langsa
![]() |
Untuk mengetahui pengaruh kelompok acuan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian pakaian dilakukan dengan menginterprestasikan koefisien-koefisien determinasi, uji F dan uji t. Koefisien determinasi digunakan untuk menginterprestasikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan uji F dan uji t digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh tersebut baik secara keseluruhan maupun pervariabel.
Sumber : Tabel III-2 s/d Tabel III-6
Berdasarkan hasil penelitian yang diolah dengan
perangkat komputer dan menggunakan alat ukur regresi linier berganda diperoleh
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.277 artinya kelompok acuan
mempengaruhi perilaku konsumen ramaja dalam pembelian pakaian sebesar 27.7%
sedangkan selebihnya 72.3% dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan derajat
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ( R ) sebesar 0.526 atau
52.6%.
Jika diteliti dari angka tersebut diatas adalah kecil
hal ini diakibatkan pada zaman sekarang kawula muda atau para remaja ingin
menentukan pilihannya sendiri mereka lebih memilih masa bodoh dengan keadaan
sekitar baik keluarga maupun lingkungannya.
Menurut hasil wawancara langsung yang dilakukan oleh
penulis, para remaja ingin bebas dalam segala hal apakah itu penentuan sikap
dan perilaku ataukah mengenai pengambilan keputusan akan sesuatu hal.
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh
kelompok acuan terhadap perilaku konsumen remaja dalam pembelian pakaian di
Kota Langsa dapat ditinjau dari signifikan F test. Dari hasil penelitian
diperoleh signifikan F hitung
sebesar 0.005. Karena probabilitas
(0.005) jauh lebih kecil dari pada taraf nyata atau signifikan ketetapan
(0.05) atau 5%, maka kelompok acuan
berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam pembelian pakaian.
Sedangkan untuk mengetahui signifikan atau tidak
pengaruh kelompok acuan pervariabel dapat dilakukan dengan uji t. Dari hasil
perhitungan diperoleh bahwa nilai signifikan dari masing-masing variabel sama.
Faktor informasi, keluarga, utilitarian, dan pasca pembelian mempunyai
signifikan hitung sebesar 0.021, 0.031, 0.035, dan 0.10. Dari masing-masing
variabel kelompok acuan yang diuji secara parsial dapat dikatakan berpengaruh
secara signifikan terhadap perilaku konsumen remaja dalam pembelian jumlah
pakaian di Kota Langsa. Sehingga hipotesa yang menyatakan kelompok acuan
mempengaruhi perilaku pembelian pakaian pada konsumen remaja dapat diterima.
B. Analisa Regresi Linier Berganda Dari Kelompok Acuan
Terhadap Perilaku Konsumen Remaja Dalam Pembelian Pakaian di Kota Langsa.
Analisa regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat perubahan kelompok acuan terhadap perilaku konsumen remaja dalam
pembelian pakaian di Kota Langsa. Hasil perhitungan ini tertera pada Tabel IV-1
diperoleh bahwa a = 10.954, koefisien informasi (b1) = 0.344, koefisien
keluarga (b2) = 0.383, koefisien utilitarian (b3) = -0.775, dan koefisien pasca
pembelian (b4) = 1.004. Dengan demikian secara matematis pengaruh kelompok
acuan terhadap perilaku konsumen remaja dalam pembelian pakaian di Kota Langsa
dapat diformulasikan sebagai berikut:
Y = 10.954 + 0.344X1 + 0.383X2 - 0.775X3 + 1.004X4
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadinya
perubahan dari masing-masing variabel independen akan mengakibatkan perubahan
sebesar hasil kali dari koefisien variabel independen terhadap unit variabel
dependen.
Dari hasil penelitian diperoleh konstanta sebesar a =
10.954 artinya bila variabel-variabel kelompok acuan yaitu informasi, keluarga,
utilitarian, dan pasca pembelian dianggap konstant (X1, X2, X3,
X4, = 0), maka besarnya nilai Y adalah 10.954.
Jika faktor informasi mengalami peningkatan 100% dari
posisi sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh konsumen remaja yang mencari
dan memakai informasi dari kelompok acuan dan menganggap informasi dari
kelompok acuan merupakan hal yang penting dan lumrah dan variabel lain dianggap
tetap atau tidak mengalami perubahan maka, perubahan yang terjadi adalah
sebesar (0.344 X 100%) atau meningkat sebesar 0.344, dengan adanya perubahan
ini maka nilai Y akan mengalami peningkatan sebesar Y = 10.954 + 0.344 =
11.298. Demikian pula untuk faktor-faktor lainnya, seperti faktor Keluarga Y =
10.954 + 0.383 =11.337, untuk faktor Utilitarian Y = 10.954 + (-0.775) =
10.179, pada faktor utilitarian ini nilai Y mengalami penurunan diakibatkan
koefisiennya berlereng negatif sedangkan untuk faktor Pasca Pembelian Y =
10.954 + 1.004 = 11.958.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kelompok
acuan terhadap perilaku konsumen remaja dalam pembelian pakaian, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Kelompok acuan merupakan sebagian dari faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen remaja dalam pembelian pakaian di Kota Langsa,
ini dibuktikan dengan signifikan uji F dan uji t sebesar yang lebih kecil dari
ketetapan signifikan a =
0.05 atau 5%, dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.277 atau
sebesar 27.7%. Sehingga hipotesa diterima
2.
Konsumen remaja biasanya mencari
informasi tentang pakaian pada ayah/ibunya dengan klasifikasi persentase dari
persetujuannya sebesar 54.0% dan mereka biasa membeli pakaian sendiri dengan
klasifikasi persetujuannya sebesar 36.0%.
3.
Standar norma kesopanan pakaian
dari kelompok acuan adalah pakaian yang sopan umumnya adalah pakaian yang
menutup aurat sesuai dengan Syariat Islam dengan klasifikasi persetujuan 58.0%.
B. Saran-saran
Dari hasil yang menyatakan bahwa secara signifikan
kelompok acuan mempengaruhi perilaku konsumen remaja dalam pembelian pakaian
maka diharapkan agar:
1.
Para pemasar senantiasa
memperhatikan kelompok acuan dalam memasarkan produk pakaian mereka dan
berusaha mempengaruhi kelompok acuan terutama mereka yang menjadi pimpinan
opini (opinion leader). Seperti Ibu/Ayah yang merupakan pemimpin opini dalam
pemberian informasi tentang pakaian pada konsumen remaja
2.
Para pemasar pakaian sebaiknya
memakai kelompok acuan sebagai suatu media dalam menginformasikan produknya dan
berusaha mempengaruhi kelompok acuan pada saat menemani konsumen remaja membeli
pakaian.
3.
Keluarga sebagai kelompok acuan
konsumen remaja sebaiknya dipakai oleh pemasar sebagai media untuk
mempromosikan merek pakaiannya, sehingga keluarga merekomendasikan merek
pakaian tersebut pada anggota keluarganya yang remaja.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Assauri,
Sofyan, SE, MBA (2002), Manajemen Pemasaran, CV. Rajawali,
Jakarta.
Irawan, M.B.A, Wijaya Fried, M.a, M., Dr, (2001), Pemasaran
Prinsip dan Kasus, BPFE, Yogyakarta.
Kotler,
Philip, (2002), Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jilid I, Prenhallindo,
Jakarta.
Kotler, Philip, (1997), Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan
Pengendalian, Jakarta, 2003., PT. Ikrar Mandiriabadi, Jakarta.
Kotler,
Philip, Amstrong, Garry, (2001), Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi
Kedelapan, Erlangga Jakarta.
Swastha,
Basu, DR, M.B.A., Dh, (2001), Manajemen Penjualan, Edisi 3, BPFE
Yogyakarta.
Sudarmo,
Gito, Indriyo, (2000), Manajemen Pemasaran, Edisi I, BPFE,
Yogyakarta.
Supranto,
J, (2000), Statistik, Teori dan Aplikasi, Edisi Keenam, Erlangga Jakarta.
Umar,
Husein, Drs, SE, MM, MBA, (2003), Studi Kelayakan Bisnis : Teknik
Menganalisa Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.