Saturday, 4 May 2019

Asmawati



ANALISIS USAHA PEMELIHARAAN AYAM POTONG
 DI   KECAMATAN   MANYAK   PAYED
KABUPATEN ACEH TAMIANG



KARYA ILMIAH



D
I

S
U
S
U
N



OLEH:


ASMAWATI
390 017 472









MANYAK PAYED
2006



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
              Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Adapun Judul yang menjadi pokok pembahasan adalah : “Analisis Usaha Pemeliharaan Ayam Potong Di Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang”. untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mengikuti Ujian Penyesuaian Gelar.
              Penulis selanjutnya mengucapkan selawat serta salam kepada junjuangan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang  penuh pengetahuan. Penulis menyadari dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan untuk itu penulis dengan kerendahan hati siap menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan ini.
              Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu demi selesainya karya ilmiah ini. Atas bantuannya penulis mengucapkan terima kasih semoga Allah SWT membalas kebaikan saudara-saudara semua. Amaiin.
Manyak Payed,          2006
                     Penulis

                ASMAWATI

DAFTAR  ISI

                                                                                                                        Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ iv

BAB  I       PENDAHULUAN..................................................................................... 1
                  A. Tujuan Penelitian................................................................................. 3
                  B. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 3
                  C. Hipotesis.............................................................................................. 4
       
BAB  II     TINJAUAN KEPUSTAKAAN................................................................... 5
                  A. Pengertian Ayam Potong................................................................... 5
                  B. Pengertian Modal................................................................................ 6
                  C. Pengertian Produksi........................................................................... 8
                  D. Berbagai Ukuran Kelayakan Usaha................................................. 9
           
BAB  III   PEMECAHAN MASALAH....................................................................... 11
                 A. Analisis Biaya Yang Dikeluarkan...................................................... 11
                 B. Analisis Kelayakan Usaha................................................................. 14
           
BAB  IV  PENUTUP................................................................................................. 16
                 A. Kesimpulan.......................................................................................... 16
                 B. Saran-saran......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 18
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................... 19













DAFTAR TABEL


Halaman

Tabel - 1      Nilai Penyusutan Terhadap Beberapa Sarana Produksi
                   Tahan Lama.................................................................... 12

Tabel - 2      Total Rincian Kebutuhan Biaya Modal Kerja Usaha
          Pemeliharaan Ayam Potong Periode Pebruari - Maret 2003.. 13

Tabel - 3       Hasil Produksi (Panen) Ayam Potong Umur 35 Hari............ 14






























DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                   Halaman
 I          Perhitungan Kelayakan Usaha.............................................. 19


BAB  I
LATAR BELAKANG MASALAH

Usaha pemeliharaan ayam potong di Kota Kuala Simpang dan sekitarnya telah lama dilaksanakan, bahkan belakangan ini telah banyak dipelihara baik secara perorangan di rumah tangga dalam jumlah yang relatif terbatas, juga oleh para peternak yang telah lama bergerak dalam usaha ini tertentunya dalam jumlah  yang relatif besar.
Banyaknya para peternak ayam potong yang ada di Kota Kuala Simpang dan sekitarnya, merupakan suatu nilai yang positif untuk menunjang kontribusi kepada pemerintah dan masyarakat dalam rangka ikut memenuhi permintaan pasar terhadap protein hewani asal ternak dari hari ke hari semakin bertambah kebutuhannya.
Permintaan pasar akan daging ayam potong dewasa ini sudah mulai dirasakan oleh para peternak, distributor dan penyalur lainnya. Hal ini disebabkan adanya peningkatan permintaan bibit semakin bertambah dan tingkat penjualan hasil semakin baik. Tingkat konsumsi daging ayam potong yang dulunya kurang digemari oleh masyarakat Aceh umumnya, akibat rasa (palatabilitas) yang kurang disenangi tapi dewasa ini kebiasaan tersebut semakin menghilang bahkan masyarakat sudah lebih menyenangi daging ayam potong.
Tantangan dan problema yang dihadapi oleh para peternak ayam potong sangat komplit, mulai dari segi teknis yaitu menyangkut dengan sistem, metode dan tatalaksana pemeliharaan juga masalah non-teknis yaitu menyangkut segi manajemen bisnis ekonomi yang menguntungkan. Ketergantungan penyediaan/distribusi bibit anak ayam (DOC) dari Medan merupakan tantangan yang sangat berarti bagi para pertenak disaat peternak butuh bibit dalam jumlah agak banyak kadang kala tidak dapat dipenuhi oleh penyalur, disaat situasi dan kondisi ekonomi yang tidak stabil kadang kala persediaan bibit membengkak. Kejadian ini sangat mempengaruhi biaya/modal yang dikeluarkan sehingga tingkat pendapatan relatif tidak stabil.
Sarana produksi lain yang tidak kalah pentingnya adalah pakan, obat-obatan/vaksin, feed suplemen, dan peralatan lainnya yang diperlukan dalam rangka meningkatkan produktivitas ternak ayam potong pada khususnya masih didatangkan dari Medan, sehingga semua aspek mulai dari kualitas dan harga sangat ditentukan oleh produser atau distributor di Medan, disamping itu biaya tataniaga juga sangat mempengaruhi harga pada tingkat penyalur yang pada akhirnya peternak dan konsumen yang terbebani.
Belum adanya pengusaha plasma yang bergerak di sub sektor ini merupakan tantang yang sangat besar bagi peternak terutama dalam segi penyediaan sarana produksi, pembinaan dan pemasaran hasil.
Dengan adanya usaha yang dilakukan pemerintah khususnya Dinas Peternakan, penyalur, distributor dan lembaga terkait lainnya dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan (PSK) Peternak dengan harapan tingkat kesejahteraan peternak lebih baik.
Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan peternak ayam potong di Kota Kuala Simpang dan sekitarnya sudah mulai meningkat, walaupun masih ada diantara peternak yang tidak menghiraukan bagaimana tata cara pemeliharaan ayam potong yang baik dan menguntungkan sehingga berpengaruh pada pendapatan dan kelayakan usaha peternak ayam potong. Hal ini merupakan masalah yang menimbulkan ketertarikan penulis untuk menuangkan tulisan ke dalam suatu karya ilmiah dengan judul “Analisis Usaha Pemeliharaan Ayam Potong Di Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang”.

  1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pendapatan dan kelayakan usaha yang diperoleh para peternak ayam potong di Kecamatan Manyak Payed khususnya pada lokasi penelitian. Serta bagaimana tantangan dan kendala yang dihadapi oleh para peternak ayam potong pada khususnya, sehingga akan dicarikan solusi masalahnya.

 

B.    Kegunaan Penelitian

Sebagai sumbangan pemikiran kepada para peternak ayam potong khususnya dalam usaha meningkatkan pengetahuan tata laksana dalam memelihara ayam potong dan Dinas Peternakan umumnya. Dan untuk melatih dan menambah wacana berfikir penulis yang berkaitan dengan reproduksi ternak sesuai dengan bidang yang penulis tekuni sekarang ini, dan sebagai sebagai salah satu syarat dalam rangka mengikuti ujian penyesuaian gelar.

  1. Hipotesis
Adapun dugaan sementara yang penulis perkirakan adalahbahwa usaha pemeliharaan ayam potong dikecamatam Manyak Payed berpengaruh terhadap pendapatan.















BAB  II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.     Pengertian Ayam Potong (Broiler)
Ayam potong (broiler) merupakan ternak yang paling ekonomis bila dibandingkan dengan ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan pertambahan/produksi daging dalam waktu yang relatif cepat dan singkat atau sekitar 4-5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi (Murtidjo, 2003).
Menurut Rasyat (2004) yang dimaksud dengan ayam potong (broiler) adalah ayam yang muda jantan atau betina yang berumur dibawah 8 minggu dengan bobot tertentu, pertumbuhan yang cepat timbunan daging baik dan banyak.
Sedangkan menurut Siregar (2005) menyebutkan ayam potong/broiler adalah ayam muda yang berumur kurang dari 8 minggu, daging lembut, empuk, dan gurih dengan bobot hidup berkisar antara 1,5 – 2,0 kg per ekor.
Pemeliharaan ayam potong sifatnya cepat berproduksi dengan perputaran yang dapat diatur, modal yang relatif kecil dan dapat  diusahakan lebih dekat dengan konsumen sebagai sarana pemasaran, sehingga biaya tata niaga pemasaran dapat ditekan seefisien mungkin (Abdullah, 2003).
Selanjutnya Rasyat (2004) menjelaskan bahwa dalam suatu usaha peternakan ayam broiler secara terpadu, kemampuan peternak dalam berbisnis, pengelolaan dan pemahaman akan teknis beternak harus seimbang dan selaras. Sehingga untuk menjadikan peternak sukses, peternak harus memiliki tiga unsur yaitu teknis produksi, manajemen, dan pemasaran.
Untuk menunjang produksi yang tinggi perlu diperhatikan tiga faktor yang saling terkait, yaitu menggunakan bibit unggul, makanan yang memenuhi syarat dalam sistem pengelolaan yang baik (Gaos, 2002).

B.    Pengertian Modal

Dalam melakukan usaha ternak ayam potong ini, tidak terlepas dari modal usaha yang mutlak harus dimiliki peternak. Ada beberapa pengertian mengenai modal menurut pendapat para ahli yaitu sebagai berikut.
Menurut Abdullah (2003), yang dimaksud dengan modal adalah biaya yang harus disediakan dan merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan suatu usaha. Besar kecilnya modal akan sangat mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh. Jadi modal merupakan sumber daya untuk suatu proses produksi. Sedangkan biaya merupakan jumlah kompensasi yang diterima oleh pemiilik faktor produksi yang digunakan dalam suatu proses produksi bersangkutan.
Sedangkan menurut Dahlan (2004) menguraikan, secara umum modal dapat diartikan sebagai barang-barang bernilai ekonomis yang digunakan untuk menghasilkan tambahan kekayaan atau untuk meningkatkan produksi. Modal dapat dibagi kepada dua jenis yaitu:
1.      Modal tetap (investasi) merupakan modal yang dapat tahan lama dalam proses produksi.
2.      Modal tidak tetap (variabel) merupakan modal yang habis pakai dalam satu kali proses produksi.
Mubyarto (2003) menyebutkan bahwa modal merupakan faktor produksi yang terdiri dari modal sendiri (equiy capital) dan modal pinjaman (credit), yang pada dasarnya tidak ada perbedaan dalam proses produksi.
Selanjutnya Yocob (2001) mengatakan bahwa biaya adalah nilai dari semua korbanan ekonomi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produksi atau semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang untuk menghasilkan suatu produksi. Komponen biaya yang dimaksud adalah biaya bangunan, alat dan perkakas, tanah, bunga modal, upah tenaga kerja, sarana produksi habis pakai dalam satu kali produksi adalah bibit, makanan, obat-obatan dan lain-lain.
Biaya merupakan korbanan ekonomi yang dikeluarkan dalam suatu usaha disebut juga dengan modal, yang menjadi modal tetap yang terdiri dari biaya pembuatan kandang perawatan barang tahan lama lainnya. Biaya ini dihitung dalam bentuk penyusutan pada setiap periode kegiatan pertahun. Sedangkan modal kerja terjadi dari biaya produksi habis pakai dalam setiap kali produksi atau periode pemeliharaan, seperti biaya pembelian bibit, pakan, obat-obatan, upah tenaga kerja, perbaikan kandang dan kebutuhan lainnya (Rahardi, 2001)

C. Pengertian Produksi
Suatu organisasi yang didirikan pastilah menciptakan atau memproduksikan satu atau beberapa macam produk, baik berupa barang ataupun jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Produksi tersebut haruslah tepat sasaran maksudnya sesuai dengan permintaan pasar terhadap produk yang ditawarkannya.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan produksi dapat diketahui dari definisinya sebagai berikut:
Menurut Wirajaya (1999:304) produksi berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk perusahaan (keluaran).
Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan dan menambah keguanaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan ini dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu lahan, modal, tenaga kerja dan keahlian, sedangkan menajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan baik mengenai kualitas, kuantitas, waktu yang direncanakan maupun mengenai biaya-biayanya seminimal mungkin (Gultom, 2002).
Menurut Adiningsih (1999:3) produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Input dapat terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi.
Menurut Wirajaya (1999:304) Istilah produksi merujuk pada lebih dari sekedar transformasi fisik dari sumber daya. Produksi melibatkan semua kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa. Jadi pemakaian pekerja (dari tenaga kerja yang tidak berketerampilan sampai manajemen puncak), pelatihan personalia dan struktur organisasi yang dipergunakan untuk memaksimumkan produktivitas semuanya merupakan bagian dari proses produksi.
Jadi produksi tidak hanya berarti proses mengubah barang yang berujud menjadi barang lain, seperti halnya dalam suatu pabrik. Jasa pengangkutan atau pengiriman dan penyimpanan barang juga merupakan suatu contoh dari proses produksi karena keduanya menambah nilai.

D.    Berbagai Ukuran Kelayakan Usaha

Rahardi (2001) menguraikan bahwa ada tiga piranti atau ukuran kelayakan usaha yang bisa digunakan utnuk menganalisis suatu usaha bisnis yaitu NPV (Net Present Value), ROI ( Reurn of Investment), dan BEP (Break Even Point).
Nilai NPV dapat dipengaruhi oleh tiga faktor keadaan usaha yaitu sebagai berikut:
1.      Usaha masih dalam tahap investasi dan belum berproduksi
2.      Usaha berada pada masa puncak produksi dan didukung oleh harga pasar yang tinggi serta produksi lagi dibutuhkan.
3.      Usaha berada pada masa produksi puncah yaitu pada masa permulaan dan akhir produksi (masa istirahat/afkir).
ROI digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dari modal yang telah dikeluarkan, makin kecil nilai ROI maka makin efisien dalam penggunaan modal usaha.
BEP dimaksudkan untuk mengetahui titik impas yaitu usaha tidak mengalami keuntungan dan juga kerugian.
Siregar (2005) menambahkan Benefit Ratio Cost (B/C) Ratio merupakan salah satu ukuran kelayakan suatu usaha yaitu hasil perbandingan anrara besarnya penerimaan dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Bila nilai R/C Ratio > 1 maka usahanya layak untuk dilanjutkan. Bila < 1 maka usaha tidak layak dan bila = 1 maka usaha pulang modal/pokok.


BAB  III
PEMECAHAN MASALAH

A.     Analisis Biaya Yang Dikeluarkan

Produksi yang diperoleh adalah hasil penjualan ayam potong saat panen. Sedangkan pendapatan usaha yaitu besarnya penghasilan/produksi dikurang dengan total biaya/modal yang dikeluarkan dan pendapatan keluarga yang merupakan kontribusi yang didapati dari hasil usaha pemeliharaan ayam potong setelah ditambah dengan pos biaya yang menjadi penghasilan keluarga peternak, seperti upah tenaga kerja sendiri/keluarga dan lain-lain.
Biaya yang dikeluarkan dan dihitung nilainya dalam usaha pemeliharaan ayam potong pada penelitian ini adalah:
1.      Biaya Tetap/Investasi
Adalah seluruh biaya modal yang dibutuhkan dalam rangka pengadaan sarana produksi tahan lama meliputi: bangunan kandang dan peralatan lainnya. Biaya ini dihitung dalam bentuk penyusutan per tahun atau per periode pemeliharaan dalam rupiah. Perhitungan biaya penyusutan sarana produksi tahan lama adalah nilai baru dikurang dengan nilai sisa dibagi dengan jangka usia ekonomi, sedangkan nilai jangka usia teknis adaah nilai sisa setelah habis jangka usia ekonomis.
Jangka usia ekonomis suatu barang/kandang merupakan jangka waktu kelayakan ini dihitung mulai saat keadaan kandang masih baru. Peda penelitian ini yang dihitung adalah berapa kali/periode pemeliharaan didapati dalam setahuin atau selama waktu jangka usia ekonomis yang ditargetkan, biaya ini dibebankan pada setiap kali atau periode pemeliharaan.
Untuk lebih jelasnya mengenai nilai penyusutan sarana produksi tahan lama yang dimulai antara lain, kandang, mesin air (Dap), tempat makan, tempat minum, dan selang air dapat dilihat pada tabel  - 1 berikut:
Jadi total biaya penyusutan terhadap beberapa jenis saran aproduksi tahan lama adalah Rp89.098,-.

2.      Biaya Variabel/Modal Kerja
Biaya variabel merupakan biaya yang harus dikeluarkan dalam rangka memenuhi kebutuhan sarana produksi habis pakai dalam satu kali/periode pemeliharaan. Sarana tersebut antara lain; bibit, pakan, dan obat-obatan/vaksin, sekam, upah tenaga kerja, perbaikan kandang, biaya umum dan biaya transportasi, semua ini dihitung dalam rupiah.
Pada saat penelitian dilakukan, kebutuhan sarana produksi habis pakai/ sebagai modal kerja dapat dilihat pada tabel-2 berikut:
Jadi total biaya modal kerja sebesar Rp4.810.000,- yang terdiri dari delapan pos biaya yang dikeluarkan seperti yang tersebut diatas.

3.      Total Pengeluaran Biaya Yang Dibutuhkan
Total biaya yang dibutuhkan dalam satu periode pemeliharaan ayam potong selama 35 hari adalah tetap sebesar Rp89.098,- ditambah dengan biaya produksi sebesar Rp4.810.000,- sehingga total keseluruhan menjadi Rp4.899.098,-.


4.      Produksi/Penerimaan
Produksi utama pada usaha pemeliharaan ayam potong adalah produksi daging, baik dalam bentuk berat badan hidup atau berat karkas dan produksi sampingan berupa pupuk kandang. Seperti dijelaskan pada tabel – 3 berikut.
Jadi hasil produksi ayam potong mempunyai nilai jual sebesar Rp6.840.000,-.

5.      Pendapatan
Tingkat pendapatan yang diperoleh dalam satu periode usaha pemeliharaan ayam potong adalah total penerimaan dari produksi yang yaitu sebesar Rp6.840.000 dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp4.899.098,- Sedangkan pendapatan keuntungan peternak/pengelola setelah ditambahkan dengan upah tenaga kerja sendiri Rp262.500 yaitu menjadi Rp2.203.402,-.

B.    Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha sesuai dengan yang dikemukaan oleh Rahardi (2001), adalah sebagai berikut:
1.      Net Present Value (NPV) diperoleh nilai sebesar Rp1.940.902,- yang mana angka ini mengindikasikan bahwa usaha yang dilakukan adalah menguntungkan.
2.      Return Of Invesment (ROI) nilai diperoleh sebesar  0,40 hal ini memberikan arti bahwa tingkat penggunaan modal usaha berada pada posisi sangat efisien atau lebih kecil dari pada 1 maksudnya adalah makin kecil nilai ROI maka makin efisien dalam penggunaan modal.
3.      Break Even Point (BEP) diperoleh hasil perhitungan berdasarkan alat analisis yaitu sebesar Rp3.452.795,- yang menyatakan bahwa pada perolehan pendapatan sebesar Rp3.452.795,- usaha pemelihaan ayam potong tersebut tidak dalam keadaan untung atau rugi dalam arti kata berada pada titik impas atau pulang pokok.
4.      Benefit Cost (B/C) Ratio diperoleh angka sebesar 1,40 yang mengartikan bahwa nilai tersebut berada diatas 1 yang mana usaha ternak ayam potong ini layak untuk dilanjutkan.

BAB  IV
PENUTUP

  1. Kesimpulan
1.      Total biaya produksi ayam potong adalah sebesar Rp4.810.000,- yang terdiri dari biaya penyusutan Rp89.098,- dan biaya modal Rp4.899.098,-.
2.      Total penerimaan hasil panen sebesar Rp6.840.000,- yaitu dari hasil penjualan 490 ekor ayam potong dengan total beratnya sebesar 720kg dan dengan harga per kilogram adalah Rp9.500,-.
3.      Pendapatan dari hasil usaha yang diperoleh Rp1.940.902,- sedangkan total pendapatan keluarga sebesar Rp2.203.402,- angka ini diperoleh setelah diperhitungkan dengan upah tenaga kerja sendiri.
4.      Usaha pemeliharaan ayam potong ini menguntungkan dan layak untuk dilanjutkan karena terbukti dari hasil analisis data diperoleh nilai NPV Rp1.940.902,- Nilai ROI sebesar 0,4 < 1, nilai BEP sebesar Rp3.452.795,- dan nilai B/C Ratio sebesar 1,40  > 1, yang mana angka-angka tersebut mengindikasikan kelayakan untuk melanjutkan usaha ini.

  1. Saran-Saran
1.      Disarankan para peternak ayam potong juga memproduksi pupuk kandang mengingat hal ini dapat menambah penghasilan.
2.      Agar para peternak ayam potong meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilanya sehingga dapat beternak secara  benar sesuai dengan yang dianjurkan dan juga dapat meningkatkan hasil pendapatan.
3.      Hendaknya pemerintah khususnya Kecamatan Manyak Payed membantu sarana dan prasarana demi meningkatkan usaha ternak ayam potong dan memberi kredit lunak dengan tingkat bunga yang relatif rendah agar pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin berkembang.
4.      Sudi kiranya pemerintah mencari solusi atau mampu menyediakan bibit ayam potongdan juga suplai obat-obatan sehingga para peternak Kecamatan Manyak Payed khususnya tidak lagi menunggu dari Medan.











DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Pengaruh Pemberian Tepung Bekicot Rebus Terhadap Pertambahan Berat Ayam Broyler, Banda Aceh, 2003.

Adiningsih, Sri, Dr, MSC, (1999), Ekonomi Mikro, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Gaos, Pedoman Praktis Pemeliharaan Ayam Petelur dan Pedaging, Pyridan, Jakarta, 2002.

Gultom, Parapat, Manajemen Produksi dan Operasi, DILI, IPWI, Banda Aceh, 2000.

Kuntjoro, Analisis Investasi Proyek Pertanian, LP-IPB, Bogor, 2003.

Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta, 2003.

Murtidjo, Pedoman Beternak Ayam Broiler, Kanisius, Jakarta, 2003.

Rasyat, Peternak Ayam Pedaging, PT. Penebar Swadaya, Jakarta, 2004.

Rahardi, Agri Bisnis Peternakan, PT. Penebar Swadaya, Jakarta, 2001.

Siregar, Ilmu Manajemen, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 2005.

Wirajaya, Daniel, Drs, (1999), Ekonomi Manajerial, Binarupa Aksara, Jakarta.

Yacon, Analisis Reutiaitas Agri Bisnis, Kanwil Depten NAD, Banda Aceh, 2001.










 

























Paling Banyak Diminati