Monday, 15 April 2019

Muhammad Reza







PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LABOUR TURN

OVER PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA-I

(PERSERO) UNIT KEBUN BARU LANGSA






S K R I P S I



Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

Guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase



O l e h



MUHAMMAD REZA

NPM : 00.1.0978


EKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN

(STIM) PASE LANGSA

2005 



KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Kompensasi Terhadap Labour Turnover Pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa“, guna memenuhi persyaratan menempuh gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase Langsa. Serta tak lupa pula kita sanjung sajikan selawat dan salam keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah membawa umatnya dari jalan kebodohan menuju  jalan yang berilmu pengetahuan.

            Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kepada:
1.      Keluarga yaitu orang tua, saudara-saudara tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan doa bagi penulis untuk mengikuti pendidikan ini hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2.      Bapak Drs. H. Said Yunus, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Pase Langsa dan sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
3.      Bapak Karyanto Moekty, SE, MM, selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu memberi bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.
4.    Bapak Saifuddin Puteh, SE, MM, selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik STIM Pase Langsa yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga terselesainya penulisan skripsi ini
4.      Bapak/Ibu Dosen pada STIM Pase Langsa, yang telah banyak membekali penulis dalam berbagai disiplin ilmu.
5.      Bapak Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa beserta para staff dan karyawan yang telah membantu memberikan data dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6.      Rekan-rekan seperjuangan yang telah menyumbangkan pikiran dan saran-saran ke arah penyelesaian skripsi ini.
            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kekeliruan baik dalam susunan kata maupun isinya. Oleh sebab itu penulis dengan segala senang hati  menerima sumbangan pikiran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
            Atas segala jerih payah dan bantuan yang diberikan itu, penulis tidak dapat membalasnya, semua ini penulis serahkan kepada Allah SWT semoga kita tetap berada dalam lindungan-Nya. Amiin.

Langsa,            2005
                                                                                                Penulis,

                                                                                                                                                   Muhammad Reza


DAFTAR  ISI

                                                                                                                  Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
ABSTRAKSI......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... vi

BAB  I  PENDAHULUAN................................................................................... 1
            A. Latar Belakang Permasalahan............................................................. 1
            B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian......................................................... 4
            C. Hipotesis.............................................................................................. 5
            D. Metode Pengumpulan Data................................................................ 5
            E. Metode Analisis Data……………………………..       .................. 6
            F. Peralatan Analisis................................................................................ 7
            G. Sistematika Penulisan......................................................................... 8

BAB  II  STUDI KEPUSTAKAAN..................................................................... 10
             A. Pengertian Kompensasi.................................................................... 10
             B. Jenis-jenis Kompensasi.................................................................... 11
             C. Tujuan Pemberian Kompensasi........................................................ 13
             D. Pengertian Labour Turnover............................................................ 14
             E. Pengaruh Labour Turnover............................................................... 15
            
BAB  III  HASIL PENELITIAN.......................................................................... 17
            A. Gambaran Umum Perusahaan............................................................ 17
            B. Tingkat Labour Turnover yang terjadi di Perusahaan...................... 22                                     
            C. Sistem Pemberian Kompensasi........................................................ 25

BAB  IV  PEMBAHASAN.................................................................................. 28 
           A. Analisis Tingkat Perkembangan Labour Turnover............................ 28     
           B. Analisis Pengaruh Kompensasi Terhadap Labour Turnover............ 30

BAB  V  KESIMPULAN dan SARAN-SARAN................................................ 32
             A. Kesimpulan........................................................................................ 32
             B. Saran-Saran........................................................................................ 33

DAFTAR KEPUSTAKAAN............................................................................... 34 
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 35




ABSTRAKSI

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LABOUR TURN
OVER PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA-I
(PERSERO) UNIT KEBUN BARU LANGSA

Nama                          : Muhammad Reza
NPM                           : 99.1.0781
Pembimbing I            : Drs. H. Said Yunus, MM
Pembimbing II           : Karyanto Moekty, SE, MM

Kebun Baru sebagai salah satu unit dari  PT. Perkebunan Nusantara–I (Persero) dalam kegiatan operasionalnya diharapkan dapat memberikan kontribusi laba sebagaimana yang diharapkan guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan, dengan upaya meningkatkan produktivitas para karyawannya tanpa mengenyampingkan berbagai komponen lainnya sehingga dapat memberikan kompensasi yang layak bagi para karyawannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap labour turn over dan untuk mengetahui  sistem kompensasi yang berlaku pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa. Sedangkan kegunaan penelitian adalah sebagai sumbangan pemikiran dan informasi guna membantu perusahaan dalam memecahkan masalah yang dihadapi terhadap pemberian kompensasi dan diharapkan akan berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam menemukan teori-teori baru yang berkaitan dengan kompensasi serta labour turnover.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ditelaah dengan literatur-literatur yang ada dengan menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif dengan menggunakan peralatan analisa korelasi dari Sri Adiningsih (2001:216), dan bantuan program SPSS.
Dari hasil penelitian dan analisa data diperoleh suatu hubungan garis lurus (Regresi Linier), antara kompensasi dan labour turnover yaitu : Y  =  9,430  + 0,0000001751 X  yang artinya nilai a (konstanta) sebesar 9,340 ini berarti bahwa tanpa dilihat variabel kompensasi maka labour turnover sebesar 9,430. Tapi hal ini tidak mempengaruhi secara significant karena t-hitung  < t tabel yaitu 0.247 < 0821 yang berarti bahwa variabel kompensasi mempengaruhi tidak secara significant (nyata). Selanjutnya untuk variabel kompensasi mempunyai koefisien regresi sebesar 0,0000001751, bila dimisalkan setiap kenaikan 1 terhadap X, maka akan terjadi kenaikan nilai Y sebesar 0,0000001751.
Koefisien determinasi ( r2 ) sebesar 0,995 atau 99,5% menunjukkan bahwa 99,5% Labour Turnover dipengaruhi oleh faktor kompensasi sedangkan sisanya sebesar 0,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Faktor lain tersebut diduga seperti disiplin kerja, kinerja, produktivitas dan lain sebagainya. Sehingga hipotesis dapat diterima.

DAFTAR TABEL



TABEL                                                                                             Halaman

III-1      JUMLAH KARYAWAN PT. PERKEBUNAN
             NUSANTARA-I (PERSERO) UNIT KEBUN BARU
             LANGSA TAHUN 2000-2004............................................................ 20


III-2     KEADAAN KARYAWAN PT. PERKEBUNAN
            NUSANTARA-I (PERSERO) UNIT KEBUN BARU
 LANGSA TAHUN 2000-2004............................................................ 21


III–3    STATUS KARYAWAN MENURUT GOLONGAN
            PT. PERKEBUNAN NUSANTARA-I (PERSERO)
            UNIT KEBUN BARU LANGSA TAHUN 2000-2004....................... 23


III-4    STANDAR GAJI, INSENTIF, DAN BONUS
           PT. PERKEBUNAN NUSANTARA-I (PERSERO)
           UNIT KEBUN BARU LANGSA TAHUN 2000-2004........................ 25


III-5    JUMLAH KOMPENSASI KARYAWAN
           PT. PERKEBUNAN NUSANTARA-I (PERSERO)
           UNIT KEBUN BARU LANGSA TAHUN 2000-2004........................ 26


IV-1   PERKEMBANGAN LABOUR TURNOVER
          PT. PERKEBUNAN NUSANTARA-I (PERSERO)
          UNIT KEBUN BARU LANGSA TAHUN 2000-2004......................... 29
          

IV-2    HASIL ANALISA REGRESI PENGARUH KOMPENSASI
           TERHADAP LABOUR TURNOVER PT. PERKEBUNAN
           NUSANTARA-I (PERSERO) UNIT KEBUN BARU LANGSA
           TAHUN 2000-2004................................................................................ 30



DAFTAR LAMPIRAN


LAMPIRAN                                                                                     Halaman
         I       REGRESSION................................................................................... 35



BAB  I
PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang Permasalahan

Untuk dapat meningkatkan pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh pimpinan dan organisasi, maka pentingnya faktor pendorong bagi karyawan untuk dapat bekerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu faktor kompensasi (imbalan atau balas jasa).
Kompensasi merupakan salah satu masalah yang sangat komplek dan perlu mendapat perhatian yang serius dari perusahaan, karena setiap melakukan pekerjaan atau menerima satu ikatan terhadap suatu pekerjaan, tujuan utama dari karyawan tersebut adalah untuk mendapatkan balas jasa atau kompensasi dari apa yang ia lakukan untuk perusahaan.
Kompensasi harus mempunyai dasar yang logik, rasional dan dapat dipertahankan karena menyangkut banyak faktor emosional dari sudut pandang karyawan. Biasanya perusahaan akan merancang dan mengasministrasikan kompensasi karyawan dengan begitu berencana. Bila kompensasi diberikan secara benar, karyawan akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
Kompensasi juga merupakan faktor penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi kerja di dalam melakukan aktifitas kerja secara rutin, melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pembagian tugas untuk dapat memacu semangat kerja yang tinggi.
Kompensasi penting bagi karyawan secara individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka sendiri diantara sesama karyawan, keluarga, dan juga masyarakat.
Tingkat kompensasi karyawan menentukan skala martabat dan harga diri mereka. Bila para karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, maka prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja mereka bisa menurun secara drastis.
Berkenaan dengan hal tersebut diatas sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang Agribisnis Pembudidayaan Perkebunan Kelapa Sawit yaitu PT.Perkebunan Nusantara–I (Persero) unit Kebun Baru, adalah unit perusahaan yang bergerak dibidang pertanian yang padat karya, dimana dalam kegiatan operasionalnya banyak menggunakan tenaga kerja manusia, hal ini sesuai dengan Tri Dharma perkebunan yaitu “Memenuhi fungsi sosial diantaranya berupa pemeliharaan dan penambahan lapangan kerja bagi warga Negara Republik Indonesia”.
Kebun Baru sebagai salah satu unit dari  PT. Perkebunan Nusantara–I (Persero) dalam kegiatan operasionalnya diharapkan dapat memberikan kontribusi laba atau keuntungan sebagaimana yang diharapkan guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang, dengan upaya meningkatkan produktivitas para karyawannya tanpa mengenyampingkan berbagai komponen lainnya sehingga dapat memberikan kompensasi yang layak bagi para karyawannya.
Apabila pendapatan karyawan pemanen benar-benar diperhatikan oleh perusahaan maka semangat kerja karyawan akan bertambah, dengan bertambahnya semangat kerja karyawan maka akan tercapai produktivitas yang tinggi pula, sehingga misi daripada perusahaan yaitu tercapainya target produksi kelapa sawit relatif lebih mudah dicapai. Sebaliknya apabila perusahaan kurang memperhatikan pengahasilan karyawan antara lain pemberian gaji, upah serta insentif atau kompensasi lainnya yang tidak sesuai dengan pengorbanan karyawan itu sendiri, maka semangat kerja akan turun dan pada gilirannya target produksi yang diharapkan tidak tercapai yang akhirnya semakin besar resiko kerugian pada perusahaan bisa saja perusahaan kehilangan karyawannya akibat turnover (keluar masuk karyawan) yang tinggi, oleh karena itu semakin besar pengorbanan yang diberikan oleh karyawan kepada perusahaan, maka semakin besar pula perusahaan memberikan balas jasa kepada karyawan sehingga terjadi keseimbangan hak dan kewajiban antara pihak perusahaan dan karyawan.
Disamping itu PT. Perkebunan Nusantara–I (Persero) Unit Kebun Baru juga merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai cara untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dan mencegah tingginya labour turnover adalah dengan memotivasi setiap hasil kerja melalui pemberian kompensasi bagi karyawan dari tingkat tertinggi sampai tingkat terendah. Yang mana setiap karyawan sangat menghargai kompensasi yang diberikan pihak perusahaan padanya, baik itu berupa barang, uang ataupun jasa.
Mengingat pentingnya pengaruh kompensasi terhadap labour turn over maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian berupa karya ilmiah (skripsi) dengan judul “Pengaruh Kompensasi Terhadap Labour Turnover Pada PT. Perkebunan Nusantara–I (Persero) Unit Kebun Langsa”

B.        Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan :

1.      Tujuan penelitian
a.       Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap labour turn over pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa.
b.      Untuk mengetahui  sistem kompensasi yang berlaku pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa.
2.   Kegunaan penelitian
a. Sebagai sumbangan pemikiran dan informasi guna membantu perusahaan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pemberian kompensasi
b. Secara teoritis penelitian yang dilaksanakan diharapkan akan berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam menemukan teori-teori baru yang berkaitan dengan kompensasi serta labour turnover
c. Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen pada STIM PASE Langsa.

 

C.        Hipotesis

Anggapan sementara Penulis adalah diduga kompensasi yang diberikan oleh perusahaan PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa.berpengaruh pada tingkat turnover.

D.        Metode Pengumpulan Data
Dalam usaha untuk mendapatkan data pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa serta berbagai informasi yang diperlukan dalam penulisan ini maka penulis mengadakan penelitian dengan cara:
1.      Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung pada objek yang akan diteliti dengan tujuan untuk mendapatkan datum-datum yang relevan. Penelitian lapangan dapat dilakukan dengan cara berikut:
a.       Wawancara
Adalah mengumpulkan data dengan meminta penjelasan langsung dari pihak yang mempunyai kaitan secara langsung dengan objek penelitian, sehingga mendapat data yang sebenarnya dan faktual.
b.      Observasi (Pengamatan)
Yaitu merupakan kegiatan pengumpulan data yang penting dilakukan dengan cara mengamati secara langsung pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa yang kemudian menganalisanya secara ilmiah.
2.      Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Untuk memperoleh atau mendapatkan data sekunder yang merupakan pendukung data primer, maka penulis melakukan dengan cara mengutip pendapat-pendapat atau teori-teori dan pemahaman-pemahaman yang mepunyai kaitan dengan penulisan ini dengan cara membaca dan menyalin literatur-literatur pada Perpustakaan STIM Pase Langsa maupun menelaah buku-buku yang penulis miliki.

E.         Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ditelaah dengan literatur-literatur yang ada dengan menggunakan metode sebagai berikut :
1.      Metode Kualitatif
Merupakan suatu metode analisa data yang akan diuraikan dan didukung oleh pendapat para ahli sebagai landasan teoritis.
2.      Metode Kuantitatif
Merupakan metode analisa data, dimana data yang akan diuraikan dalam bentuk angka–angka untuk mendukung analisa kwalitatif. Data yang mendukung metode kualitatif.

F.         Peralatan Analisis

Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap labour turnover pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa, penulis menggunakan analisa korelasi maka dipergunakan rumus analisa korelasi Sri Adiningsih (2001:216) sebagai berikut :
                              n
                              Σ    xiyi – nx y
                              1
r  =
n                        n
Σ  x2i – nx2        Σ  y2i – ny2
               1                        1


Dimana  :
r    =  Koefesien Korelasi
n    =  Jumlah responden
                   y I = Labour turnover
x i   = Kompensasi
y    = Nilai rata-rata dari y i
x      = Nilai rata-rata dari x I
r2   = Koefisien Determinasi
Dengan analisa tersebut dapat diketahui tingkat korelasi atau hubungan r  antara x i dan y i dengan ketentuan sebagai berikut :
Korelasi terletak antara -1 dan 1 :
-1    r     1
Dengan interpretasi :
(i)            Korelasi = -1; hubungan linier negatif sempurna, bahwa kompensasi mempengaruhi labour turnover
(ii)         Korelasi = 1; hubungan linier positif sempurna, bahwa kompensasi mempengaruhi labour turnover
(iii)       Korelasi = 0; tidak ada hubungan linier, bahwa tidak ada kompensasi mempengaruhi labour turnover
(iv)        Semakin besar nilai korelasi absolut, semakin kuat hubungan linier antara  variabel random.
Sedangkan untuk mengetahui perkembangan tingkat labour turnover karyawan digunakan peralatan analisa dari J. Supranto (2000:63), yaitu :
                                                            Frekuensi Kelas



Frekuensi Relatif dari suatu kelas        =                                             
                                                                        n

Dimana:
Frekuensi Relatif         = Perkembangan  tingkat labour turn over (%)
Frekuensi Kelas           = Jumlah karyawan per masing-masing golongan per tahun
n                                    = Jumlah keseluruhan karyawan per tahun

G.       Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini disajikan dalam beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB   I    Pendahuluan
Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, Metode Analisis Data, Peralatan Analisis, serta Sistematika Penulisan.
BAB  II   Studi Kepustakaan
Berisikan Pengertian Kompensasi, dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi, Tujuan Kompensasi, Pengertian Labour Turnover, Pengaruh Labour Turnover.
  BAB III   Hasil Penelitian
Menguraikan tentang Gambaran Umum Perusahaan, Tingkat Labour Turnover yang terjadi di Perusahaan, Sistim Pemberian Kompensasi.
        BAB  IV Pembahasan
Berisikan Analisis Tingkat Perkembangan Labour Turnover, Analisis Pengaruh Kompensasi Terhadap Labour Turnover.
        BAB  V   Kesimpulan dan Saran-saran
Berisikan kesimpulan dan saran-saran dari bab-bab  terdahulu.










BAB  II
STUDI KEPUSTAKAAN

A.     Pengertian Kompensasi

Suatu organisasi dalam upaya meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja para karyawannya adalah melalui kompensasi yang diberikan dalam bentuk uang atau lain sebagainya yang merupakan hak bagi karyawan untuk menerimanya.
Berikut pendapat beberapa para ahli mengenai kompensasi.
Alma (2002:185) Kompensasi adalah merupakan imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya yang dapat dinilai dengan uang. Kompensasi merupakan pelaksanaan fungsi actuating dalam manajemen yaitu menggerakkan orang-orang agar mau bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Kepentingan para pekerja harus mendapat perhatian dalam arti bahwa kompensasi yang diterimanya atas jasa yang diberikan kepada organiasasi harus memungkinkannya mempertahankan harkat dan martabatnya sebagai insan yang terhormat.
Menurut Siagian (2002:253) Kompensasi adalah sistim yang mampu menjamin kepuasan kerja organisasi yang pada gilirannya memungkinkan organisasi memperoleh, memelihara, dan mempekerjakan sejumlah orang yang berbagai sikap dan perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan organisasi.
Dalam mengembangkan dan menerapkan suatu sistem imbalan/kompensasi tertentu, kepentingan organisasi dan kepentingan para pekerja mutlak perlu diperhitungkan.
Menurut Umar (2003:166) Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Sebelum kompensasi diberikan terlebih dahulu dilakukan proses kompensasi yaitu suatu jaringan berbagai subproses untuk memberikan balas jasa kepada karyawan bagi pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi mereka agar mencapai tingkat prestasi yang diinginkan.

Selanjutnya Martoyo (2000:126) Kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa bagi “employers” maupun employees” baik yang langsung berupa uang (financial) maupun yang tidak langsung berupa uang (nonfinancial).
Sedangkan menurut Alma (2002:202) sebuah defenisi mengenai kompensasi mengatakan bahwa: Compensation is all form of pay or benefit for employees that their employment.
Selain itu kompensasi juga merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena jasa merupakan komponen biaya yang harus perusahaan keluarkan sebagai balas jasa atas nilai kerja karyawan.

B.    Jenis-jenis Kompensasi

Alma (2002:204), ada berbagai jenis benefit yang diterima oleh karyawan, yaitu:
-     Supplemental pay benefit yaitu benefit yang diberikan kepada karyawan yang tidak bekerja misalnya karena libur, cuti, atau karyawan dirumahkan, PHK, dan sebagainya.
-     Di negara maju ada kewajiban perusahaan membayar pajak untuk memberi tunjangan kepada para penganggur. Pengangguran disebabkan oleh karena negara tidak dapat menyediakan lapangan pekerjaan untuk seluruh warga negaranya. Pajak ini dikumpulkan oleh pemerintah dan didistribusikan oleh pemerintah, ini disebut unemployment  compensation
-     Insurance benefits, ini disediakan dalam bentuk asuransi kecelakan, kesehatan, asuransi jiwa dan sebagainya.
-     Retirement benefits, yaitu pembayaran yang akan diterima oleh karyawan apabila mereka pensiun.

Alma (2002:202) bentuk pembayaran atau benefits yang diterima oleh karyawan adalah:
a.   Direct financial seperti wages, salaries dan bonus
b.  Indirect payments seperti fringe benefits yaitu keuntungan dalam bentuk asuransi dan cuti, libur
c.  Nonfinancial reward yaitu penghargaanbukan dalam bentuk uang seperti pekerjaan, jabatan yang menjanjikan masa depan, pengaturan jam kerja yang lebih santai/fleksibel.

 Umar (2003:166) imbalan atau balas jasa yang diterima karyawan  dibagi atas dua macam, yaitu imbalan yang bersifat financial (sering disebut kompensasi langsung), satu lagi nonfinancial (sering disebut kompensasi pelengkap atau kompensasi tidak langsung) yang tidak secara langsung berkaitan dengan prestasi kerja.
Alma (2002:185) kompensasi atau imbalan ini termasuk didalamnya upah, gaji, insentif, komisi, dan sebagainya yang mengikat karyawan sehingga karyawan mau dan senang bekerja

C. Tujuan Pemberian Kompensasi

Kompensasi ini merupakan masalah yang komplek dalam perusahaan sebab bukan saja harus memuaskan karyawan tetapi juga harus dapat mendorong semangat kerja mereka
Martoyo (2001:128) Tujuan pemberian kompensasi dalam suatu organisasi, jelas mengandung tujuan-tujuan positif. Antara lain tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi.. Karyawan menerima kompensasi berupa upah, gaji atau bentuk lainnya adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau dengan kata lain kebutuhan ekonominya. Dengan adanya kepastian menerima upah ataupun gaji tersebut secara periodik, berarti adanya jaminan “economic security”-nya beserta keluarga yang menjadi tanggungannya.
b.      Pengkaitan kompensasi dengan Produktivitas Kerja. Dalam pemberian kompensasi yang makin baik akan mendorong karyawan bekerja dengan makin produktif. Dengan produktivitas yang tinggi, ongkos karyawan per unit/produksi bahkan akan semakin rendah.
c.      Pengkaitan Kompensasi dengan Sukses Perusahaan. Makin berani suatu perusahaan/organisasi memberikan kompensasi tinggi, makin menunjukkan betapa makin suksesnya sesuatu perusahaan tersebut. Sebab pemberian kompensasi yang tinggi hanya mungkin apabila pendapatan perusahaan yang digunakan untuk itu makin besar. Berarti beruntung makin besar.
d.      Pengkaitan Antara Keseimbangan Keadilan Pemberian Kompensasi. Ini berarti bahwa pemberian kompensasi yang tinggi harus dihubungkan atau diperbandingkan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh karyawan yang bersangkutan pada jabatan dan kompensasi yang tinggi tersebut. Sehingga ada keseimbangan antara “Input” (syarat-syarat) dan “Output” (tingginya kompensasi yang diberikan).

Alma (2002:203) Beberapa tujuan yang tercakup dalam kompensasi antara lain:
·    Kompensasi harus dapat memenuhi kebutuhan minimal karyawan. Mengenai hal ini sudah ada ketentuan minimal UMR -  Upah Minimun Regional dari Pemerintah
·    Kompensasi ahrus dapat mengikat, artinya dengan kompensasi yang memadai, dapat menghindarkan karyawan pindah ke perusahaan lain. Terutama karyawan terampil, jangan sampai di bajak, ditarik oleh perusahaan dengan iming-iming kompensasi yang lebih tinggi.
·    Kompensasi harus dapat memotivasi karyawan. Dengan adanya sistem kompensasi yang baik, misalnya dengan memberi insentif akan dapat merangsang semangat kerja karyawan
·    Kompensasi harus adil, artinya bukansama rata, tapi ada pertimbangan yang matang atau rasional dalam pemnerian kompensasi. Jangan ada pilih kasih, gaji berbeda-beda antar etnis, atau faktor kedekatan dengan pimpinan. Hal-hal seperti ini akan menimbulkan kecemburuan sosial.
·    Kompensasi tidak boleh statis. Artinya tidak ada perubahan dalam jangka lama. Padahal keadaan ekonomi dan harga sudahnaik sekian kali lipat. Jadi kompensasi harus mempertimbangkan keadaan rill pasar di masyarakat. Bila ini tidak diperhatikan menyebabkan kegelisahan karyawan. Perasaan gelisah yang terselubung ini pada suatu ketika akan meledak dalam bentuk demonstrasi.
·    Kompensasi harus bervariasi, artinya kompensasi yang diberikan tidak perlu dalam bentuk uang saja, tetapi hars dibuat variasi tertentu dengan mempertimbangkan kompensasi dalam bentuk in natura dan berbagai fasilitas.



D. Pengertian Labour Turnover

Berikut beberapa pengertian tentang Labour Turnover dari pendapat beberapa para ahli, yaitu:
Mathis dan Jackson (2001:102), masuk-keluar (turnover) tenaga kerja berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. Masuk-keluar terjadi pada saat tenaga kerja meninggalkan organisasi dan harus digantikan. Masuk-keluar yang tinggi menimbulkan biaya yang tinggi, salah satunya adalah pengaruh produktivitas.
Martoyo (2000:35), Perputaran Karyawan (“Turnover”) dengan “perputaran” (turnover) karyawan, dimaksudkan : aliran para karyawan yang masuk dan keluar organisasi (perusahan), yang pada dasarnya merupakan petunjuk kestabilan karyawan. Makin tinggi atau makin sering terjadi pergantian (keluar-masuk) karyawan, yang berarti makin besarlah kerugian organisasi (perusahan) yang bersangkutan.

Mathis dan Jackson (2001:102), masuk-keluar sering diklasifikasikan sebagai sukarela atau tidak sukarela. Masuk-keluar tidak sukarela terjadi pada saat tenaga kerja diberhentikan. Masuk-keluar sukarela terjadi pada saat tenaga kerja meninggalkan organisasi atas permintaan sendiri disebabkan beberapa faktor. Faktor alasan termasuk kurang tantangan, kesempatan yang lebih baik di tempat lain, gaji, pengawasan, letak geografis dan tekanan. Tentunya tidak semua masuk keluar negatif. Kehilangan beberapa tenaga kerja kadang memang diinginkan. Apalagi jika tenaga kerja yang pergi adalah tenaga kerja yang kinerjanya rendah .
                                                                                                                                                                                          

E. Pengaruh Labour Turnover
Turnover yang tinggi pada suatu bidang dalam suatu organisasi, menunjukkan bahwa bidang yang bersangkutan perlu diperbaiki kondisi kerjanya atau cara pembinaannya.
Mathis & Jackson (2001:102), turnover dapat mempengaruhi: waktu pelatihan dan waktu pemilihan tenaga kerja baru yang bertambah, hilangnyaefisiensi kerja, dan biaya tidak langsung lainnya. Akan tetapi biaya bukanlah satu-satunya alasan masuk keluar itu begitu penting. Waktu pelatihan yang panjang, jadwal yang terganggu, tambahan waktu lembur, kesalahan-kesalahan dan tidak memiliki tenaga kerja yang berwawasan adalah contoh-contoh frustasi yang berhubungan dengan masuk-keluar yang tinggi.

Martoyo (2000:35), Turnover dapat menyebabkan:
1.  Timbulnya biaya baru untuk penarikan karyawan baru
2.  Timbulnya tambahan biata latihan untuk karyawan baru
3.  Perlunya waktu penyesuaian  bagi karyawan
4. Peralatan produksi (bagi suatu organisasi yang berbentuk badan usaha/perusahaan) mungkin terpaksa tidak dapat digunakan selama proses pergantian dan sebagainya.

Mathis dan Jackson (2001:103), masuk keluar dapat dikendalikan dengan berbagai cara. Selama proses perekrutan, garis besar pekerjaan dan gambaran pekerja dipresentasikan sehingga realitas pekerjaan sesuai dengan ekspektasi dari tenaga kerja baru. Cara terbaik untuk menghilangkan masuk-keluar sukarela adalah dengan memperbaiki proses seleksi dan menyesuaikan pelamar dengan pekerjaan. Dengan proses seleksi yang baik dan menerima tenaga kerja yang tidak akan menimbulkan masalah disiplin dan kinerja yang rendah, perusahaan dapat mengurangi masuk keluar tidak sukarela.



BAB  III
HASIL PENELITIAN

A.         Gambaran Umum Perusahaan
PTP Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru adalah perusahaan BUMN yang bergerak dibidang agribisnis pembudidayaan perkebunan kelapa sawit yang padat karya dimana dalam kegiatan operasional sehari-hari banyak menggunakan tenaga kerja manusia. Guna memperlancar kegiatan operasional perusahaan, pihak manajemen Kebun Baru menempatkan karyawannya kedalam beberapa kegiatan atau bagian sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
Dalam hal ini pihak manajemen Kebun Baru membagi kegiatan operasionalnya kedalam 4 (empat) jenis kegiatan, yaitu :
1.      Kegiatan Pemanenan.
Kegiatan Pemanenan ini adalah bagian yang menangani pemanenan TBS kelapa sawit. Pekerjaan pemanenan ini dikerjakan oleh karyawan pemanen dan pelaksanaan pemanenan tersebut terdiri atas 9 (sembilan) Afdeling dengan tugas-tugas pemanenan antara lain
-         Melaksanakan tugas pemanenan TBS (Tandan Buah Segar), bagi kelapa sawit yang sudah  mencapai kriteria untuk dipanen sesuai basis borong yang telah ditentukan.
-         Membawa dan meletakkan TBS yang sudah dipanen ke Tempat Pemungutan Hasil (TPH).
-         Menurunkan, memotong/menunas dan menyusun pelepah dengan rapi.
2.      Bagian Tehnik
Bagian tehnik adalah bagian yang menangani masalah-masalah tehnik perkebunan dengan tugas-tugas antara lain :
-         Memelihara, memeriksa dan  memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada seperti ; listrik, penyaluran air, perumahan dan lainnya.
-         Memperbaiki kerusakan mobil pengangkut (truk) TBS, traktor, dan lainnya.
3.      Bagian Keamanan
Bagian keamanan adalah bagian yang mengurusi masalah keamanan diseputar perkebunan, apabila adanya gangguan dari dalam maupun dari luar.
4.      Bagian Kantor
Bagian kantor merupakan bagian yang menangani urusan administrasi perkebunan dimulai dari unit kerja terkecil yang disebut afdeling sampai kepada administrai kebun pada kantor administrasi Kebun Baru. Bagian kantor memiliki tugas-tugas sebagi berikut :
-         Menyusun daftar gaji dan yang berhubungan dengan hak-hak sosial lain  karyawan.
-         Menyusun dan mengolah hasil produksi dilapangan dan lain-lain.
    Dari uraian diatas jelas terlihat pemisahan tugas antara satu bagian dengan bagian yang lain, sehingga setiap bagian memiliki kegiatan tersendiri. Meskipun dalam kegiatannya mereka bekerja secara terpisah, namun diantara bagian-bagian tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dan saling terkait satu dengan lainnya.
Pada bagian tehnik mendukung kesiapan dan kelancaran  truk pengangkut TBS agar siap digunakan  setiap hari, memeriksa dan memperbaiki kerusakan listrik, air, komputer dan yang lainnya yang ada dibagian kantor.
 Bagian keamanan, menjaga dan mengawasi lingkungan sekitar perkebunan, baik itu dibagian  kantor dengan menempatkan satpam maupun dibagian lapangan, dengan mengerahkan petugas “pamswakarsa” dengan tujuan untuk mengawasi kebun agar terhindar  dari pengrusakan dan pencurian TBS baik yang masih berada dipohon maupun yang menjadi  hasil  karyawan pemanen.
Sedangkan bagian kantor mendukung bagian panen, tehnik dan keamanan  dalam mengolah berbagai data dan laporan yang masuk dari bagian-bagian tersebut dan mengurusi pembayaran gaji, keluhan-keluhan, sakit, dan yang berhubungan dengan hak-hak sosial lainnya.
Dengan demikian antara satu bagian dengan bagian lainnya berada pada satu garis koordinasi yang sama sehingga mampu menunjang kelancaran tugas dan pencapaian tujuan perusahaan seperti yang diharapkan.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam kegiatan operasionalnya PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa bersifat padat karya. Jadi tidak mengherankan bila Kebun Baru banyak menggunakan tenaga kerja. Sebagai gambaran mengenai jumlah karyawan pada PTPN-I (Persero) Unit  Kebun Baru Langsa dari tahun 2000-2004, dapat dilihat pada tabel III–1 berikut ini:
TABEL III–1
JUMLAH KARYAWAN
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA-I (PERSERO)
UNIT KEBUN BARU LANGSA
TAHUN 2000-2004
No.
Tahun
Jumlah Tenaga Kerja
(orang)

1.
2.
3.
4.
5.

2000
2001
2002
2003
2004

1.043
1.068
937
911
949
      Sumber: PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru, 2005
Berdasarkan Tabel III-1 dapat dilihat bahwa jumlah karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara–I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa pada tahun 2000 sebanyak 1.043 orang, pada tahun 2001 mengalami kenaikan jumlah karyawan sebanyak 1.068 orang, pada tahun 2002 sampai 2004 terjadi penurunan karyawan sebanyak 937 orang, 911 orang  dan 949 orang.
Dari jumlah tersebut diatas pihak manajemen telah menempatkan karyawannya sesuai dengan tingkat pendidikan dan keahliannya, dengan demikian  diharapkan setiap tugas yang diberikan dapat disesuaikan dengan pendidikan dan keahlian karyawannya.
Bagi karyawan yang benar-benar telah berprestasi dalam pekerjaannya perusahaan akan memberikan promosi baik itu kenaikan pangkat, golongan dan jabatan  sesuai dengan  bidang pekerjaan  masing-masing.  Oleh karena itu setiap karyawan dituntut untuk mampu berbuat dan bekerja sebaik mungkin guna meraih prestasi terbaik, yang dengan cara itu diharapkan akan mendorong  karyawan bersangkutan untuk memperoleh promosi jabatan dan kenaikan golongan.



Data selengkapnya mengenai keadaan karyawan PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa menurut pendidikan/golongan dapat kita lihat pada tabel III–2 berikut ini:

Berdasarkan Tabel III–2 diatas diperoleh gambaran bagaimana tingkat pendidikan mempengaruhi peningkatan golongan dengan berbagai tingkat persentase. Ternyata sebanyak 74,6 % karyawan Kebun Baru berpendidikan SD, 10,6 % SLTA dan 9,2% % SLTP dan hanya 5,6 % yang berpendidikan S1.
Hal ini dapat dimaklumi dikarenakan sebagian besar kegiatan operasional perusahaan dititik beratkan pada bagian produksi yang membutuhkan  tenaga dan kemampuan karyawan untuk melakukan pemanenan TBS.
Disamping itu adanya anggapan, pendapat atau opini dari para karyawan bahwasanya yang terpenting adalah dapat bekerja pada suatu perusahaan dengan penghasilan cukup untuk menafkahi keluarga. Ditambah pula dengan sulitnya mencari lowongan pekerjaan dengan tingkat pendidikan yang rendah, disebabkan dengan persaingan tingkat pendidikan yang semakin ketat.

B.    Tingkat Labour Turnover yang terjadi di Perusahaan
Perusahaan besat dan terkenal dengan nama PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa tidaklah terlepas dari masalah Sumber Daya Manusia yaitu mengenai labour turnover (tingkat keluar masuk karyawan) dari tahun ke tahun selalu mengalami naik turun komposisi karyawan baik yang keluar secara mengundurkan diri, pindah kerja ke unit lain, ataupun di PHK dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini yang menunjukkan labour turnover selama lima periode yaitu dari tahun 2000-2004  sesuai dengan status karyawan menurut golongan.


Berdasarkan tabel III-3 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2000 untuk karyawan yang mempunyai golongan IIC/D berjumlah 13 orang, golongan IIB berjumlah 25 orang, golongan IIA berjumlah 25 orang, golongan ID berjumlah 73 orang, golongan IC berjumlah 76 orang, golongan IB berjumlah 69 orang, dan golongan IA berjumlah 763 orang.
Sedangkan pada tahun 2001 jumlah karyawan dipengaruhi oleh labour turnover sehingga untuk karyawan yang mempunyai golongan IIC/D berjumlah 15 orang, golongan IIB berjumlah 21 orang, golongan IIA berjumlah 30 orang, golongan ID berjumlah 75 orang, golongan IC berjumlah 80 orang, golongan IB berjumlah 73 orang, dan golongan IA berjumlah 774 orang.
Demikian juga pada tahun 2002 jumlah karyawan menjadi berfluktuasi (naik/turun) akibat adanya tingkat labour turnover terhadap masing-masing golongan, untuk karyawan yang mempunyai golongan IIC/D berjumlah 10 orang, golongan IIB berjumlah 16 orang, golongan IIA berjumlah 25 orang, golongan ID berjumlah 73 orang, golongan IC berjumlah 75 orang, golongan IB berjumlah 65 orang, dan golongan IA berjumlah 673 orang.
Pada tahun 2003 labour turnover terjadi sehingga karyawan yang mempunyai golongan IIC/D berjumlah 10 orang , golongan IIB berjumlah 14 orang, golongan IIA berjumlah 26 orang, golongan ID berjumlah 69 orang, golongan IC berjumlah 69 orang, golongan IB berjumlah 59 orang, dan golongan IA berjumlah 664 orang.
Untuk tahun 2004 labour turnover terjadi sehingga karyawan yang mempunyai golongan IIC/D berjumlah 13 orang, golongan IIB berjumlah 17 orang, golongan IIA berjumlah 30 orang, golongan ID berjumlah 75 orang, golongan IC berjumlah 80 orang, golongan IB berjumlah 64 orang, dan golongan IA berjumlah 670 orang.
Menurut hasil penelitian tingkat labour turnover yang terjadi berdasarkan Golongan pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa selama lima periode terakhir yaitu 2000-2004 yang telah dijelaskan diatas selalu mengalami naik turun komposisi karyawan, selain memang adanya pengangkatan golongan bagi karyawan yang dipromosikan dan penurunan jabatan (golongan) bagi karyawan yang dianggap bermasalah, juga adanya penerimaan tenaga kerja baru.
Selain itu terjadinya labour turnover juga diakibatkan adanya karyawan yang di PHK karena keinginan sendiri ataupun karena melakukan kesalahan fatal sehingga tidak dapat ditoleransi lagi oleh perusahaan, dan adanya karyawan yang pindah kerja ke bagian atau unit kerja lain baik intern maupun ekstern, serta karyawan pensiun dan lain sebagainya.

C.    Sistem Pemberian Kompensasi



Sistim pemberian kompensasi yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa dibayarkan kepada karyawannya setiap bulan ditambah dengan insentif dan bonus menurut ketentuan yang berlaku pada perusahaan. Secara lebih jelasnya pemberian kompensasi adalah seperti terlihat pada tabel III-4 berikut.
Berdasarkan Tabel III-4 diatas dapat dilihat bahwa standar gaji yang dibayarkan berdasarkan golongan tidak sama jumlahnya  demikian juga halnya dengan pemberian insentif yang diberikan perusahaan kepada para karyawannya dalam tingkat yang berbeda pula. Kebijaksanaan perusahaan dalam pemberian bonus bervariasi untuk setiap jabatan pada perusahaan. Dengan total pembayaran gaji per bulan sebesar Rp4.830.000,- dan total pembayaran insentif per tahun sebesar Rp2.955.000,- serta total pembayaran bonus per tahun sebesar Rp5.900.000,-.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar jumlah kompensasi yang diterima oleh karyawan PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa selama lima periode yaitu tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 dapat dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan Tabel III-5 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah kompensasi yang diterima karyawan sesuai dengan golongan masing-masing pada tahun 2000 PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa mengeluarkan kompensasi untuk semua golongan sebesar Rp5.885.915.000,-, pada tahun 2001 sebesar Rp6.049.595.000,- pada tahun 2002 sebesar Rp5.288.195.000,- pada tahun 2003 sebesar Rp5.130.395.000,- dan pada tahun 2004 sebesar Rp5.412.335.000,-.
Sedangkan total pembayaran kompensasi selama lima tahun terakhir untuk galongan IIC/D adalah sebesar Rp837.400.000,- untuk golongan IIB sebesar Rp973.155.000 untuk golongan IIA sebesar Rp1.271.450.000,- untuk golongan ID sebesar Rp2.831.050.000,- untuk golongan IC sebesar Rp2.354.000.000,- untuk golongan IB sebesar Rp1.846.250.000,- dan untuk golongan IA sebesar Rp17.653.130.000,-.

 

BAB  IV
PEMBAHASAN

A.         Analisis Tingkat Perkembangan Labour Turnover

Selama perjalanan usahanya PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa masih saja mengalami tingkat keluar masuk karyawan. Pada saat tenaga kerja meninggalkan organisasi atas permintaan sendiri disebabkan beberapa faktor. Faktor alasan termasuk kurang tantangan, kesempatan yang lebih baik di tempat lain, gaji, pengawasan, letak geografis dan tekanan. Tentunya tidak semua keluar masuk karyawan ini bersifat negatif. Kehilangan beberapa tenaga kerja kadang memang diinginkan oleh perusahaan dengan alasan penghematan, apalagi jika tenaga kerja yang pergi adalah tenaga kerja yang kinerjanya rendah.
Keluar masuk karyawan pada suatu organisasi (perusahan), pada dasarnya merupakan petunjuk kestabilan karyawan. Makin tinggi atau makin sering terjadi pergantian (keluar-masuk) karyawan, berarti makin besarlah kerugian organisasi (perusahan) yang bersangkutan.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perkembangan tingkat keluar masuk karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa maka dapat dilihat pada tabel IV-1 berikut.




Berdasarkan Tabel IV-1 tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa perkembangan tingkat keluar masuk karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa sangat bervariasi baik dari golongan tertinggi sampai dengan golongan terendah.
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa hal ini disebabkan karena adanya beberapa orang karyawan yang dimutasikan keluar daerah, ada yang mengundurkan diri, ada yang didegradasi atau diturunkan jabatannya karena membuat kesalahan, ada yang dipromosikan sehingga menduduki jabatan lebih tinggi dan ada pula yang di putuskan hubungan kerjanya (PHK) oleh perusahaan karena kesalahan yang diperbuat oleh karyawan tersebut yang tidak dapat ditolerir lagi oleh perusahaan.


B.         Pengaruh Kompensasi Terhadap Labour Turnover




Untuk mengetahui sejauh mana kompensasi yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa selama lima periode terakhir yaitu tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 mampu mempengaruhi labour turnover, dalam hal ini variabel terikat (dependen variabel) adalah Labour tournover sangat tergantung pada variabel bebas yang mempengaruhinya. Variabel bebas ini berupa pemberian kompensasi oleh perusahaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel IV-2 berikut ini:

Berdasarkan Tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,998 ini berarti keeratan hubungan antara variabel terikat yaitu Labour Turnover dengan variabel bebas kompensasi adalah tinggi atau kuat dan positif.
Sementara itu koefisien determinasi ( r2 ) sebesar 0,995 atau 99,5% menunjukkan bahwa 99,5% Labour Turnover dipengaruhi oleh faktor kompensasi sedangkan sisanya sebesar 0,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Faktor lain tersebut diduga seperti disiplin kerja, kinerja, produktivitas dan lain sebagainya. Sehingga hipotesis dapat diterima.
Nilai t-hitung dengan tingkat significant 95% untuk variabel kompensasi diperoleh angka sebesar 25,554 dengan demikian t-hitung > t tabel sebesar 1,960 dan significant pada a = 0,05 diperoleh angka 0,000 berarti kompensasi berpengaruh secara significant terhadap labour turnover PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa.
Dari hasil perhitungan berdasarkan data yang terkumpul didapat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y  =  9,430  +  0,0000001751 X
Yang artinya nilai a (konstanta) sebesar 9,340 ini berarti bahwa tanpa dilihat variabel kompensasi maka labour turnover sebesar 9,430. Tapi hal ini tidak mempengaruhi secara significant karena t-hitung  < t tabel yaitu 0.247 < 0821 yang berarti bahwa variabel kompensasi mempengaruhi tidak secara significant (nyata).
Selanjutnya pada variabel kompensasi mempunyai koefisien regresi sebesar 0,0000001751, bila dimisalkan setiap kenaikan 1 terhadap X, maka akan terjadi kenaikan nilai Y sebesar 0,0000001751.


BAB  V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A.         Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada objek penelitian, serta analisis data yang dilakukan pada bab pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Dan dari perhitungan koefisien korelasi ( r ) sebesar 0,998 ini berarti keeratan hubungan antara variabel terikat yaitu Labour Turnover dengan variabel bebas kompensasi adalah tinggi atau kuat dan positif.
2.      Koefisien determinasi ( r2 ) sebesar 0,995 atau 99,5% menunjukkan bahwa 99,5% Labour Turnover dipengaruhi oleh faktor kompensasi sedangkan sisanya sebesar 0,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Faktor lain tersebut diduga seperti disiplin kerja, kinerja, produktivitas dan lain sebagainya. Sehingga hipotesis dapat diterima.
3.      Dari hasil penelitian dan analisa data diperoleh suatu hubungan garis lurus (Regresi Linier), antara kompensasi dan labour turnover yaitu : Y  =  9,430  + 0,0000001751 X  yang artinya nilai a (konstanta) sebesar 9,340 ini berarti bahwa tanpa dilihat variabel kompensasi maka labour turnover sebesar 9,430. Tapi hal ini tidak mempengaruhi secara significant karena t-hitung  < t tabel yaitu 0.247 < 0821 yang berarti bahwa variabel kompensasi mempengaruhi tidak secara significant (nyata).

B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan atas masalah yang dihadapi antara lain :
1.       Hendaknya PT. Perkebunan Nusantara-I (Persero) Unit Kebun Baru Langsa dapat meningkatkan lagi pemberian kompensasi kepada para karyawannya sehingga dapat mengurangi tingkat labour turnover
2.       Diharapkan perusahaan agar lebih berhati-hati dalam merekrut menyeleksi karyawan baru dan senantiasa memberi pelatihan yang baik terhadap karyawan, guna meningkatkan laba dan menjaga kontinuitas karyawan.
3.       Sebaiknya perusahaan memperbaiki proses seleksi dan menyesuaikan pelamar dengan pekerjaan. Dengan proses seleksi yang baik dan penerima tenaga kerja yang benar, maka tidak akan menimbulkan masalah disiplin dan kinerja yang rendah, sehingga perusahaan dapat mengurangi labour turnover/masuk keluar karyawan.












DAFTAR  KEPUSTAKAAN


Adiningsih, Sri, DR, Statistik, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2001.


Gaspersz, Vincent, Dr, M.St., CIQA, CPIM, (2000), Managemen Produktifitas Total, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta


Martoyo, Susilo, Kolonel Kal. (Purn), SE, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta.


Robert L. Mathis, John H. Jackson, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1, Penerbit Salemba, Jakarta


Sinungan, Muchdarsyah, (1998), Produktivitas, Penerbit Bina Aksara, Jakarta


Sondang, P. Siagian, MPA Prof, (2002), Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta.


Sumarsono, Sonny, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, Graha Ilmu, Yogyakarta.


Supranto, J, Statistik, Teori dan Aplikasi, Jilid  I, Erlangga, Jakarta.






























                                  



 



















Paling Banyak Diminati