Sunday, 5 May 2019

Zuraida



KARYA ILMIAH


PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA SEKRETARIAT KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KABUPATEN ACEH TAMIANG


D
I

S
U
S
U
N


OLEH:


NAMA                 : ZURAIDA
NIP                       :  390017330
INSTANSI           : SEKRETARIAT KOMISI PEMILIHAN UMUM (kpu) KABUPATEN ACEH TAMIANG










KABUPATEN ACEH TAMIANG
2006


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala Puja dan Puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mengizinkan penulis menyelesaikan Karya Tulis ini dengan judul “Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Aceh Tamiang”, untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mengikuti Ujian Penyesuaian Ijazah.
Harapan penulis semoga Karya Tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, dalam kesempatan ini penulis memohon kepada Allah SWT untuk memberikan petunjuk dan berkahNya atas segala jerih payah semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis ini. Amiin ya Rabbal ‘Alamiin.
         

     Aceh Tamiang,           2006
                                                                                      Penulis,


                                                                                    ZURAIDA
                                                                                     NIP 390017330




DAFTAR  ISI

                                                                                                Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB  I       PENDAHULUAN.......................................................................... 1
                  A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
                  B. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
                  C. Kegunaan Penelitian................................................................... 5
                  D. Hipotesa........................................................................................ 6
                  E. Peralatan Analisa.......................................................................... 6
       
BAB  II     TINJAUAN KEPUSTAKAAN.................................................... 7
                  A. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya
                      Manusia.......................................................................................... 7
                  B. Manfaat Program Pelatihan dan Pengembangan............... 8
                             
BAB  III   PEMECAHAN MASALAH.......................................................... 10
                 A. Analisa Fungsi Pelatihan dan Pengembangan..................... 10
                 B. Pembuktian Hipotesa................................................................. 15
           
BAB  IV  PENUTUP........................................................................................... 16
                A. Kesimpulan.................................................................................... 16
                B. Saran-saran..................................................................................... 16

DAFTAR KEPUSTAKAAN............................................................................. 18





 


BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Balakang Masalah
Apabila dikatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimililki oleh suatu organisasi, salah satu implikasinya ialah bahwa investasi terpenting yang mungkin dilakukan oleh suatu organisasi adalah di bidang sumber daya manusia. Pertanyaan yang dihadapi dan harus dijawab oleh setiap organisasi bukan lagi apakah akan melakukan investasi dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang dimilikinya, melainkan berapa besar investasi yang harus dibuat. Artinya, pilihan yang tersedia bukan antara pengembangan sumber daya manusia atau tidak, melainkan dalam bidang apa pengembangan itu dilakukan dengan intensitas yang bagaimana dan melalui penggunaan teknik pengembangan apa.
Bahkan sesungguhnya pertanyaan tersebut bukan harus dihadapi dan dijawab oleh setiap organisasi secara mikro, akan tetapi juga oleh setiap pemerintahan negara secara nasional dan makro.
Alasan yang sangat fundamental untuk mengatakan demikian ialah bahwa baik untuk menghadapi tuntutan tugas sekarang maupun untuk menjawab tantangan masa depan, pengembangan sumber daya manusia merupakan keharusan mutlak.
Pengalaman banyak organisasi menunjukkan bahwa dengan penyelenggaraan program pengenalan yang sangat komprehensif sekalipun belum menjamin bahwa para pegawai baru serta merta dapat melaksanakan tugas dengan memuaskan. Artinya, para pegawai baru itu masih memerlukan pelatihan tentang berbagai segi tugas pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka.
Para pegawai yang sudah berpengalaman pun selalu memerlukan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan karena selalu ada cara yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas kerja. Belum lagi kalau seseorang pegawai ditempatkan pada tugas pekerjaan yang baru. Tidak mustahil ada kebiasaan-kebiasaan kerja yang tidak atau kurang baik yang perlu dihilangkan.
Singkatnya kemampuan pegawai baru yang digabung dengan program pengenalan dan pelatihan tertentu belum sepenuhnya menjamin hilangnya kesenjangan antara kemampuan kerja dan tuntutan tugas. Disinilah letak pentingnya pengembangan sumber daya manusia.
Di kalangan pejabat atau petugas yang mengelola sumber daya manusia sering terdapat persepsi yang membedakan pelatihan dan pengembangan. Perbedaan tersebut intinya mengatakan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan para pegawai melaksanakan tugas sekarang, sedangkan pengembangan lebih berorientasi pada peningkatan produktivitas kerja para pekerja di masa depan. Akan tetapi sesungguhnya perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan karena manfaat pelatihan yang ditempuh sekarang dapat berlanjut sepanjang karier seseorang. Berarti suatu pelatihan dapat bersifat pengembangan bagi pegawai yang bersangkutan karena mempersiapkannya memikul tanggung jawab yang lebih besar di kemudian hari.
Memang benar bahwa penekanan pelatihan adalah untuk peningkatan kemampuan melaksanakan tugas sekarang, sedangkan pengembangan menekankan peningkatan kemampuan melaksanakan tugas baru di masa depan. Akan tetapi karena keterkaitan antara keduanya sangat erat, perbedaan aksentuasi tersebut bukanlah hal yang perlu ditonjolkan meskipun perlu mendapat perhatian. Dinyatakan dengan kata lain, pelatihan adalah suatu bentuk investasi jangka pendek, sedangkan pengembangan merupakan investasi sumber daya manusia untuk jangka panjang.
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia mutlak perlu dilakukan, kemutlakan itu tergambar dalam berbagai manfaat yang dapat dipetik daripadanya, baik bagi organisasi, bagi para pegawai, maupun bagi pertumbuhan dan pemeliharaan yang serasi antara berbagai kelompok kerja dalam suatu organisasi. Berarti semua bermuara pada peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan.
Demikian juga dengan sebuah Instansi Pemerintah Daerah Aceh Tamiang tepatnya pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Aceh Tamiang terus berusaha meningkatkan produktivitas para pegawainya dengan melakukan berbagai pelatihan dan pengembangan guna mendapatkan kinerja instansi yang semakin handal dan tangguh dalam menjalani operasional organisasinya seperti sekarang ini. Yang mana Instansi ini didukung oleh pegawai sejumlah :
Pembina Tk I (IV/b)           :         1 orang
Penata Tk I (III/d)              :         1 orang
Penata (III/c)                      :         2 orang
Penata Muda Tk I (IIIb)      :         1 orang
Penata Muda (III/a)            :         2 orang
Pengatur Tk I (II/d)            :         1 orang
Pengatur (II/c)                    :         1 orang
Pengatur Muda Tk I (II/b)  :         1 orang
Honor Daerah                     :         13 orang
Honor APBN                      :         6 orang
Tenaga Bakti                       :         3 orang
Jumlah                                 :         32 orang

Dan dalam operasionalnya sehari-hari dalam memikul tanggung jawab terhadap organisasi ini maka dirasa masih kurangnya personil dengan melalui pendataan yang akurat sesuai dengan informasi yang diterima penulis yaitu sebanyak 13 orang usulan pegawai baru.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas penulis tertarik untuk menulis suatu Karya Tulis dengan judul “Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Aceh Tamiang”.

B.   Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tujuan dalam penulisan ini dapat dilihat sebagai berikut:
a.      Untuk mengetahui program-program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang direncanakan oleh Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Aceh Tamiang.
b.     Untuk mengetahui kendala atau hambatan yang terjadi selama program tersebut diberlakukan.

C.   Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini dilakukan dapat dilihat sebagai berikut:
a.      Guna memberikan sumbangan fikiran pada pada instansi yang terkait dalam melaksanakan program pelatihan dan pengembangan.
b.     Untuk melatih dan menambah wacana berfikir penulis yang berkaitan dengan masalah sumber daya manusia khususnya mengenai pelatihan dan pengembangan.
c.      Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian penyesuaian ijazah dan kenaikan pangkat.

D.  Hipotesa
Diduga pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Aceh Tamiang telah berjalan lancar.

E.   Peralatan Analisa
Dalam rangka membuktikan hipotesa yang ditarik maka penulis menggunakan alat bantu analisis rata-rata dari program komputer SPSS.







BAB  II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.    Pengertian Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Investasi pada bidang sumber daya manusia adalah pengorbanan sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi. Penghasilan yang diperoleh pada masa akan datang adalah tingkat penghasilan yang lebih tinggi untuk mampu mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula.
Investasi yang demikian disebut human capital. Penerapannya dapat dilakukan dalam hal: (1) pendidikan dan latihan ; (2) migrasi, dan perbaikan gizi serta kesehatan.
Menurut Sumarsono (2003:49), Pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan SDM. Pendidikan dan latihan tidak hanya menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan ketrampilan bekerja, dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja. Pendidikan dan latihan dipandang sebagai investasi yang imbalannya dapat diperoleh beberapa tahun kemudian dalam bentuk pertambahan hasil kerja.

Menurut Sondang (2002:182), pelatihan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan para pegawai melaksanakan tugas sekarang, sedangkan pengembangan lebih berorientasi pada peningkatan produktivitas kerja para pekerja di masa depan.

B.   Manfaat Program Pelatihan dan Pengembangan

Bagi organisasi terdapat paling sedikit tujuh manfaat yang dipetik melalui penyelenggaraan program pelatihan dan pengembangan diantaranya adalah sebagai berikut (Sondang, 2002:183):
Pertama: Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, karena kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerja sama antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda dan bahkan spesifik, meningkatnya tekad mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh.
Kedua: Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi yang didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknikal maupun intelektual, saling menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk berpikir dan bertindak secara inovatif.
Ketiga: Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak sekedar diperintahkan oleh para manajer.
Keempat: Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.
Kelima: Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial yang partisipatif.
Keenam: Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya memperlancar proses perumusan kebijaksanaan orgaisasi dan operasionalisasinya.
Ketujuh: Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di kalangan para anggota organisasi.

Disamping manfaat bagi organisasi, pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan yang baik sudah tentu bermanfaat bagi para anggota organisasi. Pengalaman dan penelitian menunjukkan adanya paling sedikit sepuluh manfaat bagi para karyawan suatu organisasi, yaitu:
1.      Membantu para pegawai membuat keputusan dengan lebih baik
2.      Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya
3.      Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional
4.      Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya
5.      Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stres, frustasi dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya pada diri sendiri
6.      Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknikal dan intelektual
7.      Meningkatnya kepuasan kerja
8.      Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang
9.      Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri
10. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan

Adapun manfaat lainnya menurut Sondang (2002:185) yang dapat dipetik melalui penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan secara baik adalah dalam rangka pertumbuhan dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara para anggota organisasi. Hal demikian terjadi karena:
1.      Terjadinya proses komunikasi yang efektif
2.      Persepsi yang sama tentang tugas-tugas yang harus diselesaikan
3.      Ketaatan semua pihak kepada berbagi ketentuan yang bersifat normatif, baik yang berlaku umum dan ditetapkan oleh instansi pemerintah yang berwenang maupun yang berlaku khusus di lingkungan suatu organisasi tertentu.
4.      Terdapatnya iklim yang baik bagi pertumbuhan seluruh pegawai, dan
5.      Menjadi organisasi sebagai tempat yang lebih menyenangkan untuk berkarya.

Dari berbagai manfaat yang dikemukakan diatas, yang sifatnya masih ilustratif dan belum ekshautif, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai investasi organisasi bukan hanya wajar akan tetapi mutlak dilakukan.





BAB  III
PEMECAHAN MASALAH

A.    Analisa Fungsi Pelatihan dan Pengembangan
Dari 32 angket yang disebarkan pada Sekretariat KPU, semua dikembalikan dan dapat dilihat jawaban para responden sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel III-1 tersebut maka dapat dilihat bahwa pendapat responden mengenai berbagai program pelatihan dan pengembangan sumber daya  manusia pada Sekretariat KPU Aceh Tamiang tahun 2006 adalah sebagai berikut:
1.      Mengenai program pelatihan yang dirancang sesuai dengan strategi pengembangan organisasi mendapat respoon sebanyak 12 orang (37,5%) yang menyatakan sangat setuju dan sebanyak 13 orang (40,6%) menyatakan setuju dan dengan 7 orang (21,9%) yang menyatakan netral.
2.      Unit pengelolaan SDM mendapatkan akses informasi mengenai strategi instansi dengan respon sebanyak 10 orang  (31,3%) menyatakan sangat setuju dan ada 11 orang (34,4%) yang menyatakan setuju sedangkan sisanya 11 orang (34,4%) yang memberi jawaban netral.
3.      Unit pengelolaan SDM terlibat dalam proses perencanaan strategis ada  9 orang (28,1%) menjawab sangat setuju dan ada 16 orang (50,0%) menjawab setuju sedangkan 7 orang (21,9%) menjawab netral.
4.      Instansi telah memiliki mekanisme analisa kebutuhan kompetensi dengan 5 orang (15,6%) menjawab sangat setuju dan      20 orang (62,5%) menjawab setuju sisanya 7 orang (21,9%) memberi jawaban netral terhadap pertanyaan tersebut.
5.      Program pelatihan disusun berdasarkan hasil analisa kebutuhan kompetensi mendapat respon dari 6 orang (18,8%) menyatakan sangat setuju dan 10 orang (31,3%) dengan jawaban setuju sedangkan ada 16 orang (50,0%) menjawab netral
6.      Setiap atasan terlibat dalam proses pengidentifikasian kebutuhan kompetensi mengenai pertanyaan ini direspon oleh 8 orang (25,0%) dengan jawaban sangat setuju dan 9 orang (28,1%) dengan setuju dan sisanya 15 orang (46,9%) menjawab netral.
7.      Setiap unit memiliki peta kompetensi personil pada departemennya direspon oleh 13 orang (40,6%) sangat setuju dan 6 orang (18,8%) netral.
8.      Setiap atasan terlibat dalam proses pengembangan progam pelatihan untuk bawahannya mendapat respon dari 20 orang (62,5%) yang menyatakan sangat setuju, dan 10 orang (31,3%) menyatakan setuju sedangkan sisanya ada 2 orang (6,3%) yang menyatakan netral.
9.      Penyusunan program pelatihan memanfaatkan informasi dari hasil penilaian karya direspon oleh 9 orang (27,1%) dengan jawaban sangat setuju dan 18 orang (56,3%) menyatakan setuju sedangkan sisanya 5 orang (15,6%) menyatakan netral.
10. Program pelatihan mencerminkan permasalahan yang dihadapi perusahaan baik saat ini maupun proyeksi kebutuhan masa depan yang direspon oleh 11 orang (34,4%) dengan jawaban sangat setuju dan 7 orang (21,9%) dengan jawaban setuju sisanya sebanyak 14 orang (43,8%) memberi jawaban netral.
Berdasarkan hasil tersebut diatas dapat diketahui bahwa tidak seorangpun responden pada Sekretariat KPU Aceh Tamiang yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap kesepuluh pertanyaan yang menjadi indikator pada analisa ini.
Sedangkan untuk mengetahui rata-rata tanggapan responden dapat dilihat pada Tabel III-2 dengan penjelasan sebagai berikut.
Indikator Program pelatihan dirancang sesuai dengan strategi pengembangan organisasi dengan rata-rata jawaban bernilai 4,1563. Untuk indikator unit pengelolaan SDM mendapatkan akses informasi mengenai strategi instansi dengan rata-rata jawaban bernilai 3,9688. Untuk indikator unit pengelolaan SDM terlibat dalam proses perencanaan strategis dengan rata-rata jawaban bernilai 4,0625.
Untuk Indikator Instansi telah memiliki mekanisme analisa kebutuhan kompetensi dengan rata-rata jawaban bernilai 3,9375. Untuk Indikator Program pelatihan disusun berdasarkan hasil analisa kebutuhan kompetensi dengan rata-rata jawaban bernilai 3,6875. Untuk Indikator setiap atasan terlibat dalam proses pengidentifikasian kebutuhan kompetensi dengan rata-rata jawaban bernilai 3,7813
TABEL III-2
RATA-RATA PENDAPAT RESPONDEN MENGENAI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA SEKRETARIAT KPU ACEH TAMIANG
TAHUN 2006
Sumber: Tabel III-1 (diolah).
Sedangkan untuk Indikator setiap unit memiliki peta kompetensi personil pada departemennya dengan rata-rata jawaban bernilai 4,2188. Untuk Indikator setiap atasan terlibat dalam proses pengembangan progam pelatihan untuk bawahannya dengan rata-rata jawaban bernilai 4,5625. Untuk Indikator penyusunan program pelatihan memanfaatkan informasi dari hasil penilaian karya dengan rata-rata jawaban bernilai 4,1250, dan untuk Indikator Program pelatihan mencerminkan permasalahan yang dihadapi perusahaan baik saat ini maupun proyeksi kebutuhan masa depan 3,9063.
Berdasarkan hasil analisa data melalui progaram SPSS tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata dari kesepuluh pertanyaan mengenai program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Aceh Tamiang berada jauh diatas kisaran angka 3 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tersebut adalah berkisar antara netral dan setuju terhadap berbagai program yang dijalankan pada instansi tersebut.

B.   Pembuktian Hipotesa

Berdasarkan hipotesa yang telah ditarik pada bab terdahulu maka melalui program SPSS dapat diperoleh pembuktian bahwa hasil rata-rata yang diperoleh dari jawaban responden menunjukkan angka diatas 3 (netral) sehingga dapat dianalisis bahwa hipotesa yang menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Aceh Tamiang telah berjalan lancar adalah dapat diterima dan terbukti.



BAB  IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.      Masih adanya kekurangan sumber daya manusia pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Aceh Tamiang sebanyak 13 orang yang telah diusulkan pada Instansi yang terkait.
2.      Sekretariat KPU Aceh Tamiang telah menjalankan program pelatihan dan pengembangan secara baik yang dibuktikan oleh hasil penyebaran kuisioner dengan jawaban rata-rata bernilai 3 (netral).
3.      Hipotesa yang ditarik dapat terbukti dengan menggunakan peralatan analisa rata-rata melalui Program Komputer SPSS.

B. Saran-Saran
1.      Agar pengembangan sumber daya manusia pada KPU Aceh Tamiang baik dari dalam (intern) dengan melakukan pendidikan dan pelatihan para pegawai maupun dari luar (ektern) dengan melakukan perekrutan pegawai baru untuk mengisi formasi yang masih kosong.
2.      Perekrutan pegawai baru dimaksudkan untuk mengurangi beban yang selama ini ditanggung oleh pegawai lama disebabkan adanya span of control yaitu keterbatasan seseorang terhadap sesuatu (keterbatasan waktu, tenaga, fikiran, uang, ide, keahlian dll).
3.      Sebaiknya dalam melakukan perekrutan pegawai baru tersebut adalah dari dalam organisasi terlebih dahulu seperti karyawan honor yang selama ini senantiasa membantu kelancaran operasional Sekretariat KPU Aceh Tamiang selama ini.
4.      Disarankan agar Sekretariat KPU Aceh Tamiang terus menerus mengadakan pelatihan dan pengembangan para pegawainya demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produkuktivitas kerja yang tinggi pada instansi yang bersangkutan.











DAFTAR PUSTAKA

Martoyo, Susilo, SE, Manajemen sumber Daya Manusia, Edisi 4, BPFE, Jakarta, 2000.

PP No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Latihan Pegawai Negeri Sipil.

Sondang, P, Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2002.

Sumarsono, Sony, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, Graha Ilmu, Jakarta, 2003.

 











Paling Banyak Diminati