Pengendalian
Persediaan Bahan Baku
Pada
Penggilingan Padi Gunung Mas
Kec. manyak payed Aceh Tamiang
SKRIPSI
Diajukan untuk
memenuhi sebahagian dari
syarat - syarat
Guna mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah
Tinggi Ilmu
Manajemen (S T I M) Pase Langsa.
Oleh
N A M A: ARBI
N
I M: 00.1.0850
NIRM: 00.1.3525310009
JURUSAN:
MANAJEMEN
PROGRAM STUDI: STRATA SATU (S-1)
SEKOLAH TINGGI
ILMU MANAJEMEN
(STIM) PASE
LANGSA
2005
KATA
PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
PADA PENGGILINGAN PADI GUNUNG MAS KEC. MANYAK PAYED ACEH TAMIANG“, guna
memenuhi persyaratan menempuh gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen (STIM) Pase Langsa. Serta tak lupa pula kita sanjung sajikan selawat
dan salam keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah membawa umatnya
dari jalan kebodohan menuju jalan yang
berilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu ke arah penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada:
1. Keluarga
yaitu orang tua, abang, kakak tercinta yang telah banyak memberikan dukungan
dan doa serta memotivasi penulis untuk mengikuti pendidikan sehingga selesainya
penulisan skripsi ini.
2. Bapak
Drs. H. Said Yunus, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase
Langsa dan sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan petunjuk sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
3. Bapak
Saifuddin Puteh, SE, MM, selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik STIM Pase Langsa
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga terselesainya penulisan
skripsi ini
4. Bapak
Karyanto Moekty, SE, MM sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan
sehingga skripsi ini menjadi sempurna.
5. Bapak/Ibu
Dosen pada STIM Pase Langsa, yang telah banyak membekali penulis dalam berbagai
disiplin ilmu.
6. Bapak
Pimpinan Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Mayak Payed Aceh Tamiang
beserta para karyawan yang telah membantu memberikan data dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
7. Rekan-rekan
seperjuangan yang telah menyumbangkan pikiran dan saran-saran ke arah
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kekeliruan baik
dalam susunan kata maupun isinya. Oleh sebab itu penulis dengan segala senang
hati menerima sumbangan pikiran dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Atas segala jerih payah dan bantuan
yang diberikan itu, penulis tidak dapat membalasnya, semua ini penulis serahkan
kepada Allah SWT semoga kita tetap berada dalam lindungan-Nya. Amiin ya rabbal
‘alamiiin.
Langsa, Maret 2005
Penulis,
A R B I
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
ABSTRAKSI............................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Permasalahan................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................... 4
C. Hipotesis.................................................................................................... 4
D. Metode Pengumpulan Data...................................................................... 5
E. Metode Analisis Data................................................................................ 6
F.
Peralatan Analisis..................................................................................... 6
G. Sistematika Penulisan............................................................................... 7
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN............................................................................ 9
A. Pengertian Pengendalian
Persediaan ..................................................... 9
B. Tujuan Pengendalian Persediaan
Bahan................................................. 10
C. Jenis Sarana Pengendalian
Persediaan (Inventory).............................. 11
D. Metode Penentu Jumlah dan Kapan
Pemesanan Dilakukan................. 11
BAB III
HASIL PENELITIAN................................................................................ 15
A . Kebutuhan Bahan Baku........................................................................... 15
B.
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan..................................... 18
C.
Sistim Pengendalian Persediaan Bahan................................................. 20
BAB IV
PEMBAHASAN........................................................................................ 23
A. Analisis Sistim Pengendalian Persediaan
Bahan Baku........................... 23
B. Analisis Biaya dibanding dengan EOQ.................................................... 27
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN-SARAN...................................................... 29
A. Kesimpulan.............................................................................................. 29
B. Saran-Saran.............................................................................................. 30
DAFTAR KEPUSTAKAAN..................................................................................... 32
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................ 33
ABSTRAKSI
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
PADA PENGGILINGAN PADI GUNUNG MAS
KEC. MANYAK PAYED ACEH TAMIANG
Nama : ARBI
Nim : 00.1.0850
Nirm :
001352530066
Pembimbing I : Drs. H. Said Yunus, MM
Pembimbing II : Karyanto Moekty, SE, MM
Penggilingan
Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang yang berdiri sejak tanggal 29
April 1975 merupakan usaha yang dikelola oleh Bapak Sulaiman Syamsuddin yang
berlokasi di Desa Lhok Medang Ara Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang seluas 342 M2,
yaitu perusahaan yang bergerak di bidang penggilingan
padi menjadi beras yang merupakan kebutuhan pokok manusia.
Tujuan
Penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana sistim pengendalian persediaan
bahan baku padi
dan untuk mencari cara-cara yang tepat dalam hal pengendalian persediaan padi
pada Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang
Penelitian ini menggunakan pendekatan
metode kualitatif yaitu dengan menganalisis data yang diperoleh dari lapangan
dan membuatnya dalam bentuk tabulasi kemudian membandingkan dengan pendapat
para ahli dari teori yang ada sebagai landasan teoritis, dan metode kuantitatif
yaitu menganalisa data berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil penelitian
untuk melihat makna hubungan antara suatu variabel dengan variabel
lainnya.serta menggunakan alat analisis Economic Order Quantity menurut Barry
Render, Jay Heizer (2001:322-324).
Dengan melihat
frekuensi/jumlah pemesanan bahan baku
padi pada perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Mayak Payed Aceh Tamiang
yang terbukti mempunyai selisih dengan pemesanan ekonomis sebesar 42 kali. Hal ini menyatakan bahwa frekuensi pemesanan
belum ekonomis (masih terjadi pemborosan dana) sehingga hipotesa ditolak..
Dari hasil
penelitian juga diperoleh pada tahun 2002 sampai 2004 telah menunjukkan hasil
yang menggembirakan dengan dapat menghemat dana untuk jenis padi IR 42 sebesar Rp6.376,- IR 64
sebesar Rp38.194,- dan Lokal sebesar Rp21.678,-. Sedangkan untuk jenis padi Si
Gudang dan Ramos telah menunjukkan angka yang cenderung menurun sehingga dapat
mengefesiensikan dana.
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
III-1 JUMLAH PERSEDIAAN
BAHAN BAKU PADI PADA
PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI GUNUNG
MAS KEC.
MANYAK PAYED ACEH TAMIANG TAHUN
2000-2004................... 16
III-2 BIAYA-BIAYA YANG DIKELUARKAN OLEH
PERUSAHAAN
PENGGILINGAN PADI GUNUNG MAS KEC.
MAYAK PAYED
ACEH TAMIANG TAHUN 2000-2004..................................................... 18
III-3 BIAYA YANG DIKELUARKAN
AKIBAT
PERSEDIAAN
BAHAN BAKU PADI PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN
PADI GUNUNG MAS KEC. MANYAK PAYED ACEH
TAMIANG TAHUN 2000-2004................................................................. 19
III–4 FREKUENSI PEMESANAN BAHAN BAKU
PADI
PADA
PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI GUNUNG
MAS KEC.
MANYAK PAYED ACEH TAMIANG TAHUN
2000-2004................... 20
IV-1 HASIL PERHITUNGAN EOQ DARI PERSENTASE
KENAIKAN DAN PENURUNAN PERSEDIAAN PADI PADA
PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI GUNUNG MAS KEC.
MANYAK PAYED ACEH TAMIANG TAHUN 2000-2004.................. 24
IV-2 FREKUENSI PEMESANAN
EOQ DIBANDING DENGAN
PEMESANAN YANG DILAKUKAN
OLEH PERUSAHAAN
PADI GUNUNG MAS KEC. MANYAK PAYED ACEH
TAMIANG TAHUN 2000-2004................................................................... 26
IV-3 BIAYA YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN
DIBANDING DENGAN EOQ PADA PERUSAHAAN
PENGGILINGAN PADI GUNUNG MAS KEC.
MANYAK
PAYED ACEH TAMIANG TAHUN 2000-2004...................................... 33
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Halaman
I
BIAYA YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN
DIBANDING DENGAN EOQ PADA PERUSAHAAN
PENGGILINGAN PADI GUNUNG MAS
KEC. MANYAK
PAYED ACEH TAMIANG TAHUN
2000-2004............................... 33
II PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY
(EOQ)............ 34
III HASIL PERHITUNGAN KENAIKAN DAN
PENURUNAN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU
PADA
PERUSAHAAN
PENGGILINGAN PADI GUNUNG MAS KEC. MANYAK
PAYED ACEH TAMIANG TAHUN 2000-2004............................... 44
IV
JUMLAH PEMESANAN YANG DINGINKAN.................................. 45
V
WAKTU ANTAR PESANAN YANG DIINGINKAN.......................... 49
VI BIAYA PERSEDIAAN TAHUNAN TOTAL........................................ 53
VII
GRAFIK SAFETY STOCK PERUSAHAAN PENGGILINGAN
PADI GUNUNG
MAS KEC. ACEH TAMIANG TAHUN
2000 - 2004 ........................................................................................... 56
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Permasalahan
Kegiatan proses produksi merupakan salah
satu hal yang utama dalam menghasilkan suatu produk baik berupa barang maupun
jasa. Banyak hal yang berhubungan dengan produk mulai dari penyediaan bahan baku, produksi, sampai
akhirnya ke pemasaran produk tersebut.
Dalam hal ini jika kita kaji lebih dalam penyedian bahan baku merupakan salah satu
faktor penting dalam perusahaan ini, karena selain banyak kendala juga agak
susah untuk mendapatkannya. Terkandang kondisi keamanan suatu daerah,
transportasi harga pembelian yang relatif tinggi sangat berpengaruh dalam
mendapatkan bahan baku
tersebut dan penggunaan peralatan dalam pengolahan yang dapat dikatakan relatif
tradisonal dengan menggunakan sistem
mekanis manual dan menggunakan sumber daya yang ada semaksimal mungkin
sehingga tujuan yang telah di rencanakan dapat tercapai dengan baik.
Permasalahan dan perkembangan tersebut dalam pemecahannya
membutuhkan penerapan ilmu dan seni bagi perusahaan untuk membantu memecahkan
permasalahan yang dihadapi dalam kelangsungan hidup perusahaan. Karena itu
perusahaan harus dikelola secara efektif dan efisien di berbagai bidang.
Perusahaan yang didirikan tentunya disertai dengan harapan
bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat. Apapun
lingkup usaha dari perusahaan tersebut serta bagaimanapun bentuk perusahaan
yang sudah didirikan, tidak akan terkecuali semuanya ingin berkembang. Harapan
yang cerah dikemudian hari merupakan salah satu dasar untuk mengambil tindakan-tindakan
yang dianggap perlu pada saat sekarang. Namun demikian tidak kurang pula adanya
kenyataan bahwa dari sekian banyak perusahaan yang telah didirikan tersebut
tidak dapat berkembang, sesuai dengan yang diharapkan. Perusahaan-perusahaan
semacam ini mempunyai beberapa kesulitan untuk melaksanakan kegiatan operasi
dari dalam perusahaannya, sehingga pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan yang
bersangkutan menjadi terhambat. Berbagai macam hambatan dan kesulitan yang ada
dalam perusahaan tersebut akan mengakibatkan terhambatnya perusahaan yang
bersangkutan. Kesulitan-kesulitan likuidasi dalam perusahaan serta semakin
membengkaknya hutang-hutang perusahaan yang harus segera dipertanggungjawabkan
semakin menjadikan perusahaan tersebut tidak dapat berkembang.
Kunci dari hal tersebut adalah pengendalian, yang mana
pengendalian dapat menstabilkan persediaan dan dapat menghindari
penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi. Dalam persediaan bahan baku jika terjadi kekurangan akan mengakibatkan
terhentinya proses produksi, sebaliknya jika persediaan bahan baku
terlalu banyak atau berlebihan akan mengakibatkan pemborosan biaya, kemungkinan
seperti inilah yang dikhawatirkan perusahaan, sehingga pengendalian persediaan
bahan baku
sangat berperan dan sangat dibutuhkan.
Pentingnya pengendalian persediaan terhadap bahan baku padi juga dilakukan
oleh Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang yang
berdiri sejak tanggal 29 April 1975 merupakan usaha yang dikelola oleh Bapak
Sulaiman Syamsuddin yang berlokasi di Desa Lhok Medang Ara Kec. Manyak Payed
Aceh Tamiang seluas 342 M2, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang penggilingan padi menjadi beras yaitu merupakan
kebutuhan pokok manusia.
Melihat letak perusahaan yang berada di daerah persawahan
bukan berarti perusahaan harus mengenyampingkan pengendalian persediaan
terhadap bahan bakunya karena pada musim-musim tertentu kadang terjadi gagal
panen akibat hama atau musim yang tidak
mendukung sehingga perusahaan harus memesan bahan baku dari luar daerah.
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dan melakukan penulisan dengan judul : “Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Pada Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang”.
B.
Tujuan dan Kegunaan Penelitan
1. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui sejauh mana sistim pengendalian persediaan bahan baku padi pada Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang
- Untuk mencari cara-cara yang tepat dalam hal pengendalian persediaan padi pada Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang
2. Kegunaan Penelitian
a.
Guna memperoleh gambaran tentang
teori-teori yang diperoleh dengan realita dan dengan harapan semoga hasil
penulisan ini dapat berguna bagi perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec.
Manyak Payed Aceh Tamiang
b.
Serta untuk memenuhi salah satu syarat
mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIM) Pase
Langsa.
C.
Hipotesa
Diduga Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak
Payed Aceh Tamiang melakukan pengendalian persediaan bahan baku padi agar menghindari pemborosan dana.
D.
Metode Pengumpulan Data
Dalam usaha untuk mendapatkan data serta berbagai informasi
yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis mengadakan penelitian dengan cara:
1.
Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk
mendapatkan data dan informasi primer
yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis melakukan dengan cara :
a.
Wawancara, yaitu merupakan kegiatan
pengumpulan data yang penulis lakukan dengan pimpinan dan karyawan pada
Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang.
b.
Observasi (Pengamatan), yaitu merupakan
kegiatan pengumpulan data yang penting dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung pada perusahaan pada Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed
Aceh Tamiang, yang kemudian menganalisanya secara ilmiah.
2.
Penelitian Kepustakaan (Library
Research)
Untuk
memperoleh atau mendapatkan data sekunder yang merupakan pendukung data primer,
maka penulis melakukan dengan cara mengutip pendapat-pendapat atau teori-teori
dan pemahaman-pemahaman yang mempunyai kaitan dengan penulisan ini dengan cara
membaca dan menyalin literatur-literatur pada Perpustakaan STIM Pase Langsa
maupun menelaah buku-buku yang penulis miliki.
E. Metode
Analisis Data
Dalam upaya menganalisis data penulis menggunakan cara
menganalisa data sebagai berikut :
1.
Metode Kualitatif
Dengan
menggunakan metode ini, penulis mencoba menganalisis data yang diperoleh dari
lapangan dan membuatnya dalam bentuk tabulasi kemudian membandingkan dengan
pendapat para ahli dari teori yang ada sebagai landasan teoritis.
2.
Metode Kuantitatif
Dengan
metode ini penulis menganalisa data berupa angka-angka yang diperoleh dari
hasil penelitian untuk melihat makna hubungan antara suatu variabel dengan
variabel lainnya.
F.
Peralatan
Analisis
Untuk
menganalisa data dalam penulisan ini, digunakan alat analisis Economic Order
Quantity menurut Barry Render, Jay Heizer (2001:322-324) sebagai berikut:


2DS

H
Jumlah pemesanan yang
diinginkan :
Permintaan D


Jumlah unit yang dipesan Q*
Jumlah
waktu antarpemesanan yang diinginkan:
Jumlah hari kerja perhari

N
Untuk
menghitung biaya persediaan tahunan total adalah:
D Q


Q 2
Di mana :
Q = Jumlah barang setiap pemesanan
Q* = Jumlah Optimal berang per pemesanan
(EOQ)
D = Permintaan tahunan barang persediaan,
dalam unit
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penahanan atau penyimpanan per
unit per tahun
G.
Sistematika
Penulisan
Untuk
memudahkan dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyajikan dalam beberapa bab
dan masing-masing bab dengan sistematikanya adalah:
BAB I Pendahuluan
Terdiri
dari Latar Belakang Permasalahan, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Hipotesa,
Metode Penelitian, Metode Analisa Data, Peralatan Analisa, serta Sistematika
Penulisan.
BAB II Studi
Kepustakaan
Berisikan
Pengertian Pengendalian Persediaan, Tujuan Pengendalian Persediaan Bahan,
Metode Penentuan Jumlah dan Kapan Pemesanan Dilakukan dan Jenis Sarana
Pengendalian Persediaan (Inventory)
BAB III Hasil
Penelitian
Berisikan
tentang Kebutuhan Bahan Baku, Sistim Pengendalian Persediaan Bahan,
Langkah-langkah Pemesanan Persediaan.
Bab IV Pembahasan
Berisikan
Analisis Sistem Pengendalian Persediaan, Analisis Biaya dibanding dengan EOQ
BAB V Kesimpulan dan Saran-saran
BAB
II
STUDI KEPUSTAKAAN- Pengertian Pengendalian Persediaan
Dibawah ini dijelaskan beberapa pengertian tentang
pengendalian persediaan.
Sumayang
(2003:196), Pengendalian terhadap persediaan atau inventory control adalah
aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada
produk barang, pengendalian inventori ditekankan pada pengendalian material.
Pada produk jasa pengendalian diutamakan
sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan
dengan pangadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.
Kusuma (2002:131-132), ruang lingkup pengendalian persediaan
mencakup bahan baku,
produksi massal suatu jenis komponen barang dalam proses, serta persediaan
produk akhir
Reksohadiprodjo
(2002:145) mengatakan bahwa :Pengendalian bahan (material handling) adalah
suatu seni dan ilmu untuk memindahkan, membungkus dan menyimpan bahan-bahan
dalam segala bentuk, serta memperkirakan kebutuhan akan bahan-bahan tersebut
baik secara komulatif maupun secara kuantitatif yang akan disediakan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan dan menjadi tujuan perusahaan.
Render
& Heizer (2001:318) model pengendaliaan persediaan adalah mengasumsikan bahwa permintaan untuk
suatu barang bersifat independen atau dependen terhadap permintaan barang lainnya.
Yang diperlukan dalam menjamin tercapainya tujuan yang
diinginkan perusahaan adalah dengan jalan mengadakan pengendalian mulai dari
bahan mentah sampai barang jadi. Dengan pengendalian ini diharapkan tidak lagi
terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan, dan selanjutnya
dapat diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai.
B. Tujuan Pengendalian Persediaan Bahan
Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah
laba, dan laba tersebut akan diperoleh apabila penerimaan dari penjualan lebih
besar dari biaya yang dikeluarkan. Adapun biaya tersebut juga diperoleh dengan
berbagai cara, yaitu dengan persediaan yang meliputi biaya penyimpanan dan
biaya pemesanan.
Perencanaan dan
pengendalian persediaan menurut Kusuma (2002:132) berguna untuk menjadikan
proses produksi dan pemasaran stabil. Persediaan bahan baku
bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian produksi akibat fluktuasi pasokan
bahan baku.
Kegiatan pengendalian persediaan sebenarnya tidak terbatas
pada penetapan atau perencanaan dan tingkat komposisi perusahaan, tetapi juga
termasuk pengaturan dan pengadaan bahan-bahan yang diperlukan sesuai jumlah dan
waktu yang dibutuhkan.
Kusuma (2002:2) menyimpulkan tujuan pengendalian persediaan
dalam aktivitas produksi adalah sebagai berikut:
1.
Meramalkan permintaan produk yang
ditanyakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu
2.
Menetapkan jumlah dan saat pemesanan
bahan baku
serta komponen secara ekonomis dan terpadu
3.
Menetapkan keseimbangan antara tingkat
kebutuhan produk, teknik pemenuhan pemesanan, serta memonitor tingkat
persediaan produk dari setiap saat, membandingkannya dengan rencana persediaan,
dan melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.
4.
Membuat jadwal produksi, penugasan,
pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan
kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu periode.
Pentingnya
pengendalian bahan baku
bagi perusahaan karena dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan.
C.
Jenis Sarana Pengendalian
Persediaan (Inventory)
Sumayang (2003:219), mengatakan jenis sarana pengendalian
inventori adalah:
1.
Single bin system
Sistem
ini menggunakan satu buah bin atau wadah yang mempunyai volume sama dengan
volume target inventori. Bin atau wadah ini dapat berupa antara lain tangki,
rak, kotak atau tong. Disamping wadah ini dapat digunakan sebagai sarana
menghitung.
2.
Two bin system
Sistem
ini menggunakan dua wadah. Wadah yang satu diletakkan didepan dan berisi
material yang akan dikeluarkan, sedangkan wadah yang lain ditempatkan di
belakang dan ditutup.
3.
System Cardex
Sistem
ini menggunakan sarana kartu dimana satu kartu untuk satu item. Pencatatan pada
kartu ini selalu diperbaharui atau di up-date setiap kali ada transaksi.
4.
Sistem dengan bantuan komputer atau
Computerized system
Sistem
dengan penggunaan komputer telah dibangun oleh IBM yaitu MAPICS yang berarti
“The manufacturing accounting and production information control system” yang
terdiri dari modul-modul yang memberikan ionformasi dan pengendalian pabrikasi.
Ada
beberapa metode untuk menentukan jumlah dan kapan pemesanan dilakukan
diantaranya adalah sebagai berikut:
Menurut Sumayang (2003:206) metode tersebut adalah:
1.
Metode Jumlah Pemesanan Ekonomis atau
Economic Order Quantity atau EOQ
Metode
ini disebut juga dengan metode ukuran lot atau lot size methode yang digunakan
untuk pengelolaan independent dimand inventori.
2.
Metode Sistem Pemeriksaan Terus-menerus
atau Continous Review System
Continous
review system disebut juga “Q” sistem atau sistem pemesanan tetap atau fixed
order quantity system. Metode ini mengutamakan pengawasan yang terus menerus
pada tingkat persediaan atau pada stock level.
3.
Metode Sistem Pemeriksaan Periodik Atau
Periodic Review System
Persediaan
barang jadi diperiksa secara periodik dan hal ini sudah cukup dan lebih baik
daripada diperiksa terus menerus.
4.
Metode System Hybrid
Metode
system hybrid adalah sebuah campuran sistem P dan Q yang mempunyai dasar
keputusan dan pemeriksaan dilakukan secara periodik.
5.
Metode Inventori ABC
Metode
inventori ABC atau analisis aturan 80-20, adalah metode pengelolaan inventori
dengan cara mengelompokkan inventori berdasarkan nilai penggunaan yang akan
menjadi 3 kelas yaitu sebagai berikut:
b.
Kelas A sebanyak kurang lebih 20% item
dengan nilai penggunaan dolar sebesar 80%
c.
Kelas
B sebanyak kurang lebih 30% item dengan penggunaan dolar sebesar 15%
d.
Kelas
C sebanyak kurang lebih 50% item dengan penggunaan dolar sebesar 5%
Menurut Handoko (2000:13), salah satu penggunaan pertama pendekatan
kuantitatif dalam manajemen operasional terjadi pada tahun 1915, ketika
F.W.Haris mengembangkan suatu rumus economic order quantity (EOQ) untuk
manajemen persediaan. Kemudian pada tahun 1931 shewhart mengembangakan model
kuantitatif yang digunakan dalam manajemen kualitas, kemudian dalam tahun 1931
Stewhart mengembangkan model-model keputusan kuantitatif untuk digunakan dalam
manajemen kualitas. Dalam tahun 1947 George Dantzig mengemukakan metode
simpleks linier programming.
EOQ juga
merupakan suatu sistem yang relatif mudah digunakan dalam penentuan jumlah dan
kapan pemesanan dilakukan. Metode ini sering juga disebut dengan metode ukuran
Lot Size metode yang digunakan pengelolaan independent demand inventori.
Beberapa
ahli ekonomi manajemen mengemukakan bahwa metode ini dapat digunakan secara
efektif bila didasarkan atas beberapa
asumsi–asumsi, yaitu antara lain :
Menurut
Render dan Haizer (2001: 320) asumsi
tersebut adalah:
1. Tingkatan permintaan
diketahui dan dan bersifat konstan
2. Lead time, yaitu waktu
antara pemesanan dan penerimaan pesanan diketahui dan bersifat konstan.
3. Persediaan diterima dengan
segara.
4. Tidak mungkin diberi diskon.
5. Biaya variabel yang muncul
hanya biaya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
6. Keadaan kehabisan stock
dapat dihindari.
Menurut
Sumayang (2003 : 206) asumsi tersebut adalah :
1. Kecepatan permintaan tetap
dan terus – menerus
2. Leat time, waktu antara
pemesanan sampai dengan pesanan datang harus tetap
3. Tidak pernah ada kejadiaan
persediaan habis stock out.
4. Material dipesan dalam piket
atau lot dan pesanan datang pada waktu yang bersamaan dan tetap.
5. Harga perunit tetap dan
tidak ada pengurangan harga walaupun pembelian dalam jumlah volume yang besar.
6. Besar carrying cost
tergantung secara garis lurus dengan rata – rata jumlah inventory.
7. Besar ordering cost atau set
up cost tetap untuk setiap lot yang dipesan dan tidak tergantung pada jumlah
setiap lot.
8. item adalah produk satu
macam dan tidak ada hubungan dengan produk lain.
Menurut
Handoko (2001 : 341) asumsi– asumsi tersebut adalah :Permintaan akan produk
adalah konstan
1. Harga per unit adalah
konstan
2. Biaya penyimpanan per unit,
per tahun adalah konstan
3. Biaya pesanan per pesanan
adalah konstan
4. waktu antara pesanan
dilakukan dan barang diterima adalah konstan.
5. Tidak terjadi kekurangan
barang.
Menurut
Kusuma (2002:132), Masalah utama persediaan bahan baku adalah penetapan jumlah pesanan ekonomis
(economic order quantity). Model jumlah pesanan ekonomis berusaha menjawab
pertanyaan: berapa jumlah dan kapan bahan baku
di pesan agar ongkos simpan dan ongkos pesan dapat minimal.
Dan dari
penjelasan diatas dapat diketahui bahwa metode EOQ adalah suatu metode atau
tehnik yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam menentukan jumlah perusahaan
dan kapan pemesanan dapat dilakukan. Sehingga dengan demikian pihak perusahaan
dapat mengantisipasikan terjadinya kekurangan atau kehabisan stock bahan baku dan stock barang
yang ada diperusahaan tersebut.
BAB
III
HASIL PENELITIAN
- Kebutuhan Bahan Baku
Untuk mendukung proses produksi dalam menghasilkan
beras maka Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh
Tamiang dibantu oleh 15 orang personil dan peralatan mesin-mesin yang
berteknologi tinggi lainnya yang bertujuan untuk merontokkan padi hingga dapat
berubah menjadi beras dan siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Dalam menyediakan beras yang merupakan salah satu
bahan pokok utama yang dikonsumsi oleh masyarakat khususnya Aceh Tamiang, Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec.
Manyak Payed Aceh Tamiang berusaha untuk tetap berproduksi dengan mengupayakan
jumlah bahan baku
berupa padi yang dipesan atau dipasok oleh mitra usaha perusahaan yang walaupun
masih belum teratur, baik dalam kuantitas maupun dalam hal kualitas tapi
perusahaan tetap terus berupaya untuk memenuhi permintaan konsumen.
Berikut ini dapat
dilihat beberapa jenis bahan baku
padi yang diproses sedemikian rupa hingga menjadi beras oleh Perusahaan
Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang dapat
dilihat pada tabel III-1.
Berdasarkan Tabel
III-1 dapat dijelaskan bahwa persediaan bahan baku padi pada Perusahaan
Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang adalah sebagai
berikut:
Pada tahun 2000, jumlah persediaan bahan baku padi Jenis
Si Gudang adalah sebesar 186 ton, untuk jenis padi Ramos adalah sebesar 177
ton, untuk jenis padi IR 42 adalah sebesar 170 ton, untuk jenis padi IR 64
adalah sebesar 159 ton, dan untuk jenis padi Lokal adalah sebesar 139 ton
dengan jumlah total persediaan bahan baku pada pada tahun 2000 adalah sebesar
831 ton.
Pada tahun 2001, jumlah persediaan bahan baku padi Jenis
Si Gudang adalah sebesar 192 ton, untuk jenis padi Ramos adalah sebesar 185
ton, untuk jenis padi IR 42 adalah sebesar 176 ton, untuk jenis padi IR 64
adalah sebesar 164 ton, dan untuk jenis padi Lokal adalah sebesar 148 ton
dengan jumlah total persediaan bahan baku pada pada tahun 2001 adalah sebesar
865 ton.
Pada tahun 2002, jumlah persediaan bahan baku padi Jenis
Si Gudang adalah sebesar 201 ton, untuk jenis padi Ramos adalah sebesar 193
ton, untuk jenis padi IR 42 adalah sebesar 188 ton, untuk jenis padi IR 64
adalah sebesar 173 ton, dan untuk jenis padi Lokal adalah sebesar 154 ton dengan
jumlah total persediaan bahan baku pada pada tahun 2002 adalah sebesar 909
ton.
Pada tahun 2003, jumlah persediaan bahan baku padi Jenis
Si Gudang adalah sebesar 219 ton, untuk jenis padi Ramos adalah sebesar 204
ton, untuk jenis padi IR 42 adalah sebesar 195 ton, untuk jenis padi IR 64
adalah sebesar 182 ton, dan untuk jenis padi Lokal adalah sebesar 176 ton
dengan jumlah total persediaan bahan baku pada pada tahun 2003 adalah sebesar
976 ton.
Pada tahun 2004, jumlah persediaan bahan baku padi Jenis
Si Gudang adalah sebesar 223 ton, untuk jenis padi Ramos adalah sebesar 213
ton, untuk jenis padi IR 42 adalah sebesar 209 ton, untuk jenis padi IR 64
adalah sebesar 191 ton, dan untuk jenis padi Lokal adalah sebesar 185 ton
dengan jumlah total persediaan bahan baku pada pada tahun 2004 adalah sebesar
1021 ton.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku padi maka Perusahaan melakukan
hubungan dengan pemasok baik melalui telepon, fax, atau pun menjemput langsung
ke pemasok hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan
bahan baku padi.
|
Pemesanan yang dilakukan oleh Perusahaan Penggilingan Padi
Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang tidak terlepas dari biaya-biaya yang
memang harus dikeluarkan.
![]() |
Berikut tabel yang menjelaskan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan untuk kelima jenis padi selama tahun 2000 -2004.
Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Mayak Payed
Aceh Tamiang menetapkan biaya untuk pemesanan kelima jenis padi (Si Gudang,
Ramos, IR 42, IR 64 dan Lokal) selama lima periode terakhir yaitu tahun 2000
sampai dengan tahun 2004 dengan biaya pemesanan rata-rata sebesar Rp21.000,-.
dan untuk biaya penahanan atau penyimpanan rata-rata per unit per tahun adalah
sebesar Rp12.040. yang mana Rata-rata ini didapat dari Total biaya dibagi lima
(lima periode yaitu dari tahun 2000 sampai dengan 2004).
Sementara itu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
persediaan kelima jenis padi selama tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada tabel
berikut.
![]() |
Pada tabel III-4 tersebut dapat
dilihat biaya yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan Penggilingan Padi Gunung
Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang yang merupakan penjumlahan biaya yang
dikeluarkan untuk kelima jenis padi berupa Si Gudang, Ramos, IR 42, IR 64 dan
Lokal pada tahun 2000 adalah sebesar Rp1.588.493,- tahun 2001 adalah sebesar
Rp1.591.906,- tahun 2002 adalah sebesar Rp1.573.677,- tahun 2003 adalah sebesar
Rp1.615.896,- sedangkan tahun 2004 adalah sebesar Rp1.620.108,-.
Persediaan bahan baku
berupa padi pada Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh
Tamiang yang mana bahan tersebut adalah untuk menunjang pelaksanaan proses
produksi pada perusahaan. Karenanya perusahaan akan lebih bijaksana dalam
pengadaan bahan baku.
Perusahaan dapat menyesuaikan persediaan bahan baku dengan kebutuhan bahan dalam proses atau
kebutuhan produk akhir. Ini dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan
dengan lancar dan tidak terjadi hambatan diakibatkan karena terjadinya
kekurangan bahan baku, juga tidak terjadi
kelebihan bahan baku
yang mengakibatkan pemborosan.
![]() |
Demi kelancaran proses produksi maka perusahaan mempunyai kebijakan dengan melakukan pemesanan ulang pada waktu–waktu tertentu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Berikut dapat dilihat tabel waktu pemesanan padi yang dilakukan oleh perusahaan.
Pada tahun 2000 untuk jenis padi Si Gudang, Ramos, IR 42 dan
IR 64, frekuensi/jumlah pemesanan yang dilakukan perusahaan adalah sebanyak 10
kali pesan, sedangkan untuk jenis padi Lokal pemesanan yang dilakukan adalah
sebanyak 9 kali pesan. Sehingga total pemesanan bahan baku padi selama tahun
2000 adalah sebanyak 49 kali pesan.
Pada tahun 2001 untuk jenis padi Si Gudang frekuensi
pemesanan yang dilakukan perusahaan adalah 10 kali pesan, untuk jenis padi
Ramos adalah 8 kali pesan, dan untuk jenis IR 42, IR 64 dan lokal, adalah
sebanyak 9 kali pesan. Sehingga total pemesanan bahan baku padi selama tahun
2001 adalah sebanyak 45 kali pesan.
Pada tahun 2002 untuk jenis padi Si Gudang dan IR 42 frekuensi pemesanan yang dilakukan
perusahaan adalah sebanyak 9 kali pesan, untuk jenis padi Ramos dan IR 64
adalah sebanyak 8 kali pesan sedangkan untuk jenis padi Lokal pemesanan yang
dilakukan adalah sebanyak 10 kali pesan. Sehingga total pemesanan bahan baku
padi selama tahun 2002 adalah sebanyak 44 kali pesan.
Pada tahun 2003 untuk jenis padi Si Gudang adalah 8 kali
pesan, Ramos dan IR 64 frekuensi pemesanan yang dilakukan perusahaan adalah
sebanyak 9 kali pesan, sedangkan untuk jenis padi IR 42 dan Lokal pemesanan
yang dilakukan adalah sebanyak 7 kali pesan. Sehingga total pemesanan bahan
baku padi selama tahun 2003 adalah sebanyak 40 kali pesan.
Pada tahun 2004 untuk jenis padi Si Gudang dan IR 64
frekuensi pemesanan yang dilakukan perusahaan adalah sebanyak 7 kali pesan,
sedangkan untuk jenis padi Ramos dan IR 42 adalah sebanyak 9 kali pesan
demikian juga untuk jenis padi Lokal pemesanan yang dilakukan adalah sebanyak 8
kali pesan. Sehingga total pemesanan bahan baku padi selama tahun 2004 adalah
sebanyak 40 kali pesan.
BAB IV
PEMBAHASAN
- Analisis Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Berdasarkan uraian tentang persediaan yang ditinjau
dari segi pendekatan secara teoritis dari pendapat para ahli, maka disini akan
dicoba untuk menganalisis masalah-masalah yang berkaitan dengan Perusahaan
Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang tersebut.
Salah satu fungsi dari manajemen yaitu fungsi
perencanaan dalam hal ini terkait dengan pengendalian bahan baku. Oleh karena itu fungsi manajemen ini
harus dapat menentukan langkah-langkah konkrit untuk melakukan kebijakan
berikutnya, diantaranya adalah dengan pengadaan dan sistim persediaan yang
lebih efektif dan efisien dalam penggunaan dana.
Suatu kebijakan yang diambil harus berdasarkan pada
jumlah pemesanan yang paling ekonomis atau Economic Order Quantity yang
merupakan jumlah atau pemesanan yang memiliki jumlah biaya pemesanan dan biaya
penahanan atau penyimpanan per unit per tahun.
Untuk mengetahui jumlah pemesanan yang paling ekonomis
pada Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang
dapat dilihat pada lampiran II. Dan untuk mengetahui sampai sejauh mana
pemesanan bahan baku
padi yang dilakukan oleh perusahaan serta untuk mengetahui persentase setiap
tahunnya dapat dilihat pada
![]() |
tabel berikut.
Dari tabel IV-1 tersebut dapat dilihat tingkat
pemesanan bahan baku
padi yang paling ekonomis adalah sebagai berikut:
Pada tahun 2000 untuk jenis padi Si gudang adalah 28
ton per order, untuk jenis padi Ramos adalah 27 ton per order, untuk jenis padi
IR 42 adalah 26 ton per order, untuk jenis padi IR 64 adalah 26 ton per order,
dan untuk jenis padi Lokal adalah 24 ton per order.
Pada tahun 2001 untuk jenis padi Si gudang adalah 28
ton per order dengan mengalami kenaikan menjadi 101.39% dari tahun dasar (2000
= 100.00%), untuk jenis padi Ramos adalah 28 ton per order dengan kenaikan
menjadi 102.03%, untuk jenis padi IR 42 adalah 27 ton per order dengan kenaikan
menjadi 101.54%, untuk jenis padi IR 64 adalah 26 ton per order dengan kenaikan
menjadi 101.35%, dan untuk jenis padi Lokal adalah 25 ton per order dengan
kenaikan menjadi 102.98%.
Pada tahun 2002 untuk jenis padi Si gudang adalah 27
ton per order dengan mengalami penurunan menjadi 95.79% dari tahun dasar (2000
= 100.00%), untuk jenis padi Ramos adalah 26 ton per order dengan penurunan
menjadi 95.62%, untuk jenis padi IR 42 adalah 26 ton per order dengan penurunan
menjadi 95.76%, untuk jenis padi IR 64 adalah 25 ton per order dengan penurunan
menjadi 96.15%, dan untuk jenis padi Lokal adalah 23 ton per order dengan
penurunan menjadi 95.50%. Jadi pada tahun 2002 terjadi penurunan pemesanan
untuk kelima jenis padi tersebut ini dikarenakan ada beberapa tempat pemasok
padi yang mengalami kegagalan panen.
Pada tahun 2003 untuk jenis padi Si gudang adalah 27
ton per order dengan mengalami kenaikan kembali sehingga menjadi 101.09%, untuk
jenis padi Ramos adalah 26 ton per order atau 99.49%, untuk jenis padi IR 42
adalah 26 ton per order atau 98.55%, untuk jenis padi IR 64 adalah 25 ton per
order atau 99.25%, dan untuk jenis padi Lokal adalah 24 ton per order 103.45%.
Pada tahun 2003 ini untuk kelima jenis padi tersebut mengalami perbaikan
peningkatan dari tahun 2002.
Pada tahun 2004 untuk jenis padi Si gudang adalah 27
ton per order dengan mengalami kenaikan menjadi 101.41%, untuk jenis padi Ramos
adalah 27 ton per order dengan kenaikan menjadi 102.69%, untuk jenis padi IR 42
adalah 27 ton per order dengan kenaikan menjadi 104.04%, untuk jenis padi IR 64
adalah 25 ton per order dengan kenaikan menjadi 102.95%, dan untuk jenis padi
Lokal adalah 25 ton per order dengan kenaikan menjadi 103.03%. Demikian juga
pada tahun 2004 perbaikan demi perbaikan terus dilakukan oleh perusahaan
sehingga mendapatkan hasil peningkatan/kenaikan yang lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya.
Perhitungan persentase kenaikan/penurunan pemesanan
bahan baku padi
pada Penggilingan Padi Gunung Mas Kecamatan Manyak Payed Aceh Tamiang dapat
dilihat pada lampiran III.
![]() |
Berikut dapat dilihat tabel mengenai frekuensi pemesanan yang paling ekonomis dibandingkan dengan frekuensi pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan.
Selanjutnya setelah melihat tingkat pemesanan yang
telah dilakukan ternyata Perusahaan belum dapat melaksanakan pengendalian
persediaan bahan baku
padi dengan baik, karena pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan belum sesuai
dengan metode EOQ. Selama lima
tahun terakhir ini perusahaan sering melakukan pemesanan yang berulang-ulang
sehingga menimbulkan selisih jika menggunakan metode EOQ yaitu sebesar 42 kali
yang mana hal ini dapat menyebabkan pemanfaatan dana yang kurang produktif (terjadi
pemborosan dana) sehingga pengeluaran dana perusahaan tidak efektif dan efisien
(tidak ekonomis)
Untuk mengetahui lebih rinci mengenai biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh
Tamiang, dapat dilihat pada tabel IV-3 (Lampiran I).
Tabel IV-3 tersebut menunjukkan bahwa selisih kedua
biaya jelas perbedaannya yaitu total biaya persediaan tahunan (EOQ) dari tahun
2000 sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar Rp1.483.676,-, Rp1.513.829,-,
Rp1.549.383,-, Rp1.607.322,- Rp1.643.919,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar
Rp1.588.493,- Rp1.591.906,- Rp1.573.677,-, Rp1.615.896,-Rp1.620.108,-, dengan
selisih biaya dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 adalah sebesar
(Rp104.817,-), (Rp78.077,-), (Rp24.294,-),(Rp8.574,-) dan Rp23.811,- sehingga
dapat dianalisa bahwa perusahaan Penggilingan Padi belum mampu melakukan
pengendalian terhadap bahan bakunya sehingga hipotesa ditolak.
Tetapi perusahaan terus membenahi segala kekurangan
dan ketidaksesuaian perencanaan yang dilakukan dengan operasional di lapangan
sehingga jika kita perhatikan kembali tabel IV-3 tersebut pada tahun 2002 sampai
2004 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan dapat menghemat dana
untuk jenis padi IR 42 sebesar Rp6.376,-
IR 64 sebesar Rp38.194,- dan Lokal sebesar Rp21.678,-. Sedangkan untuk jenis
padi Si Gudang dan Ramos telah menunjukkan angka yang cenderung menurun
sehingga dapat mengefesiensikan dana.
Menurut hasil penelitian dapat dianalisis bahwa
perusahaan belum mampu untuk menghemat biaya terhadap jenis padi Si Gudang dan
Ramos diakibatkan karena kedua jenis padi ini merupakan produk andalan perusahaan, apabila telah diolah menjadi beras akan
bernilai jual lebih tinggi dari jenis padi lainnya. Maka dari itu perusahaan
dapat melakukan pemesanan ulang tanpa melakukan perhitungan sesuai dengan
Metode Economic Order Quantity (EOQ).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
- Kesimpulan
Berdasarkan uraian evaluasi, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pengendalian bahan baku
padi pada Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh
Tamiang sebagai berikut:
1.
Dengan melihat frekuensi/jumlah
pemesanan bahan baku
padi pada Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang yang
terbukti mempunyai selisih dengan pemesanan ekonomis sebesar 42 kali. Hal ini menyatakan bahwa perusahaan belum
mempunyai kriteria dan standar seperti yang telah ditentukan secara teoritis,
sehingga frekuensi pemesanan belum ekonomis, yang menyebabkan masih terjadinya pemborosan
sehingga hipotesa ditolak
2.
Berdasarkan peralatan analisis yang
digunakan (EOQ), maka dapat dibuktikan bahwa pengendalian persediaan oleh
Perusahaan Penggilingan Padi Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang belum
dilakukan secara tepat. Hal ini dapat dilihat pada persentase pemesanan yang
dari tahun ke tahun masih mengalami fluktuasi (naik/turun).
3.
Dari hasil penelitian diperoleh pada
tahun 2002 sampai 2004 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan dapat
menghemat dana untuk jenis padi IR 42 sebesar
Rp6.376,- IR 64 sebesar Rp38.194,- dan Lokal sebesar Rp21.678,-. Sedangkan
untuk jenis padi Si Gudang dan Ramos telah menunjukkan angka yang cenderung
menurun.
4.
Perusahaan belum mampu untuk
menghemat biaya terhadap jenis padi Si Gudang dan Ramos karena kedua jenis padi
ini merupakan produk andalan, apabila
telah diolah menjadi beras akan bernilai jual lebih tinggi dari jenis padi
lainnya. Maka dari itu perusahaan sering melakukan pemesanan ulang tanpa
melakukan perhitungan sesuai dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ).
Sebagai rekomendasi dari skripsi ini dicoba
memberikan beberapa saran yang berhubungan dengan permasalahan yang timbul pada
Perusahaan Penggilingan Padi
Gunung Mas Kec. Manyak Payed Aceh Tamiang, yaitu:
1.
Agar perusahaan mencapai titik
efisien pada jumlah persediaan bahan baku
dan tidak terjadi pemborosan biaya akibat persediaan maka perusahaan perlu
menerapkan metode Economic Order Quantity.
2.
Hendaknya penerapan pengendalian
persediaan semestinya dapat dijadikan salah satu kebijakan yang perlu
diperhatikan secara serius. Disamping pengendalian persediaan bahan baku padi sebaiknya
diusahakan secermat mungkin dengan mempertimbangkan segala kemudahan dan
kerugian yang diakibatkan dari persediaan itu sendiri.
3.
Guna meningkatkan dan mempertahankan
sistim pengendalian persediaan bahan baku
padi yang selama ini diterapkan sebaiknya difokuskan pada pola pengendalian
berdasarkan EOQ karena dapat terhindarnya biaya yang relatif tinggi sebagai
diakibatkan dari persediaan, adanya persediaan yang berlebihan akan memperbesar
biaya produksi.
Gaspersz, Vincent (2001), Production Planning and
Inventoring Control, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Handoko, T.
Hani, Drs. M.B.A. Ph.i (2000). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi,
edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta
Kusuma
Hendra, (2002), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, BPFE, Yogyakarta.
Pontas,
Pardede M, (2001), Manajemen Operasi dan Produksi, Jakarta.
Reksohadiprodjo,
Sukanto Dr.Prof, Gitosudarmo Indriyo Drs, M (2002), Manajemen Produksi,
Jakarta.
Render,
Barry dan Heizer, Jay, (2001), Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi,
Salemba Empat, Jakarta.
Sumayang,
Lalu, (2003), Dasar-dasar Manajemen Produksi & Operasi, Salemba Empat,
Jakarta.